BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu karya manusia yang menarik untuk dikaji adalah sastra, karena dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang
sesuai dengan masa sastra itu hadir. Secara etimologis sastra berasal dari bahasa Latin yaitu; Literature Litera : huruf atau karya tulis. Dalam bahasa Sanskerta
berasal dari akar kata sas- artinya mengajar, memberi petunjuk atau Instruksi dan akhiran –tra menunjukka arti sebagai alat bantu atau sarana. Jadi sastra berarti
kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik Nyoman Kutha Ratna 2003 : 1.
Menurut Wellek dan Austin dalam Melani Budianto 1997 : 83 sastra adalah suatu kegiatan kreatif dari karya seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang
masuk didalamnya seperti perasaan, semangat, keyakinan, kesedihan, dan kepercayaan. Sastra juga mempunyai ragam dan jenis gendre. Ragam umum
yang dikenal adalah puisi, prosa, dan drama. Sastra prosa mempunyai ragam cerpen, novel, dan roman. Sastra mempunyai dua sifat yaitu sastra yang bersifat
imajinasi fiksi dan non imajinasi non fiksi. Karya sastra yang bersifat imajinasi atau fiksi yaitu suatu cerita rekaan yang menyangkut dari daya khayal kreatif,
bersifat intuisi yang mengutamakan faktor rasa dan sesuatu yang diangkat dari kehidupan nyata.
Karya sastra juga merupakan media pembawa pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Dalam hal ini tokoh utama dalam
Universitas Sumatera Utara
cerita menempati peran strategis sebagai pembawa pesan. Seperti yang diungkapkan Abrams dalam Nurgiyantoro 1995 : 165 bahwa tokoh tokoh cerita
adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti
yang diucapkan dan apa dilakukan. Novel sebagai bagian dari karya sastra merupakan medium yang sangat ideal
untuk mengangkat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan, novel adalah media untuk menuangkan pemikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam
merespon kehidupan sekitarnya. Oleh karena itu, novel juga bersifat sosial karena selain menyampaikan pesan dari pengarang lewat karakter tokoh. Novel juga
menggambarkan kehidupan sosial dari para tokohnya. Adapun penelitian yang akan dibahas adalah karya sastra bersifat fiksi yang
menggambarkan kehidupan nyata yang ditulis kedalam sebuah novel. Kali ini penulis akan menganalisa sebuah novel kisah nyata true story yang berjudul
“Lonceng Nagasaki” karya Takashi Nagai. Novel Lonceng Nagasaki adalah kisah saksi mata seorang ilmuwan, yang
waktu itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Nagasaki, tentang sebuah kejadian yang merupakan salah satu peristiwa penting dalam
sejarah perkembangan umat manusia yaitu penggunaan Bom Atom untuk pertama kalinya. Takashi Nagai, dokter tersebut bukan hanya seorang saksi mata tetapi
sekaligus korban dalam tragedi bom atom yang terjadi pada hari Kamis, tanggal 9 Agustus 1945 tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kisah ini bukan sekedar kisah kehancuran fisik, tetapi juga akibat dari kehancuran fisik tersebut terhadap mental dan jiwa manusia. Profesor Nagai
menyebutkan orang-orang menjadi gila seketika melihat kehancuran yang begitu hebat dan tiba-tiba.
Perubahan bukan hanya terjadi pada lingkungan dan kondisi sosial penduduk, tetapi juga berdampak pada diri Takashi Nagai sendiri. Takashi Nagai,
dari seorang dokter yang mencurahkan keahlian demi kemenangan Jepang dalam perang, tiba-tiba berubah menjadi seorang dokter dan ilmuwan yang patuh dan
taat beragama Takashi Nagai beragama Katholik serta pencinta kemanusiaan, terlepas dari pengetahuan Nagai tentang kekejaman Jepang terhadap bangsa lain.
Jika kehancuran yang hebat akibat bom atom tersebut telah banyak membuat orang menjadi gila, maka Nagai beruntung karena tragedi itu dapat merubahnya
menjadi lebih baik. Manusia yang tidak peduli kepada lingkungan sosial atau tetangga bisa
berubah menjadi lebih peduli apabila manusia tersebut ditimpa malapetaka dahsyat yang menyebabkan dia sama sekali tidak berdaya. Keadaan yang serba
tidak berdaya inilah yang akan merubah manusia itu sendiri menjadi peduli kepada lingkungannya dan perasaan senasib akan menyingkirkan ego masing-
masing. Contoh sikap semangat hidup dan kepedulian sosial yang tinggi dalam novel
ini adalah setelah terjadi ledakan yang dahsyat akibat bom atom tersebut, Nagai terlempar ke udara dan kemudian terkubur dalam reruntuhan bagunan dan
pecahan kaca, dia berhasil merangkak keluar dan mengumpulkan sejumlah dokter,
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa dan perawat. Lalu bersama-sama tanpa kenal lelah mereka mulai mengumpulkan korban yang luka-luka, sakit dan sekarat. Setelah Nagai
mengetahui kekejaman yang dilakukan Jepang terhadap bangsa lain, maka terjadi suatu perubahan dalam motivasinya untuk menolong para korban. Sebelumnya dia
mengerahkan semuanya untuk menolong orang yang luka-luka dan sakit sebagai bagian dari sumbangsihnya terhadap perang yang dilancarkan Jepang, tetapi
sekarang semuanya dilakukannya atas dasar kemanusiaan semata. Dia tetap mencintai negerinya tetapi semua usahanya sekarang ditujukan kearah
pembangunan spiritual bangsa Jepang yang akan bertanggung jawab mencapai perdamaian dunia.
Dari uraian diatas dan setelah membaca novel Lonceng Nagasaki tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam sikap daya juang dalam menghadapi
masalah hidup serta perjuangan Nagai dalam masalah kehidupan sosial masyarakat Jepang sebelum dan setelah tragedi bom atom Nagasaki tersebut.
Sikap hidup yang lebih mementingkan orang lain dan kepentingan akan kemanusiaan yang digambarkan Nagai dalam Novel ini menjadi inspirasi bagi
penulis untuk mengambil judul: “Analisis Sosiologis Kehidupan Tokoh Utama Pada Novel “Lonceng Nagasaki” Karya Takashi Nagai”
1.2. Perumusan Masalah