Pelaku Stripteas KAJIAN UMUM STRIPTEAS

main perempuan, berjudi serta mabuk-mabukan. Yang pada akhirnya si anak ikut-ikutan melakukan tindakan a susila seperti stripteas.

C. Pelaku Stripteas

Diskotik, klub malam atau pub dan tempat karaoke sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan zaman penjajahan. Tempat ini sudah diketahui sebagai tempat maksiat. Diskotik bukan saja tempat ajojing atau disko tapi juga tempat untuk memamerkan aurat bahkan transaksi seks. tempat tersebut dikenal pula sebagai tempat mabuk-mabukan dan transaksi narkoba. Diskotik tak beda jauh dengan rumah-rumah bordir yang menyediakan wanita-wanita penjajah tubuh yang menawarkan kenikmatan sesaat dengan imbalan uang. 25 Gerakan-gerakan erotis yang menghasilkan gairah dengan tidak menggunakan busana telah jauh dari norma kesopanan, apalagi di nilai dari sudut Islam. Acara-acara yang menyediakan stripteas di diskotik, pub dan night club semakin marak dan sementara itu muncul komitmen kuat terhadap moral, mereka menutupi itu dengan seni. 26 Pelaku adalah orang atau badan hukum yang bergerak di bidang stripteas yang bertujuan atau mengakibatkan timbulnya nafsu birahi, yang menimbulkan rasa yang menjijikan, yang memuakan, yang memalukan baik menurut perorang atau masyarakat bagi yang melihatnya. 25 Faruq Al-Farabi, Remaja Gaul Kebablasan, Jombang, Lintas Media, h. 135. 26 Ibid, 137. Industri hiburan menjadi salah satu yang mempengaruhi moral. Adapun fungsi hiburan pada umumnya adalah untuk menghilangkan stress, bersantai bersama keluarga serta untuk menambah wawasan dan memperluas cakrawala pengetahuan. Tapi faktanya tempat-tempat hiburan pada saat ini menjadi rusak oleh disediakanya penari-penari bugil atau stripteas dan tempat hiburan itu berubah menjadi tempat maksiat. 27 Lokalisasi memberikan kesan bahwa stripteas dipertahankan atau dibiarkan tetap ada, khususnya dengan adanya pemberian perlindungan terhadap mereka yang mencari keuntungan dari stripteas para EO, Manager, diskotik, pub, nigh club, hotel dan sejenisnya 28 adalah pelaku stripteas karena tidak mungkin stripteas dapat beraktifitas bahkan berkembang tanpa adanya pertahanan. Bukan stripteas saja yang akan dikenakan ancaman hukuman, tetapi mereka-mereka pun akan dikenakan hukuman yang setimpal dengan perbuatanya. 27 Haqiqi Alif, Masa Remaja Penuh Sensasi, Juombang, Lintas Media, h. 142. 28 Fuyu AN Kresna, Menyusuru Remang-Remang Jakarta, Jakarta, PT. Sinar Harapan, 1979, Cet. Pertama, h.20 dan Tjahyo Purnomo, Membedah Pelacur Surabaya, Cet Kedua, Jakarta, Grafiti Pers, 1984, h.45.

BAB III KONSEKUENSI TIMBULNYA STRIPTEAS

A. Dampak Sosial Stripteas

Yang menjadi persoalan stripteas adalah dampak dari stripteas itu sendiri dimana stripteas dapat merusak tatanan kehidupan berkeluarganya terutama orang tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya, dengan adanya stripteas pun ini menyebabkan rusaknya moral di dalam masyarakat, dapat menyebabkan rusaknya keturunan serta kehormatan wanita dan keluarga di dalam masyarakat. Stripteas kemungkinan besar bisa membahayakan ketentraman negara beserta masyarakatnya. Karena akan selalu semakin berkembang dengan pola penanganan tertentu oleh sindikat yang teratur rapi. Kenyataanya stripteas cendrung menciptakan kejahatan-kejahatan dalam berbagai variasi, serta menimbulkan kriminalitas dan mudahnya peredaran narkotika. Terjerembab Dalam Tindak Kriminalitas Perkosaan dan Perzinahan. Dampak stripteas sangat tinggi, bisa menyebabkan seseorang pada prilaku kriminalitas, berupa tindak perkosaan dan perzinahan. Seperti diketahui bahwa stripteas mengobarkan hawa nafsu birahi orang yang mengkonsumsinya. Nafsu birahi yang berkobar, membutuhkan pelepasaan atau penyaluran. Bagi yang belum ada, mereka akan menyalurkannya kepada perempuan yang belum dinikahinya atau muhrimnya. Perkosaan dan perzinahan akibat dari stripteas telah