Metode Pengumpulan Data Operasionalisasi Variabel Penelitian

50 kecakapan atau pertimbangan pribadi. Sekaran 2006:137 menyatakan judgement sampling melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat yang paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan. Kriteria daripada sampel yang diambil diantaranya adalah : Ini berarti penentuan sampel tidak acak, tetapi menunjuk pada KAP tertentu yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait penelitian ini. 1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik KAP di Jakarta Selatan dan terdaftar di IAPI tahun 2012. 2. Auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka Library Research Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 51 2. Penelitian Lapangan Field Research Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, dimana peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.

D. Metode Analisis Data

Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata dan standar deviasi, juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi dan lama bekerja Ghozali, 2009:19. 52 Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Pengujian instrumen penelitian terdiri atas dua jenis pengujian. Berikut dua jenis pengujian tersebut. 1. Uji Validitas Cooper dan Schindler 2006, dalam Zulganef 2008: 110 mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana suatu pengukuran uji variable benar-benar mengukur variabel yang ingin diukur. Pengujian validitas dalam penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian validitas dalam penelitian survei. Dalam pengujian validitas pada penelitian survei, terdapat tiga macam uji validitas, yaitu : a. Validitas isi Validitas isi adalah validitas yang digunakan untuk menguji apakah suatu pengukuran melibatkan item-item yang mewakili konsep yang diukur Zulganef 2008: 111. Validitas isi ini umumnya diuji oleh sejumlah pakar. Validitas ini juga dianggap sebagai uji validitas yang paling umum dan minimum. b. Validitas Kriteria Validitas kriteria adalah validitas untuk menguji pengukuran yang mampu membedakan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu yang kriteria tersebut diperkirakan dapat memprediksi responden Zulganef 2008: 112. Dalam pengujian validitas kriteria, terdapat dua macam cara pengujian, yaitu concurrent validity dan predictive validity. 53 1 Validitas Konkuren concurrent validity Validitas konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui berbeda Sekaran 2006: 44. 2 Validitas Prediktif predictive validity Validitas prediktif menunjukan kemampuan instrument pengukuran untuk membedakan orang dengan referensi pada suatu criteria masa depan Sekaran 2006: 44. Contoh dari validitas prediktif ini adalah tes bakat yang dilakukan saat rekrutmen karyawan. Tes tersebut bertujuan untuk membedakan individu berdasarkan kinerja mereka dimasa yang akan datang. c. Validitas Konsep Validitas konsep adalah pengukuran yang digunakan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran sesuai fits dengan teori yang digunakan dalam penelitian Zulganef 2008: 113. Hal tersebut dapat diketahui melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan. Pengujian validitas konsep ini dilakukan menggunakan metode Korelasi Pearson dan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Pengujian ini dilakukan terhadap masing-masing variabel secara terpisah Sekaran, 2006:44. Keterangan: Sig. 0,05 Butir kuesioner valid sig Sig. ≥ 0,05 Butir kuesioner tidak valid tidak sig 54 2. Uji Reliabilitas Keandalan reliability suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias bebas kesalahan-error free dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen Sekaran, 2006:45. Dengan kata lain, keandalan menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konsep. Dalam menguji keandalan suatu instrumen, terdapat 4 metode yang biasa digunakan. Keempat metode tersebut adalah : a. Keandalan Tes Ulang Test-Retest reliability Koefisien keandalan diperoleh dari pengulangan pengukuran yang dilakukan terhadap responden yang sama namun pada waktu, situasi, maupun kondisi yang berbeda. Dalam melakukan metode tes ulang ini, selang waktu pengukuran tidak boleh terlalu dekat dan juga tidak boleh terlalu jauh. Hal ini disebabkan karena diduga responden masih mampu mengingat jawabannya ataupun telah mengalami perubahan pengetahuan serta sikap yang mampu mempengaruhi jawabannya. Dalam metode tes ulang ini, semakin besar koefisien kesamaannya, maka semakin baik keandalannya. b. Keandalan bentuk parallel parallel-form reliability Keandalan ini diukur dengan membuat dua perangkat alat ukur yang berbeda untuk mengukur konsep yang sama. Artinya, butir pada kuesioner yang diukur sama, tetapi menggunakan susunan kata yang berbeda Sekaran, 2006; 55 Zulganef, 2008. Jika kedua alat ukur memiliki korelasi yang tinggi, maka butir tersebut dinyatakan reliable. c. Keandalan konsistensi butir inter-item consistency reliability Keandalan konsistensi butir mengukur konsistensi jawaban responden dalam merespon semua butir pengukuran Zulganef 2008: 115. Pengukuran ini adalah yang paling mudah untuk dilakukan terutama pada waktu yang terbatas. Konsistensi butir umumnya diukur melalui koefisien alpha cronbach. d. Teknik Belah Dua split-half reliability coefficient Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen. Keandalan belah dua bisa lebih tinggi daripada alpha cronbach hanya dalam keadaan dimana terdapat lebih dari satu dimensi respons mendasar yang diungkap oleh pengukuran dan jika beberapa kondisi lainnya terpenuhi Sekaran, 2006: 46. Dengan kata lain, metode ini digunakan jika terdapat banyak butir pertanyaanpernyataan yang digunakan untuk mengukur aspek yang sama. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode konsistensi antar butir inter-item consistency. Pada metode ini, indikator keandalan yang digunakan adalah koefisien alpha cronbach. Nilai koefisien α Cronbach yang diharapkan adalah 0,6. Dengan nilai tersebut, maka sebuah dimensi dinyatakan reliable. Pengukurannya dilakukan sekali saja one shot dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban responden Ghozali, 2009: 48. 56 Tahap selanjutnya adalah pengujian asumsi klasik. Ghozali 2012 menyebutkan terdapat 4 asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi. Asumsi – asumsi tersebut adalah :

