Sinopsis Cerita Novel Lonceng Nagasaki karya Takashi Nagai

1 May,1951 : Masuk Rumah sakit universitas Nagasaki dan meninggal pada pukul 09 : 50 dalam usia 43 tahun. 14 May,1951 : Dimakamkan di Pemakaman Internasional Sakamoto.

2.5. Sinopsis Cerita Novel Lonceng Nagasaki karya Takashi Nagai

Hari kamis tanggal 9 Agustus 1945, pukul sebelas lewat dua menit pagi, distrik Urakami disapu bersih oleh bom atom yg meledak pada ketinggian sekitar 500 meter diatas kota. Puluhan ribu orang meninggal seketika, puluhan ribu lainnya terluka parah. Lebih dari seratus ribu menderita berbagai penyakit akibat radiasi, dan ribuan rumah habis terbakar atau hancur diamuk angin ribut yang ditimbulkan oleh ledakan yang dahsyat. Diantara mereka yang selamat adalah Dr. Takashi Nagai, ahli radiologi, Fisika Nuklir, ketua Jurusan Radiologi dan Dekan fakultas Kedokteran Universitas Nagasaki, dan kepala Korps Kesehatan Kesebelas dalam kemiliteran Jepang saat itu. Jabatan itu dibebankan kepadanya semenjak perang pecah. Setelah terlempar ke udara disebabkan oleh ledakan bom itu yang kemudian diceritakannya secara rinci dan terkubur dibawah reruntuhan bangunan dan pecahan kaca. Dia berhasil keluar dan mengumpulkan sejumlah kecil Dokter, mahasiswa dan perawat. Lalu mereka secara bersama-sama tanpa kenal lelah menolong korban yang luka, sakit dan sekarat. Setelah tiga hari bersimbah keringat dan bekerja keras, Nagai yang juga luka-luka, berhasil mencapai rumahnya. Didapatinya rumahnya terbakar habis, tinggal puing dan isterinya Midori meninggal. Kemudian dia mengumpulkan tulang-tulang isterinya yang sudah jadi abu dan dibawa ke tempat pengungsian Universitas Sumatera Utara luar kota. Dan dari situ pulalah Nagai dan teman-temannya memutuskan untuk menolong korban dan tanpa menghiraukan keadaan sendiri. Disamping itu kelompok kecil ini juga menyadari bahwa selain korban, mereka juga ilmuwan. Mereka tahu mereka sedang menghadapi keadaan unik sepanjang sejarah kedokteran. Demi masa depan ilmu kedokteran itulah mereka mempelajari dengan tekun akibat dari bom atom terhadap diri mereka sendiri maupun orang yang mereka rawat. Tetapi kemudian mereka menyadari bahwa mereka sebenarnya sama sakitnya dengan orang yang mereka rawat. Satu persatu mereka terbaring lemah tak berdaya dan Nagai sendiri sakit parah. Sebelum bom dijatuhkan, Nagai telah menderita leukemia sebagai akibat sampingan dari risetnya yang berbahaya dibidang radiogi. Arteri batang lehernya yang sebelah kanan terpotong oleh pecahan kaca yang menghujaninya sewaktu bom jatuh. Kehilangan banyak darah, kurang tidur, kurang makan serta terlalu banyak bekerja akhirnya mengalahkannya. Pada 26 september dia jatuh pingsan dan hampir saja meninggal. Bagaimana kemudian kesehatannya membaik, sampai saat ini masih misteri. Setelah menyerahkan laporan ilmiahnya ke universitasnya dan dia menulis buku “Lonceng Nagasaki”, buku ini selesai ditulisnya bulan agustus 1946, persis setahun sesudah bom atom dijatuhkan di Nagasaki. Tetapi beberapa teman Nagai tidak menyerah begitu saja terhadap larangan ini dan naik banding ke Washington. Akhirnya Departemen Pertahanan AS memberikan izin terbit, dengan catatan bahwa diakhir buku ditambahkan bagian Universitas Sumatera Utara yang menceritakan kekejaman Jepang di Filipina. Persetujuanpun dicaopai tetapi pelaksanaannya ternyata makan waktu dan baru di Januari 1949 Nagai meilihat bukunya dicetak. Setelah kependudukan amerika berakhir, bagian yang menceritakan kekejaman Jepang akhirnya dibuang. Takashi Nagai Takashi Nagai dilahirkan di Matsue di pantai laut Jepang pada tahun 1908. ayahnya seorang dokter dan diapun mengikuti jejak ayahnnya. Nagai-pun akhirnya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Nagasaki. Setelah menyelesaikan studinya, dia tetap berada di universitas sebagai dosen, disamping terdaftar sebagai korps kesehatan militer. Tahun 1931, dia berada diantara tentara Jepang pada insiden Manchuria, dan kemudian pada tahun 1932 dalam insiden shanghai. Tahun 1940 dia menjadi asisten professor jurusan Radiologi dan waktu bom dijatuhkan 1945 dia sudah menjadi dekan. Karena kebanyakan pemuda saat itu berada di garis depan, tanggung jawab di jurusan hampir sepenuhnya berada di pundaknya. Sebagai pemeluk agama Katholik dia pernah menulis bahwa seperti halnya banyak intelektual Jepang yang dipengaruhi oleh Pascal yang juga banyak mempengaruhi kehidupan keagaamaannya adalah lonceng gereja yang berulang- ulang berbunyi memanggilnya. Lonceng ini tidak hancur oleh ledakan bom atom dan saat ini bisa dilihat di museum bom Atom di Nagasaki. Tetapi Pascal dan lonceng itu bukanlah satu-satunya yang paling berpengaruh dalam kehidupan keagamaannya. Pengaruh paling besar berasal dari wanita yang paling dicintainya, Midori Moriyama, seorang wanita asal Nagasaki Universitas Sumatera Utara yang membuat Nagai menjadi penganut Katholik itu. Mereka menikah pada tahun 1934, dan mempunyai dua anak, Makoto dan Kayano. Kedua anaknya itu juga mempengaruhi buku-buku yang ditulisnya sebagi anak zaman baru dan zaman bom atom. Disamping seorang pejuang Nagai juga seorang ilmuwan. Dia tahu apa yang terjadi di dunia politik maupun di dunia ilmu pengetahhuan. Diapun tahu bahwa Amerika sedang mempersiapkan bom atom. Dia juga tahu bahwa Tiga Besar; Harry S Truman, Joseph Stallin, dan Winston Churchill mengeluarkan pengumuman dari Postdam. Tahun 1945 Pada tanggal 15 Juli 1945, Tiga Besar; Harry S Truman, Joseph Stallin, dan Winston Churchill mengadakan pertemuan di Postdam dekat Berlin yang baru saja hancur luluh. Saat itu sudah cukup nyata bahwa Kemaharajaan Jepang sudah mendekati ambang kehancuran. Dan Perang Dunia II sudah hampir usai. Jerman sudah kalah dan Russia sedang bersiap-siap mengumumkan perang terhadap Jepang yang sudah terpencil dan tidak punya teman. Angkatan perang Amerika Serikat setelah menaklukkan pulau demi pulau, mendapat perlawanan hebat di Kepulauan Mariana, Iwo Jima, dan Okinawa. Setelah mencapai kemenangan beruntun, sekarang perhatian mereka terpusat kepada kepulauan Jepang sendiri. Angkatan Udara dan Laut Jepang sudah lumpuh.kota-kota Jepang telah dihujani beribu-ribu ton bom. Pemboman terhadap Tokyo tanggal 10 Maret membunuh 140 ribu penduduk, dan kemudian pada tanggal 26 Mei membawa korban hampir Universitas Sumatera Utara sama banyaknya. Di Jepang, makanan dan bahan baku jauh berkurang dan transportasi terputus. Cukup jelas bahwa kekalahan sudah diambang pintu. Pemerintah Jepang menyadari sepenuhnya bahaya besar di depan mata bangsa Jepang. Menteri luar negeri Togo mengirimkan pesan kepada Duta Besar Sato di Moskow menyuruhnya segera menemui Molotov, sebelum