Unsur-unsur Pidana Pada Stripteas Dalam Kajian Hukum Islam.

BAB IV STRIPTEAS DALAM KAJIAN

HUKUM ISLAM DAN HUKUM PIDANA INDONESIA

A. Unsur-unsur Pidana Pada Stripteas Dalam Hukum Islam Dan Hukum Pidana Indonesia.

1. Unsur-unsur Pidana Pada Stripteas Dalam Kajian Hukum Islam.

Pengertian jarimah dapat mengisyaratkan bahwa larangan-larangan atas perbuatan-perbuatan yang termasuk kategori jarimah berasal dari ketentuan-ketentuan nash-nash syara’ artinya perbuatan-perbuatan manusia dapat dikategorikan sebagai jinayah jika perbuatan-perbuatan tersebut di ancamkan hukuman terhadapnya. 40 Karena perintah-perintah dan larangan-larangan tersebut datang dari syara’ maka perintah-perintah dan larangan-larangan itu hanya ditunjukan kepada orang yang berakal sehat dan dapat memahami pembebanan taklifi sebab pembebanan itu artinya penggilan khitab dan orang yang tidak dapat memahami seperti hewan dan benda-benda mati, tidak mungkin menjadi objek panggilan tersebut. Bahkan orang yang dapat memahami pokok panggilan, tetapi tidak mengetahui perincian-perinciannya, apakah berupa suruhan atau larangan, apakah akan membawa pahala atau siksa, seperti 40 A. Hanafi, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, Jakarta, PT Bulan Bintang, 1971, Cet. Kelima. h.2. halnya anak kecil dan orang yang tidak waras maka keduanya dipersamakan dengan hewan dan benda-benda mati lainnya. Oleh kaerena itu sulit di beri pembebanan karena untuk dapat memahami pembebanan tersebut, bukan saja diperlukan pengertiannya terhadap pokok panggilan, tetapi juga diperlukan pengertiannya terhadap perincian-perinciannya. Menurut Abdul Qadir Audah bahwa unsur-unsur jarimah secara umum adalah: 41 1. Unsur Formal Adanya nash ketentuan yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang di sertai ancaman hukuman atas perbuatan-perbuatan. Unsur ini juga biasa disebut dengan “Rukun Syar’I” 2. Unsur Material Adanya unsur perbuatan yang membentuk jarimah baik berupa melakukan perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang di haruskan. Unsur ini juga biasa disebut dengan “Rukun Maddi” 3. Unsur Moral Pelaku kejahatan adalah orang yang yang dapat menerima khitab atau dapat memahami taklif, sehingga mereka dapat dituntut atas kejahatan yang mereka lakukan. Unsur ini biasa disebut dengan “Rukun Abadi” Di samping unsur umum yang harus dipenuhi dalam setiap jarimah atau jinayat, tetapi juga ada unsur khusus yang harus dipenuhi di setiap 41 Muslich, A. Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2006. jarimah atau jinayat untuk dikenakan hukuman, dimana unsur tersebut terdapat pada setiap perumusan jarimah atau jinayat yang dilakukan, misalnya pada jarimah perkosaan, di dalam perumusan jarimah perkosaan mengandung unsur yaitu “ancaman, kekerasan, pemaksaan”, unsur ini disebut unsur khusus. Selain itu pula di dalam redaksi lain menjelaskan secara jelas bahwa untuk menentukan suatu hukuman terhadap suatu tindakan dalam hukum Islam, diperlukan unsur normatif dan moral sebagai berikut : 1. Secara yurudis normatif di satu aspek harus didasari oleh suatu dalil yang menentukan larangan terhadap perilaku tertentu dan diancm dengan hukuman. Aspek lainnya secara yuridis normatif mempunyai unsur materiil, yaitu sikap diperintahkan oleh Allah Swt. 2. Unsur Moral, yaitu kesanggupan seseorang untuk menerima sesuatu yang secara nyata mempunyai nilai yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini disebutkan mukallaf. Mukallaf adalah orang Islam yang baligh dan berakal sehat. 42 Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa stripteas dapat digolongkan kepada “Jarimah” karena unsur-unsur jarimah terpenuhi oleh stripteas dari unsur formal, unsur materiil dan unsur moral. 42 Ali, Zainudin, Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2007, Cet Pertama. h.22

2. Unsur-unsur Pidana Pada Stripteas Dalam Kajian Hukum Pidana