1. Asumsi Multikolinearitas

Dalam analisis regresi majemuk atau berganda, antar variabel independen tidak boleh terdapat multikolinearitas. Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,95, maka hal tersebut merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Selain itu, dapat juga dilihat melalui nilai statistik toleransi dan VIF. Jika nilai statistik toleransi sebuah model regresi 0,1 dan VIF 10, maka artinya terdapat multikolinearitas. Sehingga, untuk memenuhi asumsi ini, nilai statistik toleransi yang diharapkan adalah 0,1 dan nilai statistik VIF yang diharapkan adalah 10.

2. Asumsi Autokorelasi

Asumsi ini harus dipenuhi untuk memastikan bahwa nilai variabel dependen yang diprediksi harus independen satu sama lain. Secara statistik, asumsi ini dapat diuji menggunakan statistik Durbin-Watson d. Nilai d hitung akan dibandingkan dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson. Berikut adalah keterangan untuk interpretasi statistik Durbin-Watson : a. Terdapat autokorelasi : d Dw I atau d 4 - Dw I b. Tidak dapat disimpulkan : 4-Dw u d 4 - Dw I c. Tidak terdapat autokorelasi : Dw u d 4 - Dw u 57

3. Asumsi Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Asumsi ini berkaitan dengan nilai residual antar variabel independen. Asumsi ini terpenuhi bila grafik plot dari residu tidak menunjukkan adanya pola tertentu yang terbentuk atau dapat dikatakan acak. Ghozali, 2009:139

