BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan kondisi sosial yang begitu cepat juga berimplikasi pada persepsi setiap individu di dalam masyarakat. Percepatan arus teknologi dan
informasi juga menuntut setiap individu untuk merespon setiap informasi baru yang datang, sehingga kemampuan berwawasan dan berilmu pengetahuan
menjadi sangat penting. Dalam situasi inilah maka kompetisi di semua bidang hidup modern menjadi terbuka dan membutuhkan profesionalitas yang memadai.
Mungkin, bagi laki-laki partisipasi pada wilayah publik seperti ini tidak akan menimbulkan masalah yang serius kecuali yang berkaitan dengan profesionalitas
mereka. Sementara bagi perempuan, tidak selamanya partisipasi ini bisa dilakukan tanpa menimbulkan masalah di kemudian hari.
1
Sejalan dengan kemajuan-kemajuan yang telah diraih peradaban manusia, muncul pula berbagai problematika sebagai dampak dari kemajuan
tersebut. Tidak jarang masalah-masalah yang muncul merupakan masalah- masalah yang berbeda dari masalah- masalah yang pernah terjadi sebelumnya
1
Achmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyar, Khadijah Sosok Perempuan Karier Sukses,
Jakarta, Mitra Abadi Press, 2006, Cet. Kedua, h.87.
atau bahkan merupakan masalah-masalah yang benar-benar baru yang membutuhkan jawaban atau penyelesaian baru pula.
Secara historis terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan terutama akibat pengaruh dari modernisme Barat.
2
Stripteas merupakan suatu masalah baru yang sangat besar karena stripteas pada dasarnya merusak kehidupan manusia. stripteas adalah sebuah
perbuatan yang memamerkan aurat yang digelar atau di pertontonkan secara langsung kepada orang lain yang dapat merangsang nafsu syahwat manusia, dari
mulai aksi yang “biasa-biasa” dan sampai telanjang ditengah hiburan khusus diskotik, klab, dll. Sekalipun perbuatan ini disenangi oleh manusia ataupun
perbuatan ini dilakukan hanya seorang tanpa merugikan orang lain. Demikian juga dengan stripteas yang berbau seks, perbuatan yang mutlak dilarang siapapun
yang melakukannya, walaupun mereka melakukan itu dengan senang. Banyak yang menganggap bahwa stripteas adalah sebuah seni yang sangat indah karena
mempertontonkan gerakan yang sangat erotis tanpa busana. Di dalam Islam seni mendapat tempat yang istimewa, dan hampir seluruh aspek ajaran Islam
mengandung unsur seni. Namun demikian seni dalam Islam harus lebih diarahkan
2
Menurut Harun Nasution, modernisme dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat istiadat lama dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuanIPTEK modern. Harun Nasution, “Pembaharuan dalam Islam. Sejarah Pemikiran dan Gerakan”, Jakarta, Bulan Bintang, 1992, Cet.
Sembilan, h.9.
kepada timbulnya akhlak yang lembut dan tidak mengarah kepada timbulnya rangsangan syahwat dan kemungkaran.
3
Islam sebagai “way of life” yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan gerak dan
perubahan tersebut agar sesuai dengan syari’at. Oleh karena itu hukum Islam dihadapkan pada masalah-masalah yang krusial yaitu sanggupkah hukum Islam
dan hukum pidana indonesia memberikan jawaban secara tepat terhadap setiap permasalahan yang muncul sejalan dengan gerak dan perubahan ini.
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kaum wanita agar menutup aurat, karena mengandung hikmah yang sangat besar yaitu agar kemaksiatan tidak
timbul dalam masyarakat, karena timbulnya kemaksiatan itu banyak disebabkan oleh kaum wanita yang suka menampakkan auratnya. Misalnya terjadi perkosaan,
perzinahan, pembantaian, yang disebabkan timbulnya syahwat laki-laki karena kebahenolan wanita dengan lekukan tubuhnya.
4
Manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang sebagaimana Nabi Adam As, juga diciptakan Allah bertelanjang bulat. Bayi yang dilahirkan dalam
keadaan telanjang belum menjadi permasalahan karena auratnya belum mengandung hawa nafsu, sedangkan ketika Nabi Adam As diciptakan belum ada
manusia lainnya, maka Nabi Adam As belum mempunyai fungsi dan berarti. Setelah Siti Hawa diciptakan, maka beliau merupakan istri pasangan Nabi
3
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, 2001, Cet. Sembila, h.129.
4
Ahmad al-Hasyim, Mukhtar al-Ahadist an-Nabawi, Semarang, Toha Putra, h.91.
Adam As. Ini berarti pula, bahwa hidup mereka terbatas dalam satu jiwa bertubuh dua. Sehingga walaupun keduanya masih terbuka auratnya telah menjadi
persoalan, karena keduanya adalah pasangan suami istri. Setelah Adam dan Hawa ditempatkan disurga maka Allah menyuruh
mereka menutup aurat. Perintah ini menunjukan bahwa surga merupakan tempat yang suci bersih dan harus dihuni oleh orang-orang bersih pula. Telanjang adalah
lambang ketidaksucian. Permasalahan aurat, ternyata sudah dibicarakan ketika manusia menampak di dunia ini. Hal ini menunjukan menutup aurat adalah faktor
yang sangat penting dalam konteks keselamatan perjalanan manusia dalam upaya menjumpai sang kholik. Disinilah pentingnya busana sebagai penutup aurat.
5
Bagaimanapun, stripteas adalah permasalahan yang sangat rumit, karena berkaitan dengan semua aspek yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Persoalannya adalah stripteas secara terus menerus mengintensifkan merosotnya moral masyarakat dan generasi muda serta tingginya praktek prostitusi.
Dengan demikian stripteas secara nyata menimbulkan dampak yang sangat signifikan dalam merosotnya nilai moral masyarakat. Oleh karena itu
agama Islam diturunkan untuk menjaga moralitas masyarakat luas. Dalam menyikapi hal diatas, Al-Qur’an telah menggariskan kepada umat manusia agar
tidak terjerumus dalam pornoisme, menjadi budak seks atau penggemar seks.
5
Huzaemah T. Yanggo, Fiqh Perempuan Kontempoler, Jakarta, al-Mawardi, 2001, Cet.Pertama, h.15-16.
Berangkat dari hidayah, tujuan, landasan etika dan moral dalam hukum Positif dan hukum Islam, penulis tertarik untuk menggali yang berkaitan dengan
masalah stipteas dalam upaya menyadarkan kita semua dari bahaya stiepteas yang semakin meresahkan dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dan agama
sehingga masalah-masalah yang ditimbulkan stipteas dapat sedikit teratasi oleh kita semua yang berbekal pada penetahuan tentang hal tersebut diatas berdasarkan
hukum Positif dan hukum Islam yang sudah ada. Oleh karena itu skripsi ini
penulis tuangkan dalam karya ilmiah yang berjudul : “STRIPTEAS DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM PIDANA INDONESIA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah