hubungan dengan negara lain. Karenanya, kepentingan nasional menjadi faktor determinan dalam politik luar negeri.
B. Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional national interest didefinisikan sebagai kepentingan negara yang dicapai melalui kebijakan nasional.
25
Kebijakan luar negeri suatu negara merupakan produk dari berbagai faktor dan kondisi baik yang bersifat tetap maupun
berubah untuk suatu waktu tertentu. Sebagai bagian dari kebijakan nasional, kebijakan luar negeri jelas merupakan bagian dari kebijakan pemerintah yang direncanakan dan
dilaksanakan demi kepentingan nasional. Adapun kepentingan nasional tersebut, menurut pendapat Moenir Ari Soenada,
26
pada dasarnya terbagi atas dua faktor yaitu faktor tetap dan faktor berubah yang dikaitkan dengan waktu dan totalitas bangsa.
Pertama, faktor-faktor yang tetap itu pada umumnya diputuskan sesuai dengan sistem politik dan koridor konstitusinya, yang menyangkut perlindungan
bangsa seperti kemerdekaan politik, kemampuan memelihara kesatuan wilayah dan penduduk, dan keselamatan lembaga-lembaga masyarakat dan negara untuk tumbuh
berkembang. Muatan dari faktor tetap tersebut dapat turut memuat sejumlah unsur prinsipil seperti mitos nasional dan falsafah negara yang disetujui rakyat. Kedua,
faktor-faktor yang berubah diputuskan oleh eksekutif karena tekanan-tekanan kebutuhan baik oleh pemerintah itu sendiri, oleh badan legislatif atau oleh berbagai
kelompok kepentingan yang dapat mempengaruhi para pembuat keputusan. Kepentingan nasional merupakan sebuah faktor yang agak bias dalam
kebijakan politik suatu negara. Hal ini lebih dikarenakan rumitnya menentukan faktor-faktor penentu sebuah hal dikatakan atau didefinisikan sebagai kepentingan
25
Daniel S. Papp, Contemporary International Relations, h. 43.
26
Moenir Ari Soenada, “Kebijakan Luar Negeri dan Strategi Indonesia di Kawasan Asia Pasifik”, diakses pada tanggal 9 Desember 2007dari www.deplu.go.id.
nasional, terlebih membedakan antara kepentingan elit politik pembuat kebijakan dengan kepentingan nasional secara umum.
Kepentingan nasional adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk melindungi kehidupan bangsa dan negara
. Hal itu jelas berbeda dengan kepentingan
golongan, yang lebih kecil konteks permasalahannya. Walaupun demikian, terdapat kepentingan golongan besar dari masyarakat yang dari waktu ke waktu dapat
mempengaruhi kebijakan pemerintah menjadi kepentingan nasional. Dalam hal ini, Papp
27
memberikan beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai penentu apakah suatu kepentingan dapat dikatakan sebagi kepentingan
nasional. Kriteria tersebut adalah: kriteria ekonomi, ideologi, yang berkaitan dengan penambahan power kekuatan atau pengaruh, keamanan militer, dan moralitas-
legalitas. Namun, tidak semua kriteria tersebut terdapat dalam landasan kepentingan nasional suatu negara.
Berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan perekonomian suatu negara maka dapat dilihat sebagai national interest. Kebijakan tersebut dapat meningatkan
neraca perdagangan negara yang bersangkutan, memperkuat dasar perindustrian suatu negara, menjamin akses terhadap kebutuhan minyak serta sumber-sumber energi
lainnya dapat dikatakan sebagai national interest yang dilihat dari kriteria ekonomi.
28
Ideologi merupakan salah satu faktor yang dalam beberapa kesempatan memegang peran vital dalam perumusan kebijakan nasional suatu negara. Hal ini
dipengaruhi oleh sistem ideologi negara yang mengikat sehingga proses perumusan kebijakan nasionalnya bergantung pada kepentingan nasional berbasis ideologinya.
Pengaruh terbesar ideologi dalam perumusan kepentingan nasional dapat kita lihat pada negara-negara berideologi komunisme dan marxisme seperti Uni Sovyet, Cina,
27
Daniel S. Papp, Contemporary International Relations, h. 44-45.
28
Ibid., h. 45.
Vietnam Utara, Korea Utara, Kuba. Kutub ideologi seringkali menarik sebuah negara dalam pusaran konflik dengan negara musuh dalam peta ideologi mereka.
Power , didefinisikan oleh Hans Morgenthau sebagai sesuatu yang membuat
satu pihak dalam hal ini state dapat mendirikan dan memelihara kendali control terhadap pihak state lain. Menurutnya, power membuat negara bertahan, dan karena
itu semua negara berkepentingan untuk memperolehnya. Oleh karena itu, argumentation of power
adalah adalah salah satu cara mendefinisikan national interest
. Kebijakan apapun yang dapat meningkatkan power suatu negara merupakan national interest
negara yang bersangkutan.
29
Dengan kata lain, power menjadi instrumen determinan yang mampu menempatkan posisi sebuah negara dalam
konstelasi politik internasional. Karena itu, perebutan terhadap power menjadi bagian penting dalam hubungan internasional serta dalam memahami setiap kebijakan politik
luar negeri suatu negara. Kepentingan militer atau military security andor advantage adalah kriteria
yang paling utama dalam menentukan national interest. Secara alami, negara hanya berusaha untuk mempertahankan keamanan militernya yang dijadikan minimum
determinant dalam national interest mereka karena tanggung jawab suatu negara
adalah menjamin keamanan warga negaranya.
30
Dalam konteks ini, terdapat benang merah antara upaya perebutan power dengan sebuah kepentingan militer atau lebih
tepatnya disebut dengan penggunaan kekuatan militer. Singkatnya, penambahan power
selalu dilakukan seiring dengan penambahan kekuatan militer suatu negara. Moralitas-legalitas dalam sebuah kepentingan nasional merupakan peran etika
dan budaya politik suatu negara. Hal ini dilandasi sebuah pemahaman bahwa budaya politik merupakan perwujudan dari nilai-nilai moral dan kultur masayarakat suatu
29
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: Struggle For Power and Peace, second edition,
New York: Alfred A. Knopf, 1956, h. 25-31
30
Daniel S. Papp, Contemporary International Relations, h. 45.
negara. Namun, hal ini seringkali tersingkirkan oleh basis moralitas-legalitas elit politik pembuat kebijakan yang kemudian menentukan kapentingan nasional
negaranya. Kepentingan nasional terkandung di dalam cita-cita, aspirasi dan tujuan
bangsa dan negara serta menetukan sikap satu bangsa terhadap bangsa-bangsa lain di dunia. Kepentingan nasional ini pulalah yang menentukan cara untuk menerjemahkan
cita-cita dan wawasan suatu bangsa ke dalam bentuk-bentuk yang nyata, baik secara bilateral, maupun secara regional ataupun internasional. Identifikasi kepentingan
nasional merupakan langkah pertama dalam penentuan politik luar negeri suatu negara. Setelah itu barulah ditentukan tingkat atau derajat intensitas kepentingan itu
dalam bentuk strategi dan terakhir kepentingan tersebut dicapai melalui tindakan nyata atau langkah-langkah dalam bentuk foreign policy.
31
C. Peran dan Diplomasi