delegasi Rusia berangkat ke Postdam, dan menerangkan bahwa Kaisar Jepang sudi mengakhiri kegiatan perangnya. Pesan ini sempat jatuh ketangan intel Amerika dan Washington pun tahu persis apa yang terjadi. Lalu di Postdam, tanggal 16 Juli, Truman menerima berita penting yang sudah lama ditunggu-tungguny a; bom atom telah berhasil di uji coba di Alamogordo, New Mexico. Proyek manhattan yang menelan biaya milyaran dollar itu kini telah telah mencapai hasil yang diinginkan. Hasil usaha Robert Oppenheimer dan kawan-kawannya di Los Alamos kini telah membuahkan hasil. Belakangan Turman menulis tentang proyek ini sebagai kegiatan zaman perang yang paling rahasia dan paling berani. Truman dan Ciang Kai Sek mengeluarkan deklarasi Postdam yang terkenal itu yang menuntut supaya Jepang menyerah tanpa syarat. Alinea terakhir deklarasi itu berbunyi: “Kami menuntut pemerintah Jepang supaya sekarang juga mengumumkan kepada seluruh angkatan perang Jepang menyerah tanpa syarat dan memberikan jaminan yang memadai dan bisa diterima pengumuman itu dikekluarkan dengan jujur. Kalau tidak, Jepang akan mengalami kemusnahan dalam waktu dekat.” Universitas Sumatera Utara Deklarasi ini sama sekali tidak menyebut perkara bom atom. Babak merikutnya dari drama tahun 1945 ini dipenuhi kebingungan dan kesalahpahaman. Di Jepang, Perdana Menteri Suzuki, setelah berunding dengan kabinetnya, mengatakan kepada pers bahwa dia sama sekali tidak bermaksud menolak tuntutan itu, tetapi dalam bahasa Inggris, reaksi Suzuki disimpulkan sebagai ”no Comment”. Dan di barat ungkapan itu diartikan sebagai penolakan. Dan penolakan terhadap Deklarasi Postdam ini konon menjadi alasan utama bom atom dijatuhkan di Jepang. Keputusan menjatuhkan bom atom itu, salah satu peristiwa terburuk dalam sejarah umat manusia, kemudian menjadi pokok perselisihan yang melibatkan beberapa tokoh penting dunia abad ke-20. keputusan akhir diambil oleh Harry Truman sendiri, yang memang tak pernah menyatakan penyesalannya. Dwight Eisenhower, yang juga berada di Postdam sekalipun tidak hadir dalam rapat Tiga Besar, menentang dengan keras penggunaan bom itu dengan dalasan bahwa Jepang sebenarnya sudah kalah dan karenanya bom atom tidak diperlukan lagi, dan dia betul-betul keberatan kalau Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menggunakan bom yang begitu mengerikan dan menghancurkan. Berrtrand Russell menyebut peristiwa bom atom hiroshima sebagai ”pembunuhan massal”. Gereja Katolik menyatakan bahwa ”kegiatan perang apa saja yang bertujuan menghancurkan kota dengan semua isinya tanpa pandang bulu adalah perbuatan kriminal terhadap Tuhan dan umat manusia. Yang tidak kalah menariknya adalah perdebatan dikalangan masyarakat ilmuwan sendiri. Hanya mereka yang tahu tentang bom ini karena memang Universitas Sumatera Utara sangat dirahasiakan dan waktu mereka menyaksikan kehebatannya, mereka pun tak lepas dari pertimbangan-pertimbangan etis maupun keagamaan. Drama bom atom sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1939. waktu itu Alber Einstein, didorong oleh ahli fisika terkenal Leo Szilard, menulis surat kepada Roosevelt, menggunakan tenaga atom untuk tujuan militer. Waktu itu terbetik berita bahwa Nazi Jerman sedang mencoba penggunaan tenga nuklir juga, dan tampaknya akan menang. Maka pada awal 1940-an diperkirakan bahwa