Penelitian Terdahulu Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV Persero

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Hamidullah 2004 melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max Indo Medan “, melakukan evaluasi kinerja keuangan dengan membandingkan hasil rasio keuangan baik likuiditas, leverage, aktivitas, serta rasio profitabilitas dengan standar rasio keuangan yang telah ditetapkan perusahaan. Standar rasio ini merupakan sebuah data keuangan hasil dari pengalaman kinerja keuangan perusahaan PT. Agro Max Indo Medan pada periode sebelumnya yang dianggap paling baik atau berhasil dan merupakan rasio yang diusahakan harus dicapai perusahaan. Sari 2005 melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Posisi Likuiditas dan Kemampulabaan,Studi Kasus PTPN IV Kebun Adolina. Sari menyimpulkan telah terjadi penurunan tingkat likuiditas dan kemampulabaan pada PT. Perkebunan IV Kebun Adolina pada tahun 2003 yang disebabkan adanya penurunan modal kerja dan laba usaha perusahaan.

B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Tambunan 2004:5, Laporan keuangan merupakan alat informasi keuangan dari perusahaan yangtelah dihimpun dan diolah dalam proses akuntansi. Laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak – pihak lain yang Universitas Sumatera Utara yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Sedangkan Sawir 2003:2 berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan informasi historis yang mencatat setiap transaksi keuangan dan diolah melalui proses akuntansi. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipergunakan untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.

2. Pentingnya Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan melakukan analisis terhadap pos – pos neraca akan dapat diketahui gambaran posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap Laporan Laba Rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Arifin 2007:8, menjelaskan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor, calon investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah maupun masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan yang berbeda, antara lain : a. Investor atau calon investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dari hasil pengembangan investasi yang dilakukannya. Investor juga memerlukan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga memerlukan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. b. Karyawan atau kelompok yang mewakili memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Karyawan juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kepentingan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. c. Kreditur atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama yang tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup atau aktivitas perusahaan kalau mereka tergantung pada perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara f. Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan pengumpulan data untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Arifin 2007:9 juga mengemukakan bahwa tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan digunakan untuk evaluasi perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara dengan kas, dan waktu serta kepastian hasil tersebut. Posisi keuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Selain hal tersebut, informasi ini berguna sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan perusahaan memanfaatkan arus kas tersebut. Universitas Sumatera Utara

4. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai macam faktor penilaian yang berbeda. Fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis keuangan antara lain : a. Likuiditas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera terpenuhi tepat pada waktunya melalui aset- aset yang likuid. Rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancarlainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. b. Solvabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek, maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c. Rentabilitas atau profitabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan unuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Aktivitas : digunakan untuk menunjukkan seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

5. Metode dan Teknik Analisis.

Metode dan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat dimengerti. Menurut Munawir 2004:36, ada dua metode analisis yang biasa dipergunakan untuk analisa laporan keuangan, yaitu: a. Analisis Horizontal Metode Analisis Dinamis yaitu analisis yang dilakukan dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan untuk beberapa periode atau beberapa saat, Universitas Sumatera Utara sehingga akan diketahui perkembangannya. Karena analisis ini membandingkan beberapa periode tertentu, maka analisis ini juga bisa dikatakan sebagai analisa secara time series. b. Analisis Vertikal Metode Analisis Statis yakni analisis yang dilakukan melalui perbandingan pos-pos laporan keuangan suatu perusahaan untuk satu periode saja, atau perbandingan laporan keuangan beberapa perusahaan sejenis untuk satu periode saja. Analisis vertikal juga disebut sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode hitu saja tanpa mengetahu perkembangannya. Sedangkan teknik yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan antara lain : a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, yaitu merupakan metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Melalui analisis metode ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. b. Trend, yakni analisis dengan menunjukkan tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase Trend Percentage Analysis , sehingga dapat diukur keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau menurun. c. Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement, merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui persentase invetasi pada Universitas Sumatera Utara masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, yaitu suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja pada suatu periode tertentu. Maksud utama dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja digunakan dan bagaimana kebutuhan modal kerja tersebut dibelanjakan. e. Analisis Rasio, yakni merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos- pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. f. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas pada suatu periode tertentu. g. Analisis Perubahan Laba Kotor Gross Profit Analysis, yaitu suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode satu ke periode lainnya atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. h. Analisis Break Even , merupakan suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break Universitas Sumatera Utara even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Selain metode dan teknis analisis yang sudah dikemukan di atas, tentu saja juga harus memperhatikan ketentuan ataupun standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terutama untuk perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara BUMN. Penilaian tersebut terdiri dari penilaian aspek keuangan finansial, operasional dan administrasi.