4. Asumsi Normalitas

Pada analisis regresi majemuk, harus dipastikan bahwa variabel dependen dan independen memiliki sifat kenormalan. Pemenuhan asumsi ini dilihat dari visualisasi histogram residu, atau melalui normal probability plot yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Jika histogram menunjukkan grafik distribusi normal atau plot menunjukkan hubungan yang linear, maka asumsi ini dapat terpenuhi. Tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data ini dilakukan dengan mengolah data menggunakan metode Analisis Regresi Majemuk Multiple Regression Analysis. Multiple Regression Analysis Analysis Regresi Majemuk diperkenalkan oleh Pearson pada tahun 1908. Multiple Regression Analysis Analysis Regresi Majemuk digunakan untuk penelitian premature sign off audit procedures karena metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi dari suatu variabel yang kontinu yang berhubungan atau 58 dijelaskan oleh lebih dari satu variabel. Metode pengolahan data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis apakah faktor – faktor tersebut mempengaruhi premature sign off audit procedures atau tidak. Ghozali, 2009: 160 Analisis regresi majemuk atau berganda adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen Hair 2003:176. Tujuan dari analisis regresi majemuk ini adalah untuk menggunakan variabel independen yang nilainya sudah diketahui untuk memprediksi sebuah variabel dependen yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam melakukan analisis regresi majemuk atau berganda ini, jenis data yang digunakan haruslah metrik. Sehingga, jenis data non-metrik harus ditransformasi kedalam data jenis metrik agar dapat diolah menggunakan metode ini. Selain itu, metode ini juga mengkondisikan bahwa variabel independen dan variabel dependen telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Hair 2003:176 menyebutkan terdapat 2 macam masalah yang dapat diselesaikan dengan analisis regresi majemuk, yaitu: 1. Prediksi menggunakan regresi majemuk Salah satu fungsi utama dari regresi majemuk adalah untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan beberapa variabel independen. Dengan demikian, regresi majemuk dapat memenuhi salah satu dari tujuannya yaitu memaksimalisasi kekuatan prediksi dari variabel independen prediktif atau membandingkan dua atau lebih model untuk mengetahui mana model yang lebih baik konfirmatori. 59 2. Penjelasan menggunakan regresi majemuk Regresi majemuk juga dapat digunakan untuk mempelajari derajat dan karakteristik dari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dari hal ini dapat dilihat seberapa penting variabel independen dalam memprediksi nilai dari variabel dependen. Adapun rumus regresi majemuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana: Y = Dysfunctional Audit Behavior a = Konstanta b = Koefisien regresi X 1 = Locus Of Control X 2 = Kinerja X 3 = Komitmen Organisasi X 4 = Turnover Intention e = Error

