Sementara para pemuka agama yang menjadi panutan semestinya lebih banyak terlibat ke dalam konflik kepentingan tersebut.
Dalam upaya membenahi itu semua, harus dilakukan melalui pendekatan pendidikan. Pemerintah harus berani melakukan pembenahan total
terhadap orientasi pembinaan kependidikan yang terjadi saat ini. Antara lain dengan memberikan penekanan pada pendidikan moral dan agama.
Stripteas adalah bukti dari kesalahan orientasi pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan selama ini lebih berorientasi kepada fisik
dan seputar kebutuhan perut saja, sedangkan pembangunan moral tampak tidak banyak mendapat perhatian. Akibatnya dari kesalahan itu masyarakat
Indonesia kini menjadi terlalu matrealistik, yang dipikirkan hanya urusan dunia saja, sementara urusan akhirat terpinggirkan.
2. Kembali Pada Nilai-nilai Spiritual
Cara ini menurut Badriatul Muchlisin Asti dalam bukunya Remaja Dirantai Birahi : Kupas Tuntas Pornografi dalam Perspektif Islam.
Nilai-nilai spritual atau nilai-nilai yang diajarkan oleh agama adalah sangat penting untuk mengikis segala bentuk kemaksiatan, segala bentuk
perbuatan a moral, termasuk stripteas. Nilai-nilai spiritual disini hanya akan penulis khususkan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
Dalam Islam kita diajarkan untuk selalu memperbaiki kualitas pribadi, artinya bahwa kebaikan adalah dimulai dari diri kita sendiri, kalaun kita baik maka
akan mendorong untuk berbuat baik.
Islam mengajarkan agar menjaga diri dan keluarga dari siksaan api neraka, firman Allah Swt dalam Al-Qur’an :
⌧ .
Artinya ; “Hai orang-orang yng beriman, periharalah dirimu dan keluarga dari siksa
api neraka…..” Qs. At-Tahrim : 6
Maksud memelihara diri dan keluarga dari api neraka adalah menjaga jangan sampai melakukan maksiat dan dosa. Dalam konteks ini, para orang
tua juga wajib membimbing dan mengontrol anak-anaknya dalam kehidupan seksualnya. Kebanyakan dari mereka mengetahui masalah-masalah seksual
dari obrolan sesama teman sebaya, sementara bimbingan dari orang tua sangat kurang. Hal ini menyebabkan para remaja kehilangan arah untuk menentukan
mana yang baik dan mana yang buruk. Peranan ilmu jiwa dan ilmu agama dalam membimbing, mendidik dan
membangun anak, tidak boleh diabaikan oleh orang tua, agar pengelolaan anak tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Hubungan yang serasi antara orang tua dan anak-anak, sangat berperangaruh terhadap sikap dan perilaku anak tersebut. Dengan hubungan
yang serasi tersebut, maka orang tua akan dapat menghindarkan mereka dari
yang berkenaan dengan stripteas menghindari mereka untuk mengenakan pakaian yang dapat membangkitkan gairah birahi, mengarahkan mereka untuk
memahami budi pekerti agar menjadi orang yang berkepribadian. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara menyediakan buku-buku yang berisikan
ajaran agama, menghindarkan mereka dari kesendirian agar tidak mengalami kehilangan keseimbangan.
Disamping itu, dalam Islam juga terdapat suatu ajaran untuk melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar. Ini termaktub dalam Al-Qur’an
surat Ali Imron ayat 104 :
☺ ☺
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu golongan ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah pada yang munkar…”
Maka, mulai sekarang tanamkan tekad untuk mulai mengkaji Islam, mengamalkan sedikit demi sedikit dengan penuh kesungguhan dan keihlasan,
dan mulai meninggalkan secara total budaya-budaya jahiliyah yang merusak moral.
Ajaran-ajaran diatas tepat sekali rasanya diterapkan oleh ummat Islam dalam rangka menanggulangi berbagai bentuk perbuatan moral yang kini
makin meluas ditengah masyarakat termasuk stripteas.
3. Memberlakukan Sanksi