Hubungan Intake Zat Gizi dengan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Hubungan Intake Zat Gizi Energi dengan TBABS

5.5. Hubungan Intake Zat Gizi dengan Tinggi Badan Anak Baru Masuk

Sekolah TBABS

a. Hubungan Intake Zat Gizi Energi dengan TBABS

Hasil uji chi aquare terdapat hubungan signifikan konsumsi energi dengan TBABS p=0,005, dan mayoritas 61,4 anak yang stunted mempunyai intake energi yang kurang 1.900 kkal dibandingkan anak dengan intake energi kategori baik ≥1.900 kkal. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa energi yang dibutuhkan anak seusianya tidak terpenuhi secara sempurna sehingga berdampak terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak usia sekolah tersebut, artinya anak yang mengkonsumsi atau intake energi yang sesuai maka akan mempercepat proses pertumbuhannya. Hal ini dapat ditunjukkan nilai odds ratio odds ratio sebesar 5,559, artinya kemungkinan anak dengan TBABS stunted 5,559 kali mengkonsumsi zat gizi energi kategori kurang 1.900 kkal dibandingkan anak yang mengkonsumsi zat gizi energi kategori baik. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil uji regresi logistik yang menunjukkan bhawa variabel energi protein secara bersama-sama dengan variabel lain mempunyai pengaruh signifikan dengan TBABS dengan nilai Ext B lebih besar dari variabel protein yaitu 7,016, artinya anak dengan konsumsi energi yang kurang 7 kali mengalami stunted dibandingkan anak dengan konsumsi energi yang baik. Universitas Sumatera Utara Intake energi atau kalori yang cukup akan menjamin pertumbuhan yang normal, namun sebaliknya intake yang kurang dan terjadi pada masa pertumbuhan serta berlangsung lama, akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan kerentanan terhadap penyakit infeksi. Manifestasi dalam jangka panjang akan nampak pada tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang intake kalorinya cukup Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika dan Latinulu Latinulu 2002, bahwa tingkat konsumsi energi dan protein berhubungan secara signifikan dengan kemampuan gerak motorik kasar anak dan anak yang mengalami gizi kurang sulit mengalami peningkatan perkembangan gerak motorik kasar dibandingkan dengan anak gizi baik.

b. Hubungan Intake Zat Gizi Protein dengan TBABS