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel eksogen independen berupa dysfunctional audit behavior, dan beberapa variabel endogen dependen yaitu locus of control, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention. Definisi operasional setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut. 60 1 Dysfunctional Audit Behavior Variabel dysfunctional audit behavior dalam kuesioner terdiri dari tiga tipe perilaku, yaitu premature sign off, altering or replacing audit procedure, dan underreporting of time. Variabel ini diukur dengan menggunakan 12 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Husna et al. 2012. Setiap tipe perilaku diproksikan dengan 5 skala Likert yang menyatakan tingkat penerimaan responden terhadap perilaku audit disfungsional. Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin mengetahui tingkat penerimaan auditor terhadap perilaku audit disfungsional, bukan pelaksanaannya secara aktual karena sikap auditor dalam menerima suatu perilaku cenderung akan mempengaruhi perilakunya. Berdasarkan penelitian sebelumnya Donelly et al., 2003; Maryanti, 2005; Harini et al., 2010, peneliti berasumsi bahwa auditor yang menerima perilaku audit disfungsional akan berpotensi tinggi untuk melakukan perilaku ini. Selain itu, para responden cenderung ragu-ragu untuk mengakui karena takut orang lain mengetahui bahwa mereka telah melakukan dysfunctional audit behavior sehingga dapat menyebabkan tidak adanya respon atau respon menjadi tidak valid. 2 Locus of Control Variabel ini dinilai dengan menggunakan 13 pertanyaan Spector 1988 dalam Maryanti 2005 yang telah di kembangkan oleh Husna et al. 2012. Tiap responden diminta untuk mengidentifikasi pendapatnya tentang indikator- indikator yang mencerminkan locus of control internal atau eksternal dengan 61 menggunakan 5 poin skala Likert. Locus of control eksternal ditunjukkan dengan skor yang lebih tinggi. 3 Kinerja Variabel performance diukur dengan menggunakan 7 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al. 1963, 1965 dalam Zaenal Fanani et al., 2007. Skala 5 sangat setuju menunjukkan kontribusi auditor yang besar dalam setiap tahapan audit. 4 Komitmen Organisasi Organizational commitment diukur dengan 9 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mowday 1979 dalam Husna et al, 2012. Instrumen ini digunakan dalam penelitian sebelumnya karena reliabilitas dan validitas yang tinggi Donelly et al., 2003; Maryanti, 2005. Tiap responden diminta untuk memberikan tanggapannya terhadap 9 pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu dari 5 skala Likert. Respon dengan skala rendah nilai 1 menunjukkan tingkat komitmen organisasi yang rendah, yaitu tingkat komitmen auditor terhadap Kantor Akuntan Publik KAP tempat mereka bekerja. 5 Turnover Intention Variabel turnover intention diukur dengan 4 indikator pertanyaan, yang dikembangkan oleh Maslach Jackson, 1981. Setiap responden diminta untuk menyatakan pendapat mereka mengenai keinginan mereka untuk tetap bertahan atau mempunyai keinginan untuk berpindah dari KAP yang bersangkutan dengan skala 5 poin Likert. 62 Tabel .3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Sub-Variabel Indikator Skala Pengukuran Locus of Control Husna et al., 2012 Pandangan auditor tentang keberhasilan dan keberuntungan X1 pandangan tentang pekerjaan X2 penyelesaian pekerjaan X3 penyelesaian pekerjaan X4 menyatakan ketidaksetujuan X5 keberuntungan X6 keberuntungan X7 usaha X8 keberuntungan X9 promosi kerja X10 relasi X11 keberuntungan X12 reward X13 keberuntungan Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert Performance P Zaenal Fanani et al., 2007 Lingkup kerja auditor di KAP X14 kuantitas pekerjaan X15 kualitas pekerjaan X16 berpartisipasi dalam usulan konstruktif X17 meningkatkan prosedur audit X18 penilaian kinerja diri sendiri X19 penghargaan dari pihak lain X20 hubungan dengan klien Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert Organizational Commitment OC Husna et al., 2012 Keterikatan, keterlibatan, dan loyalitas auditor terhadap organisasi X21 keterlibatan auditor X22 loyalitas auditor X23 keterlibatan auditor X24 keterikatan auditor X25 loyalitas auditor X26 keterikatan auditor X27 loyalitas auditor X28 loyalitas auditor X29 keterlibatan auditor Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert 63 Variabel Sub-Variabel Indikator Skala Pengukuran Turnover Intention TI Maslach Jackson, 1981 Keinginan auditor untuk berpindah tempat kerja X30 peluang berpindah X31 keaktifan X32 keinginan untuk berpindah X33 rencana untuk berpindah Ordinal Diukur degan 5 skala Likert Dysfunctional Audit Behavior DAB Husna et al., 2012 Pandangan auditor tentang perilaku disfungsional audit X34 Premature sign off X35 Premature sign off X36 Premature sign off X37 Premature sign off X38 Underreporting of time X39 Underreporting of time X40 Underreporting of time X41 Underreporting of time X42 Altering of audit procedure X43 Altering of audit procedure X44 Altering of audit procedure X45 Altering of audit procedure Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengukur lima variabel pokok, yaitu dysfunctional audit behavior , locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention . Uraian hasil penelitian ini meliputi gambaran umum responden, statistik deskriptif variabel penelitian, uji kausalitas data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik atau auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi Partner, Manajer, Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung, yaitu dengan mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang menjadi sampel penelitian ini. Sampel penelitian ini merupakan KAP yang terdaftar di Direktori KAP dan AP 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI yang tersedia di website http:www.iapi.or.idiapidirectory.php. Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2013 hingga 21 Agustus 2013.

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi kerja gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap kepuasan kerja auditor : studi empiris pada kantor akutansi publik di jakarta

0 7 159

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Pada Situasi Konflik Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Di Bandung)

1 20 58

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik

0 1 12

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT( SURVAI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SUR

0 1 15

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KINERJA AUDITOR, DAN TURNOVER INTENTION PADA PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT.

0 5 29

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)

0 1 103

Pengaruh Locus of Control Eksternal, Turnover Intention, Time Budget Pressure dan Komitmen Profesional (Afektif, Kontinu dan Normatif) Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang - Unika Repository

0 0 14

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Melalui Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 18

Pengaruh Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, Tekanan Anggaran Waktu, Gaya Kepemimpinan dan Kompleksitas Tugas terhadap Perilaku Disfungsional Auditor - Unika Repository

0 0 136