mahasiswa dan perawat. Lalu bersama-sama tanpa kenal lelah mereka mulai mengumpulkan korban yang luka-luka, sakit dan sekarat. Setelah Nagai
mengetahui kekejaman yang dilakukan Jepang terhadap bangsa lain, maka terjadi suatu perubahan dalam motivasinya untuk menolong para korban. Sebelumnya dia
mengerahkan semuanya untuk menolong orang yang luka-luka dan sakit sebagai bagian dari sumbangsihnya terhadap perang yang dilancarkan Jepang, tetapi
sekarang semuanya dilakukannya atas dasar kemanusiaan semata. Dia tetap mencintai negerinya tetapi semua usahanya sekarang ditujukan kearah
pembangunan spiritual bangsa Jepang yang akan bertanggung jawab mencapai perdamaian dunia.
Dari uraian diatas dan setelah membaca novel Lonceng Nagasaki tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam sikap daya juang dalam menghadapi
masalah hidup serta perjuangan Nagai dalam masalah kehidupan sosial masyarakat Jepang sebelum dan setelah tragedi bom atom Nagasaki tersebut.
Sikap hidup yang lebih mementingkan orang lain dan kepentingan akan kemanusiaan yang digambarkan Nagai dalam Novel ini menjadi inspirasi bagi
penulis untuk mengambil judul: “Analisis Sosiologis Kehidupan Tokoh Utama Pada Novel “Lonceng Nagasaki” Karya Takashi Nagai”
1.2. Perumusan Masalah
Hari kamis, 9 Agustus 1945, pukul 11.02, Nagasaki dihancurkan oleh bom atom yang meledak pada ketinggian 500 meter diatas kota. Puluhan ribu orang
meninggal seketika. Puluhan ribu lainnya terluka parah. Lebih dari seratus ribuan
Universitas Sumatera Utara
menderita berbagai penyakit akibat radiasi. Dan ribuan rumah habis terbakar atau hancur diamuk angin ribut yang ditimbulkan oleh ledakan yang sangat dahsyat.
Diantara mereka yang selamat adalah Dr. Takashi Nagai. Ahli radiologi dan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Nagasaki. Nagai berhasil menghimpun rekan-
rekannya para dokter, perawat dan mahasiswa untuk bekerjasama menolong para korban tanpa kenal lelah dan tanpa mempedulikan keadaan mereka sendiri.
Sampai akhirnya mereka terpaksa menyerah pada penyakit-penyakit akibat radiasi atom.
Novel ini lebih banyak menggambarkan kenyataan pada waktu jatuhnya bom atom di Nagasaki. Penggambaran yang mendalam dari berbagai sudut
pandang dan tokoh, serta keadaan sosial masayarakat pasca dijatuhkannya bom menjadikan novel ini menarik untuk dibahas.
Disamping itu, novel ini juga mengajarkan sikap hidup tolong-menolong, semangat hidup serta cinta kasih terhadap sesama. Dengan menggunakan teori
pendekatan semiotik dan pendekatan analitis sebagai acuan dalam menganalisis kondisi sosial tokoh, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut: 1.
Bagaimana gambaran sikap semangat hidup tokoh utama, semangat untuk lingkunganorang-orang disekitarnya, semangat untuk
kepentingan Negara, dan semangat untuk membantu kehidupan manusia dalam novel “Lonceng Nagasaki” karya Takashi Nagai.
2. Bagaimana kondisi sosial yang dihadapi tokoh utama dalam novel
“Lonceng Nagasaki” karya Takashi Nagai.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-faktor apa saja yang mendukung tokoh utama untuk bertahan
hidup dan peduli dengan kondisi lingkungan sosial paska bom atom di Nagasaki.
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka penulis mengaggap perlu adanya ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini bertujuan agar masalah yang
diteliti tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat lebih fokus dan terarah.
Dalam analisis ini penulis hanya akan memfokuskan pada peristiwa yang menggambarkan sikap semangat hidup tokoh utama, semangat untuk
lingkunganorang-orang disekitarnya, semangat untuk kepentingan Negara, dan semangat untuk membantu kehidupan manusia, faktor-faktor yang memotivasi
tokoh utama untuk berbuat membantu sesama, serta perasaan-perasaan, ide-ide tokoh utama terhadap kehidupan yang dihadapinya. Penulis juga akan
mendeskripsikan kondisi sosial tokoh utama dalam novel “Lonceng Nagasaki” karya Takashi Nagai.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka