95
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau
Adjusted R Square Adjusted R
2
karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.24. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
,649
a
,421 ,393
3,080 2,095
a. Predictors: Constant, SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM b. Dependent Variable: SUMDAB
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tampilan hasil uji koefisien determinasi di atas menunjukkan
nilai adjusted R
2
sebesar 0,393. Hal ini berarti 39,3 variabel dysfunctional audit behavior dapat dijelaskan oleh empat variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi locus
96
of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 60,7 dijelaskan oleh variabel-
variabel atau faktor-faktor lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F dilakukan dengan
membandingkan probabilitas terlihat pada tabel Anova tertulis Sig. dengan taraf nyatanya, yaitu 0,05 atau 0,01. Jika probabilitas 0,05,
maka model ditolak dan jika probabilitas 0,05, maka model diterima.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan
turnover intention tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.
Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention mempunyai pengaruh signifikan terhadap
dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.
97
Berikut Tabel 4.25. menyajikan hasil uji statistik F.
Tabel 4.25. Hasil Uji Statistik F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
559,334 4
139,833 14,739
,000
b
Residual 768,480
81 9,487
Total 1327,814
85 a. Dependent Variable: SUMDAB
b. Predictors: Constant, SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Hasil uji statistik F di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 14,739 dengan probabilitas 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05. Maka, Ho ditolak dan
Ha diterima.
Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan
turnover intention berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dysfunctional audit
behavior. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover
intention secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior.
98
c. Hasil Uji Statistik t