Tampak kanan, b. Tampak kiri, c. Tampak depan.

a b c Gambar 16. Foto intra oral pasien pada presurgical orthodontic procedure di rahang bawah berupa pencabutan kedua premolar bawah dan pemasangan bracket,

a. Tampak kanan, b. Tampak kiri, c. Tampak depan.

20 Sedangkan pada maksila dibatasi hanya untuk alignment lengkung saja Gambar 17. Ekstraksi gigi 14 ditunda sampai waktu pembedahan tiba. Ekstraksi gigi 24 dihindari karena gigi 22 yang congenital missing menyebabkan pergeseran midline ke kiri. Gambar 17. Pemasangan bracket pada rahang atas dan rahang bawah. 20 Universitas Sumatera Utara 2. Tahap bedah Bedah yang dilakukan pada pasien ini adalah modified anterior maxillary osteotomy. Perencanaan pembedahan dilakukan pada model untuk mensimulasi posisi rahang setelah pembedahan. Splin yang diperlukan setelah pembedahan juga dibuat pada model tersebut. Di bawah anastesi umum, vertikal osteotomy dilakukan pada alveolus maksila diantara gigi 23 dan 24 serta pada soket gigi 14 kemudian diperpanjang sampai lempeng pyriformis sepanjang 6 mm di atas dasar nasal dan dihubungkan satu sama lain menggunakan osteotomes untuk memisahkan segmen maksila anterior dari palatum. Segmen maksila anterior pada gigi 11, 12, 13, 21, 23 diretraksi secara unilateral ke ruangan bekas pencabutan gigi 14. Hal ini memberikan koreksi terhadap midline yang mengalami deviasi dan gigi 23 digunakan sebagai pengganti gigi 22 yang congenital missing. Tulang pada segmen maksila anterior dimobilisasi ke arah bawah dan ke depan, ditahan oleh septum nasal Gambar 18. Seluruh segmen diikat dengan splin yang dijangkarkan pada gigi posterior maksila untuk menstabilkan. Tidak dilakukan cangkok tulang pada patahan segmen. Kesimpulannya, anterior maksila direposisi, spina nasalis anterior dirotasikan dan dimajukan. Kemudian seluruh segmen juga diposisikan lebih inferior untuk meratakan bidang oklusal. Universitas Sumatera Utara Gambar 18. Diagram yang menggambarkan teknik bedah yang dilakukan, a. Posisi gigi sebelum bedah b. Posisi gigi setelah rotasi segmen maksila anterior. 20 3. Perawatan ortodonsia setelah bedah Perawatan ortodonsia dimulai setelah splin bedah dilepaskan. Kedua lengkung rahang dikoordinasikan, ruang yang masih tersisa pada distal kaninus atas ditutup. Kemudian dipasangkan removable retainer pada rahang atas dan rahang bawah. Hasil Perawatan Pemeriksaan klinis setelah perawatan dan superimposed sefalometri mengilustrasikan perubahan yang dicapai Gambar 19. Perubahan yang ditemukan pada ekstra oral adalah perubahan profil, meskipun hanya terjadi sedikit perubahan namun hal tersebut positif Gambar 20. Gigi-geligi pada rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan rata, openbite telah terkoreksi, overbite dan overjet berada dalam nilai normal Gambar 21. Inklinasi gigi anterior atas dan bawah telah terkoreksi. Relasi molar Klas I dipertahankan. Midline rahang atas dan rahang bawah sama. Gigi 23 menggantikan Universitas Sumatera Utara posisi gigi 22. Analisa sefalometri memperlihatkan inklinasi yang sesuai pada gigi anterior atas dan bawah. Gigi anterior dibiarkan sedikit proklinasi untuk mengkompensasi retrusi maksila yang masih ada. Gambar 19. Superimposed sefalometri menunjukkan perubahan setelah perawatan. 20 a b Gambar 20. Foto ekstra oral pasien setelah perawatan, profil pasien tidak terlalu banyak berubah,

a. Tampak depan, b. Tampak samping.