C. Rasio Keuangan

Berdasarkan fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu : Rentabilitas Profitabilitas, Likuiditas, Akivitas, dan Solvabilitas, maka perlu diketahui rasio – rasio pendukung untuk melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor tersebut. Menurut Van Horne 2005:204 penjelasan masing-masing rasio dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan yang bisa diperoleh mengenai kompetensi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. Rasio yang umum digunakan adalah : a. Current Ratio atau Rasio Lancar Rasio ini merupakan suatu cara untuk menghitung kemampuan membayar hutang lancar dengan jalan membandingkan total aktiva lancar dengan total Universitas Sumatera Utara hutang lancar. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan pembayaran tagihan jangka pendek bagi perusahaan. Current Ratio = Aktiva Lancar Kewajiban jangka pendek b. Cash Ratio Rasio Kas Rasio ini menunjukkan keadaan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo dengan mengandalkan jumlah uang yang tersedia baik dalam kas perusahaan maupun di bank. Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jk Pendek Kewajiban Lancar

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. . Rasio Solvabilitas diantaranya sebagai berikut : a. Total Debt to Equity Ratio Rasio Hutang Kewajiban terhadap total Ekuitas Rasio ini mencerminkan berapa bagian dalam ekuitas yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang jangka pendek dan jangka panjang. Total Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban Total Ekuitas b. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio Hutang Kewajiban terhadap total Aktiva. Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh modal atau aktiva. Rasio ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara berapa bagian keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Total Debt to Total Asset = Total Kewajiban Total Aktiva c. Long Term Debt to Total Equity Ratio Rasio kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan jaminan dari ekutas terhadap kewajiban hutang jangka panjang perusahaan. Long Term Debt to Total Equity Ratio = Kewajiban jangka panjang Total Ekuitas

3. Rasio Aktivitas

Rasio ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio ini dinyatakan dengan membandingkan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan dana maka semakin cepat perputaran aktiva dalam aktivitas perusahaan. Rasio Aktivitas diantaranya sebagai berikut : a. Inventory Turn Over Rasio Perputaran Persediaan Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu. Melalui rasio ini dapat diukur efisiensi pengelolaan persediaan barang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran persediaan, sehingga dana yang tertanam dalam persediaan juga akan semakin lama berputar. Inventory Turn Over = Persediaan x 365 hari Harga Pokok Penjualan Universitas Sumatera Utara b. Total Asset Turn Over Rasio Perputaran Aktiva Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvsetasikan untuk menghasikan pendapatan berupa penjualan. Total Asset Turn Over = Penjualan Jumlah Aktiva c. Receivable Turn Over Rasio Perputaran Piutang Rasio ini menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran piutang atau semakin lama piutang akan tertagih. Receivable Turn Over = Piutang x 365 hari Penjualan

4. Rasio Rentabilitas Profitabilitas

Rasio rentabilitas profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Melalui rasio ini dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rasio Rentabilitas Profitabilitas diantaranya sebagai berikut : a. Return on Investment ROI Rasio ini mennghubungkan keuntungan yang telah diperoleh dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Return on Investment ROI = Laba Bersih sesudah pajak Jumlah Aktiva Universitas Sumatera Utara b. Return on Equity ROE Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on Equity ROE = Laba setelah pajak Jumlah Ekuitas c. Gross Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor dengan tingkat penjualan bersih. Gross Profit Margin merupakan pengukur efisiensi operasi perusahaan serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya. Gross Profit Margin = Laba Kotor x 100 Penjualan d. Net Profit Margin Net Profit Margin mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan, dimana semakin tinggi rasio ini semakin baik pula operasi perusahaan. Rasio ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak. Net Profit Margin = Laba bersih sesudah pajak x 100 penjualan Dengan mengukur tingkat rasio keuangan perusahaan dan membandingkannya secara time series, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerjanya dari aspek keuangan selama kurun waktu tertentu. Setelah mengetahui bagaimana kinerja keuangan yang dilakukan perusahaan, maka dapat dievaluasi tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Universitas Sumatera Utara

D. Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian tingkat kesehatan pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara BUMN sudah dibakukan melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, baik yang bergerak dibidang infrastruktur maupun non infrastruktur. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian : 1. Aspek Keuangan. 2. Aspek Operasional. 3. Aspek Administrasi . Masing-masing aspek ini memiliki indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN yang berbeda-beda. Tingkat kesehatan BUMN yang ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan antara lain meliputi aspek dan bobot nilai berikut ini : Tabel 2.1 Aspek dan bobot penilaian kinerja perusahaan Aspek yang dinilai Infra Non Infra Aspek Keuangan 50 70 Aspek Operasional 35 15 Aspek Administrasi 15 15 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 Pengelompokan BUMN Infrastruktur dan BUMN Non Infrastruktur bisa dilhat atau dibedakan dari kegiatannya, antara lain : i. BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi : a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik. b. Pengadaan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang, baik laut, udara atau kereta api. Universitas Sumatera Utara c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut, sungai atau danau, lapangan terbang, dan bandara. d. Bendungan dan irigasi. ii. BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya selain bidang usaha yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100MBU2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi : a. SEHAT, yang terdiri dari : 1. AAA apabila total skor TS lebih besar dari 95 2. AA apabila 80 TS ≤ 95 3. A apabila 65 TS ≤80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : 1. BBB apabila 50 TS ≤ 65 2. BB apabila 40 TS ≤ 50 3. B apabila 30 TS ≤ 40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : 1. CCC apabila 20 TS ≤ 30 2. CC apabila 10 TS ≤ 20 3. C apabila TS ≤ 10 Tata cara penilaian tingkat kesehatan dari aspek keuangan, bisa dinilai sebagai berikut : a. Total Bobot - BUMN INFRASTRUKUR Infra 50 - BUMN NON INFRASTRUKTUR Non Infra 70 Universitas Sumatera Utara b. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya. Indikator dan bobot yang dinilai antara in sebagai berikut : Tabel 2.2 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan NO INDIKATOR BOBOT Infra Non Infra 1 Imbalan kepada pemegang saham ROE 15 20 2 Imbalan Investasi ROI 10 15 3 Rasio Kas 3 5 4 Rasio Lancar 4 5 5 Collection Periods 4 5 6 Perputaran Persediaan 4 5 7 Perputaran total asset 4 5 8 Rasio modal terhadap total aktiva 6 10 TOTAL BOBOT 50 70 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 c. Metode Penilaian Rumus perolehan masing-masing indikator dan skor penilaiannya adalah sebagai berikut :

1. Penilaian ROE

ROE = Laba setelah pajak x 100 Modal Sendiri Tabel 2.3 Daftar skor penilaian ROE NO ROE Skor Infra Non Infra 1 15 ROE 15 20 2 13 ROE ≤ 15 13,5 18 3 11 ROE ≤ 13 12 16 4 9 ROE ≤ 11 10.5 14 5 7,9 ROE ≤ 9 9 12 6 6,6 ROE ≤ 7,9 7,5 10 7 5,3 ROE ≤ 6,6 6 8,5 8 4 ROE ≤ 5,3 5 7 9 2,5 ROE ≤ 4 4 5,5 10 1 ROE ≤ 2,5 3 4 11 0 ROE ≤ 1 1,5 2 12 ROE 0 1 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 Universitas Sumatera Utara 2. Penilaian ROI ROI = EBIT + Penyusutan x 100 Capital Employed Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan . Tabel 2.4 Daftar skor penilaian ROI NO ROI Skor Infra Non Infra 1 18 ROI 10 15 2 15 ROI ≤ 18 9 13,5 3 13 ROI ≤ 15 8 12 4 12 ROI ≤ 13 7 10,5 5 10,5 ROI ≤ 12 6 9 6 9 ROI ≤ 10,5 5 7,5 7 7 ROI ≤ 9 4 6 8 5 ROI ≤ 7 3.5 5 9 3 ROI ≤ 5 3 4 10 1 ROI ≤ 3 2,5 3 11 0 ROI ≤ 1 2 2 12 ROI 0 1 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 3. Penilaian Rasio Kas Cash Ratio Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka pendek x 100 Current Liabilities Tabel 2.5 Daftar skor penilaian Rasio Kas Cash Ratio NO CASH RATIO = x Skor Infra Non Infra 1 x ≥ 35 3 5 2 25 ≤ x 35 2,5 4 3 15 ≤ x 25 2 3 4 10 ≤ x 15 1,5 2 5 5 ≤ x 10 1 1 6 ≤ x 5 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 4. Penilaian Current Ratio Current Ratio = Current Asset x 100 Current Liabilities Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 Daftar skor penilaian Current Ratio NO CURRENT RATIO = x Skor Infra Non Infra 1 125 ≤ x 3 5 2 110 ≤ x 125 2,5 4 3 100 ≤ x 110 2 3 4 95 ≤ x 100 1,5 2 5 90 ≤ x 95 1 1 6 x 90 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 5. Penilaian Collection Periods Collection Periods = Total Piutang Usaha x 365 hari Total Pendapatan Usaha Tabel 2.7 Daftar skor penilaian Collection Periods NO CP = x hari Perbaikan = x hari Skor Infra Non Infra 1 x ≤ 60 x 35 4 5 2 60 x ≤ 90 30 x ≤ 35 3,5 4,5 3 90 x ≤ 120 25 x ≤ 30 3 4 4 120 x ≤ 150 20 x ≤ 25 2,5 3,5 5 150 x ≤ 180 15 x ≤ 20 2 3 6 180 x ≤ 210 10 x ≤ 15 1,6 2,4 7 210 x ≤ 240 6 x ≤ 10 1,2 1,8 8 240 x ≤ 270 3 x ≤ 6 0,8 1,2 9 270 x ≤ 300 1 x ≤ 3 0,4 0,6 10 300 x 0 x ≤ 1 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 6. Penilaian Inventory Turn Over Perputaran Persediaan Inventory Turn Over = Total Persediaan x 365 hari Total Pendapatan Usaha Adapun daftar skor penilaian perputaran persediaan uang telah ditentukan berdasarkan Kepmen BUMN tahun 2002 dapat ditunjukkan melalui tabel 2.8 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.8 Daftar skor penilaian Perputaran Persediaan NO PP = x hari Perbaikan = x hari Skor Infra Non Infra 1 x ≤ 60 x 35 4 5 2 60 x ≤ 90 30 x ≤ 35 3,5 4,5 3 90 x ≤ 120 25 x ≤ 30 3 4 4 120 x ≤ 150 20 x ≤ 25 2,5 3,5 5 150 x ≤ 180 15 x ≤ 20 2 3 6 180 x ≤ 210 10 x ≤ 15 1,6 2,4 7 210 x ≤ 240 6 x ≤ 10 1,2 1,8 8 240 x ≤ 270 3 x ≤ 6 0,8 1,2 9 270 x ≤ 300 1 x ≤ 3 0,4 0,6 10 300 x 0 x ≤ 1 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 7. Penilaian Total Asset Turn Over TATO TATO = Total Pendapatan x 100 Capital Employed Tabel 2.9 Daftar skor penilaian Perputaran Total Asset NO TATO = x Perbaikan = x Skor Infra Non Infra 1 120 x 20 x 4 5 2 105 x ≤ 120 15 x ≤ 20 3,5 4,5 3 90 x ≤ 105 10 x ≤ 15 3 4 4 75 x ≤ 90 5 x ≤ 10 2,5 3,5 5 60 x ≤ 75 0 x ≤ 5 2 3 6 40 x ≤ 60 x ≤ 0 1,5 2,5 7 20 x ≤ 40 x 0 1 2 8 x ≤ 20 x 0 0,5 1,5 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 8. Penilaian Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset TMS terhadap TA = Total Modal Sendiri x 100 Total Asset Tabel 2.10 berikut menampilkan skor penilaian rasio modal terhadap jumlah aktiva sesuai dengan Kepmen BUMN tahun 2002 : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.10 Daftar skor penilaian Rasio Modal terhadap jumlah aktiva NO M thd TA = x Skor Infra Non Infra 1 120 x 4 5 2 105 x ≤ 120 3,5 4,5 3 90 x ≤ 105 3 4 4 75 x ≤ 90 2,5 3,5 5 60 x ≤ 75 2 3 6 40 x ≤ 60 1,5 2,5 7 20 x ≤ 40 1 2 8 x ≤ 20 0,5 1,5 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002 Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV Persero

