Faktor-faktor Terjadinya Stripteas KAJIAN UMUM STRIPTEAS

Bagi penari penggoda yang seperti menggeliat di atas panggung sepanjang pertunjukan, mereka jelas tidak mengerti tentang latar belakang kebudayaan ini, atau memang ia tidak peduli. Ini adalah tarian pergaulan, diciptakan untuk keluarga dan teman-teman untuk merayakan suka cita saat berkumpul bersama-sama. 18

B. Faktor-faktor Terjadinya Stripteas

Menelusuri latar belakang penyebab terjadinya stripteas sangat sulit, karena permasalahan yang melingkupinya sangat kompleks, dan saling erat berkaitanya dari sebab yang satu ke sebab yang lainnya. Namun secara garis besar dapat dibedakan, antara lain : Faktor Moral atau Akhlak merupakan faktor yang paling utama dalam terjadinya stripteas karena adanya demoralisasi atau rendahnya faktor moral. 19 Faktor Ekonomi merupakan faktor kedua terjadinya stripteas adanya kemiskinan dan keinginan untuk meraih kemewahan hidup, dengan cara jalan pintas dan mudah. Tanpa harus memiliki ketrampilan khusus, walau kenyataannya mereka buta huruf, pendidikan rendah, berpikiran pendek, sehingga menghalalkan stripteas sebagai pilihan pekerjaannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Nurul Anggraini, para pekerja stripteas umumnya melakukan pekerjaannya disebabkan oleh tekanan ekonomi yang tidak teratasi. Dengan kata lain, mereka mempunyai masalah tanggungan 18 http:members.tripod.comBobezanibudaya.htm. 19 Endang Sodyaningsih, Perempuan-Perempuan Kramat Tunggak, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1999, h.70. ekonomi yang berat. Seperti janda-janda muda yang ditinggal cerai suaminya dan harus menghidupi anak-anaknya yang masih kecil. Karena desakan ekonomi yang tak tertanggungkan yang kemudian menjadi sebab ia mudah tergoda untuk menjadi stripteas. 20 Faktor Biologis dimana adanya nafsu seks yang abnormal dan tidak terintegrasi dalam keperibadian, yang merasa puas apabila mengadakan relasi seks dengan berekspresi, atau karena kejenuhan yang ada dalam dirinya. Faktor Sosiologis disini Melakukan Urbanisasi, karena mereka menginginkan perbaikan nasib dan ajakan dari temannya yang sudah lebih dahulu terjun kedunia stripteas. 21 Faktor Psikologis juga salah satu faktor terjadinya stripteas adanya pengalaman traumatis luka jiwa, shok, mental, dan rasa ingin balas dendam yang diakibatkan oleh hal-hal seperti : kegagalan dalam perkawinan, dimadu, dinodai sama pacarnya yang kemudian ditinggal begitu saja. 22 Faktor Pekerjaan yang Menggiurkan Pekerjaan stripteas adalah pekerjaan yang sangat menggiurkan karena dapat mendulang uang tanpa peduli soal keterpurukan moral dan akhlak apalagi menghiraukan efek negatif yang akan ditimbulkan dari pekerjaan tersebut. 23 20 Nurul Anggrani YS, Menyikap Sisi Samping Liki-Liku Pelacur, Jakarta, PT. Golden Terayon, 1996, h. 82. 21 Ibid., h. 75 22 Ibid., h. 78 23 Neomi Wolf, The Beauty Myth, New York, Company, Inc, 1991, h. 72 Faktor Kebebasan Berekspresi Persoalan kebebasan berekspersi dalam dunia seni adalah wacana yang terus berkembang dari masa ke masa, terutama ketika kebebasan berekspresi itu menyentuh wilayah seksualitas, stripteas. Tetapi kebablasan berekspresi ini bukan sudah menjadi pemandangan yang umum yang terjadi pada keseharian kita. Faktor Hukum Yang Lemah Karena belum di amandemennya undang- undang yang berkaitan dengan stripteas, maka stripteas akan terus ada dan bahkan akan berkembang karena belum ada hukum yang mengaturnya Azaz Legalitas. Faktor Keluarga 24 dimana rumah tangga berantakan, yang terus- menerus dipenuhi konflik yang serius, sehingga membuat pecah keharmonisan dalam keluarga dan membuat anggota keluarga tidak betah tinggal di rumah, Penolakan orang tua dimana ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Dengan alasan anak dianggap sebagai beban dan menganggap anak Cuma menghalang- halangi kebebasan dalam meniti karir orang tua. Maka si anak menanamkan dendam kebencian terhadap orang tua dan akhirnya mereka mau hidup dengan caranya sendiri dan kesenangan sendiri dan Pengaruh buruk dari orang tua, tindakan a susila oleh bapak yang merupakan kepala rumah tangga, seperti 24 Dr.Kartini Kartono, Patologi Sosial, Jilid II, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 120. main perempuan, berjudi serta mabuk-mabukan. Yang pada akhirnya si anak ikut-ikutan melakukan tindakan a susila seperti stripteas.

C. Pelaku Stripteas