ilmuwan Amerika Serikat dan Ilmuwann Jerman kira-kira seimbang dalam perlombaan ini. Setelah Jerman kalah, Einstein dan Szilard meragukan kebijaksanaan penggunaan bom atom terhadap Jepang. Dan surat kedua Einstein, kali ini meragukan penggunaan bom atom ditemukan belum dibukan dalam tumpukan surat surat yang diterima Roosevelt di Warm Springs, Georgia. Masyarakat ilmiah terpecah. Truman membentuk Badan Interim sendiri yang terdiri dari para ahli tenaga ahli dan diketuai oleh menteri perang Hendry Stimson dan dibantu oleh beberapa ilmuwan, termasuk Robert Openheimer, Arthur H. Compton, E.O. Lawrence dan Enrico Fermi.Tuman kemudian menulis bahwa anggota badan ini menyarankan supaya bom itu digunakan sesegera mungkin. ”Mereka juga menyarankan,” lanjut Truman, supaya bom itu dijatuhkan tanpa memberikan peringatan yang jelas sebelumnya dan diatas target yang memperlihatkan sejelas-jelasnya kehebatan bom ini. Tetapi ”Leo Szilard, dengan bantuan Einstein terus berkampanye menentang penggunaan bom itu dan merupakan salah seorang dari 63 ilmuwan yang mengirimkan petisi kepada Universitas Sumatera Utara Truman, yang menuntut supaya dia tidak akan menyetujui penjatuhan bom atom di atas kota-kota Jepang. Keberatan mereka tidak hanya berdasar kemanusiaan. Para ilmuwan ini tidak hanya keberatan akan kehancuran dan kematian mengenaskan akibat bom itu. Mereka menyadari umat manusia memasuki zaman baru. Sekali bom atom itu digunakan sampai dimana batasnya. Sekalipun Truman bertanggung jawab atas keputusan penjatuhan bom itu, bisa dikatakan bahwa hakikatnyua keputusan itu bukan dia yang mengambil. Dia dipaksa keadaan proyek bom atom itu telah memakan banyak biaya dan beberapa tahun riset. Orang-orang yang membuat bom itu berfikiran bahwa sebenarnya bom itu diabuat untuk digunakan. Truman dan para penasehatnya memilih empat kota sebagai korban: Hiroshima, Nagasaki, Kokura, dan Niigata. Beberapa hari setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima, sebuah pesawat B-29 lain dengan muatan bom atom kedua meninggalkan Pulau Tinian. Pesawat ini diberi nama Bock’s Car dengan pilot Mayor Charles Sweeney, yang ikut salah satu pesawat dalam misi ke Hiroshima. Dan pada tanggal 9 agustus pukul sebelas lewat dua menit, bom itu meledak pada ketinggian 500 meter diatas kota Nagasaki. Para korban yang masih hidup di Nagasaki mendengar pengumuman dari kaisar bahwa perang telah usai: ...”Musuh mulai menggunakan bom baru yang sangat keji dan punya tenaga hancur yang tak terhingga...Kalau kita meneruskan perang, akibatnya Jepang akan lumpuh dan hancur...” Dua bom atom lagi sudah Universitas Sumatera Utara siap di Tinian dan sudah direncanakan akan dijatuhkan tanggal 13 dan 16 Agustus dengan korban berikutnya Tokyo. Sementara itu Nagai dan para teman-temannya dengan penuh semangat merawat yang luka-luka di pusat pengungsian di gunung. Dan salah seorang anggotanya datang dari kota membawa berita yang mematahkan hati itu. Waktu mengisahkan bom atom, Nagai secara tak sadar menceritakan dirinya sendiri. Sebuah kisah perubahan dan peralihan yang terlahir dari penderitaan yang hebat. Dia telah kehilangan segalanya. Dia menyaksikan sendiri ribuan bangsanya dirobek-robek dan dibunuh bom atom. Dia melihat sendiri kota Jepang hancur, negerinya mendapat malu besar yang puncaknya terjadi diatas kapal