BAB 4 MANAJEMEN DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONSIA
PADA PENDERITA ACHONDROPLASIA
4.1 Manajemen Penderita Achondroplasia
Perawatan anomali ortodonsia pada penderita Achondroplasia pada dasarnya sama dengan perawatan maloklusi lainnya, namun beberapa komplikasi medis yang
menyertai penderita Achondroplasia membuat manajemen perawatan menjadi berbeda.
17
Hal ini didukung oleh penelitian mengenai manajemen perawatan yang dilakukan terhadap 10 anak dengan Achondroplasia di Afrika Selatan yang
menyimpulkan bahwa, komplikasi medis menjadi perhatian utama dalam pemberian perawatan ortodonsia.
24
Oleh karena itu sebelum membahas tentang teknik perawatan anomali ortodonsia pada Achondroplasia, penulis merasa perlu membahas tentang manajemen
perawatan pada penderita Achondroplasia. Beberapa komplikasi medis yang menyertai Achondroplasia antara lain; macrocephaly dengan atau tanpa
hydrocephalus
8,10,21
, gangguan pernafasan upper airway obstruction
5,16,23,24
, lumbar lordosis
10
, kifosis
8,12
, obesitas
8,21
dan diabetes
17
. Ukuran kepala yang besar megalencephaly
15
macrocephaly
16
dan berat menyebabkan pasien memiliki kesulitan dalam mengontrol dan menyeimbangkan
kepala
14
, karena itu dibutuhkan pengontrolan terhadap kepala selama prosedur perawatan dental, serta intervensi dental hendaknya dilakukan dalam waktu yang
Universitas Sumatera Utara
tidak lama. Gangguan pernafasan upper airway obstruction dan adenoid yang besar menyebabkan mouth breathing pada pasien, sehingga intervensi dental tidak dapat
dilakukan dalam waktu yang lama. Adanya lordosis, kifosis, ekstremitas yang pendek serta tinggi badan yang kerdil menimbulkan kesulitan bagi pasien untuk duduk
dengan nyaman di dental chair.
24
Ukuran faring dan laring yang kecil, kepala yang besar dan berat serta foramen magnum yang kecil, memberikan resiko terhadap prosedur dental yang
diberikan dengan atau tanpa anastesi umum.
24
Penderita Achondroplasia dengan obesitas juga memberikan kesulitan dalam pemberian anastesi. Oleh karena itu,
evaluasi pre-anastesi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi dan meminimalkan terjadinya resiko. Obat yang diberikan dalam medikasi pre-anastesi pada pasien
Achondroplasia adalah obat untuk mencegah bronchoaspiration, seperti ranitidine oral 150 mg dan methochlopramide 10 mg, yang diberikan satu jam sebelum anastesi.
Sedangkan obat sedativa tidak digunakan.
21
Pada penderita Achondroplasia dengan diabetes, manajemen perawatan dentalnya sama dengan perawatan dental pada penderita diabetes umumnya, yakni
diperlukan pemeliharaan kadar gula darah. Bagi penderita diabetes yang tidak terkontrol perlu dirujuk ke dokter penyakit dalam.
17
4.2 Perawatan Anomali Ortodonsia Penderita Achondroplasia