PT. Perkebunan Nusantara IV Persero merupakan badan usaha milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Sumatera Utara. Keberadaan perkebunan ini awalnya adalah milik maskapai penerbangan Belanda yang dinasionalisasikan sekitar tahun 1959 yang selanjutnya mengalami perubahan organisasi beberapa kali sebelum menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero. Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV Persero dapat disajikan sebagai berikut : 1. Tahun 1958, tahap nasionalisasi. Perusahaan-perusahaan swasta asing Belanda seperti HVA dan RCMA dinasionalisasikan oleh pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi perusahaan milik pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah no.19 tahun 1959. 2. Tahun 1967, tahap regrouping I. Pada tahun 1967-1968 selanjutnya pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan milik Negara PPN aneka tanaman, PPN Karet dan PPN Serat. 3. Tahun 1969, tahap perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan PNP. Kepres No. 144 Tahun 1968, Perusahaan Perkebunan milik Negara PNP yang ada di Sumatera Utara dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I sampai dengan IX. Universitas Sumatera Utara 30 4. Tahun 1971, tahap perubahan menjadi Perusahaan Perseroan. Dasar Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1971, Perusahaan Negara Perkebunan PNP dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan resmi PT. Perkebunan I sampai dengan IX Persero. 5. Tahun 1969, tahap peleburan menjadi PTPN Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di regrouping kembali dan dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan XIV. PT. Perkebunan Nusantara IV Persero merupakan hasil peleburan dari tiga Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan VI Persero, PT. Perkebunan VII dan PT. Perkebunan VIII yang berda si wilayah Sumatera Utara. Sedangkan proyek pengembangan PTP VI, VII dan VIII yang ada diluar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing- masing propinsi. PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara. Didirikan dengan Aktte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tertanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI. Saat ini kantor pusat PTPN IV Persero terhitung tanggal 1 September 2003 secara aktif telah berkedudukan di Medan. Penentuan letak kantor pusat telah tercantum dalam Akte Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH. Tanggal 26 September 2002.

B. Bidang Usaha Perusahaan