Pertumbuhan dan Status Sosial Ekonomi.

4. Pertumbuhan dan Status Sosial Ekonomi.

Beberapa hal yang juga sebagai penyebab timbulnya masalah gizi yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi : pendidikan orang tua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi, budaya dan lain-lain. Keterbatasan sosial ekonomi ini juga berpengaruh langsung terhadap pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, berpengaruh pada praktek pemberian makanan pada bayi berpengaruh pula pada praktek pemeliharaan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta pencegahan terhadap penyakit infeksi yang kesemuanya berakibat pada gangguan pertumbuhan Aritonang, 1994. Penelitian di India Selatan, bahwa pola pembelanjaan makanan pada masyarakat yang miskin dan kaya tercermin dari kebiasaan pengeluaran mereka. Masyarakat miskin akan menghabiskan 80 uangnya untuk membeli makanan dan apabila ada peningkatan pendapatan maka makanan yang akan dipilih adalah yang kaya akan protein. Sedangkan di negara-negara maju hanya 45 uangnya dibelanjakan untuk makanan dan uang yang berlebih biasanya susunan hidangan menjadi lebih baik. Dengan demikian tingkat pendapatan menentukan pola makan dan apa yang akan dibeli baik kualitas maupun kuantitasnya. Jadi jelas bahwa ada hubungan yang erat antara pendapatan dan gizi yang didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkat bagi perbaikan kesehatan dan masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi keluarga Berg dan Sayogo, 1986. Universitas Sumatera Utara Matrolell et al.cit Thaha,2000, melaporkan hasil studi longitudinal terhadap 1000 anak dibawah usia 7 tahun di Honduras dan menemukan adanya korelasi yang positif antara ukuran antropometri z-score tinggi badan, z-score berat badan, area otot lengan atas dan lingkar lengan atas LLA dengan indikator sosial ekonomi keluarga. Makin tinggi skor sosial ekonomi, maka makin baik ukuran antropometri tersebut. Analisa lebih lanjut menyimpulkan bahwa populasi yang tingkat sosial ekonominya rendah dan gambaran keadaan lingkungan lebih jelas menerangkan adanya perbedaan ukuran antropometri dalam populasi tersebut dibanding faktor genetik. Matrorell et al.cit. Jalal dan Soekirman, 1990, membandingkan peran faktor genetik dengan sosial ekonomi keluarga terhadap rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak laki-laki usia 7 tahun dari berbagai bangsa dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda, ternyata bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga kaya pertumbuhannya berkisar pada presentil ke 50 referensi international WHO-NCHS. Namun jika dibedakan pola pertumbuhan anak-anak pada keluarga kaya dan miskin dari bangsa yang sama terlihat ada perbedaan. Perbedaan tinggi badan anak dari keluarga kaya kerana faktor genetik berkisar 2 – 3 cm, sedangkan perbedaan yang disebabkan karena faktor sosial ekonomi adalah sekitar 10 – 12 cm.

5. Faktor Gizi.