Missouri ketika secara resmi Jepang menyerah dan selanjutnya berada dibawah pemerintah pendudukan Amerika Serikat. Melalui segala bentuk penderitaan ini, lahirlah Nagai baru. Sebelumnya di mengerahkan segalanya untuk merawat orang-orang yang sakit sebagai bagian dari perang yang dilancarkan Jepang, tapi semua itu kini dilakukannya demi kemanusiaan. Dia tetap mencintai negerinya namun usahanya sekarang ditujukan ke arah pembangunan spiritual bangsa Jepang yang akan bertanggung jawab atas perdamaian dunia. Hidupnya dilandaskan atas satu dorongan yaitu dorongan cinta. Dari pusat pengungsian di gunung dia kemudian berpindah ke sebuah pondok yang dibangun diatas puing reruntuhan rumahnya dulu. Pondok itu diberinya nama Nyokodo, yang berarti ”Cintailah tetanggamu seperti dirimu sendiri”. Universitas Sumatera Utara Dipondok itulah Nagai berdoa dan bermeditasi. Dan lewat penderitaan dan meditasi, akhirnya dia menemukan jawaban yang dicarinya. Pesannya sederhana: Cintailah tetanggamu seperti dirimu sendiri. Inilah jalan, satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian dunia. Nagai memang telah berubah. Sebelum tahun 1945 Nagai hanya menulis karya-karya ilmiah yang sarat angka-angka statistik. Tapi sekarang ia menjadi penulis, penyair, seniman dan humanis yang besar. Inti dari teologi Nagai secara mendalam mengupas nilai-nilai dan arti penderitaan. Bom atom telah menghancurkan beribu-ribu kehidupan manusia yang tak berdosa tetepi tetap tidak mampu menghancurkan semangat Nagai beserta teman-temannya. Bom atom itu justru telah menyadarkan mereka dan membuat mereka menjadi pahlawan-pahlawan kemanusiaan. Dalam keadaan luka parah, dan bisa dikatakan sekarat, mereka bekerja dengan ikhlas dan gembira. Kegembiraan berdasarkan cinta yang murni dan kasih sayang pada sesama yang terasa paradok. Diakhir bukunya Nagai berseru kepada seluruh penduduk bumi: ”Hai lelaki dan wanita diseluruh dunia, janganlah berperang lagi Dengan bom atom seperti ini, perang berati bunuh diri bagi seluruh umat manusia. Dari padang pasir bom atom ini, Nagasaki menentang seluruh dunia: Hentikan perang Marilah kita berbuat berdasarkan cinta, dan marilah bekerja sama. Penduduk Nagasaki berlutut dan berdoa dihadapan Tuhan dan berdoa: Biarlah Nagasaki menjadi korban bom atom yang terakhir dalam sejarah dunia ini. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS SEMGANGAT HIDUP DAN MOTIVASI TOKOH UTAMA

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

5 124 71

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Yoshichi Shimada No Sakuhin No Saga No Gabai Baachan Toiu Shousetsu No Shujinkou Ni Taishite No Shakaigaku Teki Bunseki

0 66 93

Shakaigakuteki Ni Yoru Inggrid J. Parker No Sakuhin No Rashomon Gate No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Seikatsu No Bunseki

1 47 65

Analisis “Peranan Wanita Sebagai Tokoh” Dalam Novel Out Karya Kirino Natsuo : Kirino Natsuo No Sakuhin No Auto No Shousetsu No “Shujinkou Toshite Onna No Yakuwari” No Bunseki

3 84 58

Sang Pemimpi No Shosetsu No Bunseki

0 45 19

Hirotada Ototake No Sakuhin No ”No One’s Perfect” Ni Okeru Kyokunteki Kyokumen No Bunseki

2 49 68

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

KOSHIGAYA OSAMU NO SAKUHIN NO “HIDAMARI NO KANOJO” NO SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

0 0 13