dibantah oleh Nagai. Ketidak percayaan Nagai tetap berlanjut walaupun Choro sudah menjelaskan tentang berita yang didengarnya lewat radio di Nagasaki.
Nagai terus memikirkan kebenaran berita itu. Kepalanya pusing karena memikirkan pengorbanan dan diperjuangannya selama ini demi negaranya,
akankah sia-sia. Setelah kembalinya Tsubakiyama dari kota dengan membawa selembar
surat kabar barulah dia betul-betul yakin bahwa memang Jepang sudah kalah. Dengan sekali pandang dia tahu bahwa apa yang dikatakan Choro memang benar.
Melihat dekrit Kaisar yang terpampang di surat kabar air matanya pun berderai. disini terlihat semangat Nagai dalam memperjuangkan negaranya begitu besar.
Semua telah dikorbankannya demi negaranya. Sehingga mendengar dekrit Kaisar tentang penyerahan diri Jepang membuat Nagai demikian terpukul. Air mata
Nagai sudah membuktikan betapa cintanya Nagai terhadap negaranya.
3.4. Semangat Untuk Membantu Kehidupan Manusia Cuplikan hal 108
Baru melangkah sekitar dua puluh langkah saja, tiba-tiba kurasakan kakiku tak mampu lagi membawa tubuhku.
Tapi waktu aku melihat Umezu terbaring ditanah basah kuyup oleh hujan dan dijaga oleh Choro, aku menguatkan tubuhku
untuk memeriksa denyut nadinya. Anehnya, terasa cukup kuat dan ini cukup menguatkan semangatku. Kubuka jaketku dan kuselimuti dia, lalu aku berdiri
ingin beranjak dari situ.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 155 Kalau kami terus bekerja sekeras ini tanpa istirahat, kami pasti akan
semakin sakit dan mati. Atau kalaupun kami tidak mati, tentu kami akan sakit parah dan tidak bisa bekerja sama sekali.
Namun kata hatiku sebagai seorang ilmuwan senantiasa memberiku kekuatan lahir. “Periksa pasien ini” kata nuraniku. “Perhatikan mereka baik-baik
Coba mengerti apa yang terjadi Usahakan cara pengobatan yang paling baik” Bagitulah kata hatiku tak henti-hentinya menuntunku
Analisis:
Dari cuplikan diatas terdapat tanda yang menggambarkan betapa Nagai masih bersemangat untuk menolong. Walaupun tubuhnya sendiri tak mampu lagi
untuk berjalan Nagai tetap menguatkan dirinya untuk memeriksa denyut nadi Umezu dan dia merasa cukup kuat untuk melakukan hal itu. Kemudian dia
menyelimuti Umezu yang dengan jaketnya sendiri. Sebagai seorang ilmuwan pun Nagai tetap mendengarkan kata hatinya. Hatinya tetap bersemangat untuk tetap
menjalankan tugasnya sebagai ilmuwan, dia tetap bekerja untuk memeriksa pasiennya dan memberikan pengobatan yang terbaik untuk setiap kehidupan
manusia. Begitulah kata hati Nagai yang menuntunnya untuk selalu berbuat demi kemanusiaan walaupun keadaannya sendiri tidak mendukung.
Cuplikan hal 154
Universitas Sumatera Utara
Kami mempersembahkan hidup kami buat mencari kebenaran. Kami bertekad membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dengan
menggunakan apa saja yang masih kami miliki. Dalam udara panas membakar, mencari orang-orang yang luka, mencari kebenaran adalah tujuan akhir kehidupan
kami. Dengan tekad itu didalam hati kami masing-masing, kesusahan dan derita badani yang kami alami tidaklah menjadi persoalan benar.
Malapetaka yang sedang kami hadapi sekarang ini justru desebabkan oleh ulah bangsa Jepang sendiri, yang selama ini kurang menghargai kehidupan
manusia dan menganggap nyawa bangsa lain tiada harganya. Hormatilah
Cuplikan hal 166
Dari tempatku berbaring di atas tikar, kuperhatikan laki-laki itu melintasi lapangan didepan rumah tempat kami menginap sampai dia hampir hilang dari
pandangan mataku. Tiba-tiba aku meloncat berdiri dan menyuruh Kacang Kecil memanggil
orang itu kembali. Secara tiba-tiba perasaanku berubah seratus persen. Setiap kehidupan sama berharganya dan patut diselamatkan. Jepang sudah kalah, tapi
yang luka-luka itu masih hidup. Perang telah usai tapi pekerjaan kami masih banyak. Negeri kami telah hancur tapi dunia kedokteran tetap hidup. Bukankah
pekerjaan kami sebenarnya baru saja dimulai? Apakah negeri kami runtuh atau jaya, bukankah tugas utama kami adalah mengurus kehidupan atau kematian
setiap orang.
Cuplikan hal 167
Universitas Sumatera Utara
kehidupan setiap manusia – berdasarkan itulah bangsa Jepang harus membangun masyarakat baru.
Analisis:
Dari beberapa cuplikan diatas, telihat bahwa Nagai masih tetap mempunyai rasa kemanusiaan meskipun mentalnya sedang jatuh oleh kabar
bahwasannya Jepang telah kalah. Meski pada awalnya dia merasa kecewa karena kekalahan negaranya. Kekecewaan itu hanya hinggap di fikiran Nagai sebentar.
Terjadilah perubahan pada dirinya. Semangat dan tekad untuk menolong sesama yang pada awalnya didasari oleh rasa nasionalisme, kenyataan bahwa Jepang
sedang berperang sekarang berubah menjadi semangat yang berlandaskam kemanusiaan. Hatinya berkata bahwa sekalipun Jepang telah kalah, namun dunia
kedokteran tetap hidup. Dia menyadari bahwa tugas dia sebenarnya adalah sebagai seorang ilmuwan. Masalah menang dan kalahnya negaranya dalam
peperangan sepenuhnya bukan urusan dia. Apalagi setelah dia mengetahui bahwa bangsa Jepang sendiri juga tidak mempedulikan nasib bangsa lain. Jepang
menganggap bahwa nyawa bangsa lain tidak ada harganya sehingga dengan seenaknya Jepang melakukan ekspansi dan menjajah bangsa lain. Akhirnya Nagai
kembali memperbaharui niatnya dalam menolong orang. Apa pun yang terjadi dia tetap akan bersemangat untuk melakukan tindakan penyelamatan apa pun kepada
siapa pun dalam keadaan apapun dan dengan menggunakan peralatan apa saja yang mereka miliki. Dengan semangat kemanusiaan dan tekad barunya, Nagai
Universitas Sumatera Utara
beserta teman-temannnya tetap bekerja, dan tidak lagi mempersoalkan kesusahan dan derita badani masing-masing.
3.5. Faktor yang Mendukung dan Memotivasi Tokoh Utama Untuk Menolong Korban Bom Atom