BAB IV POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM PROSES PEMBENTUKAN
ASEAN COMMUNITY
A. Kepentingan-Kepentingan Indonesia
Kebijakan politik luar negeri Indonesia dalam mendorong pembentukan ASEAN Community
dilandasi oleh kepentingan nasionalnya. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, maka kepentingan nasional Indonesia adalah
melindungi kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melindungi keselamatan dan kehormatan bangsa, dan ikut serta
secara aktif dalam usaha-usaha perdamaian dunia. Oleh sebab itu, persatuan bangsa dan keutuhan kesatuan wilayah Indonesia
merupakan geopolitik bangsa Indonesia. Geopolitik tersebut berkembang dalam dua dimensi pemikiran dasar, yakni kewilayahan sebagai suatu realita dan kehidupan
masyarakat sebagai suatu fenomena hidup.
72
Kepentingan ini dirumuskan dalam upaya Indonesia mengembalikan posisinya dalam konstelasi politik regional dan
internasional. Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa kepentingan yang penulis tangkap dari upaya Indonesia mendorong pembentukkan ASEAN Community
ini adalah:
1. Stabilitas Politik, Keamanan dan Ekonomi.
Salah satu tujuan politik luar negeri Indonesia adalah mewujudkan dan memelihara lingkungan kawasan yang stabil, aman dan mengarah pada kemakmuran
bersama. Hanya dengan lingkungan kawasan yang kondusif, Indonesia dapat
72
Tim Dephan RI, “Buku Putih Departemen Pertahanan Republik Indonesia”, diakses pada tanggal 16 Februari 2008 dari
http:www.dephan.go.idbuku_putihbab_iv.htm
berkonsentrasi untuk menata kehidupan politik dan memulihkan kehidupan ekonomi nasional yang sedang terpuruk. Oleh karena itu, tidak heran jika ASEAN di tempatkan
sebagai pilar utama politik luar negeri Indonesia. Hal ini sebagai bagian dari perwujudan kepentingan nasional yang kemudian terumuskan dalam kebijakan politik
luar negeri Indonesia. Pengaruh globalisasi yang sulit dibendung memungkinkan untuk melemahkan
simpul-simpul persatuan dan kesatuan bangsa maupun ketahanan nasional. Demikian pula dengan kondisi dalam negeri yang tidak stabil dan permasalahan multidimensi
yang dihadapi akibat krisis nasional yang belum teratasi, menjadi peluang bagi peningkatan gangguan terhadap keamanan nasional. Peningkatan gangguan
memberikan dampak negatif yang cukup serius bagi kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Gangguan terhadap ketertiban publik seperti teror, konflik komunal yang berlatar belakang primordial etnis dan agama radikalisme, kerusuhan atau
pembangkangan masal, perdagangan narkoba, perjudian dapat meningkat dan berkembang menjadi ancaman terhadap kepentingan nasional.
73
Kondisi ini kemudian diperparah dengan tindakan kejahatan lintas batas, separatisme yang ada di
berbagai negara serta serangan terorisme yang semakin merusak stabilitas nasional dan regional. Berbagai persoalan tersebut semakin merusak citra Indonesia sebagai
negara yang aman dan stabil. Terlebih implikasi utama dari hal tersebut adalah sulitnya untuk keluar dari lingkaran krisis ekonomi nasional.
Stagnasi roda ekonomi nasional dipersulit dengan belum adanya mekanisme riil dalam ASEAN yang menjamin perlindungan dan stabilitas regional. Sekalipun
telah ada komitmen untuk melaksanakan AFTA ASEAN Free Trade Area dalam
73
Ibid,.
kerangka kerjasama ekonomi, namun hal tersebut tidak berjalan pada proses implementasinya. Sehingga yang tampak adalah kesibukan masing-masing negara
dalam menggerakkan ekonominya. Hal ini menyebabkan fundamental pertahanan ekonomi regional menjadi sangat rapuh. Padahal sebagaimana rumus tradisional
bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dapat dicapai dengan kondisi negara atau kawasan yang stabil secara politik dan keamanan.
Oleh karena itu, berpijak pada pemikiran di atas, Indonesia mendorong pembentukkan ASEAN Community yang ditopang oleh tiga pilar utama yang saling
terkait yakni ASC, AEC dan ASCC. Pembentukkan ketiga pilar tersebut di dasari dengan pemikiran bahwa penguatan kerjasama ekonomi, tanpa adanya jaminan
keamanan, maka perekonomian tidak akan berjalan baik begitu pula sebaliknya, keamanan tanpa didukung pembangunan ekonomi juga akan melahirkan masalah
baru. Salah satu poin penting dalam AEC ini adalah penyeimbangan pertumbuhan
ekonomi. Hal tersebut bertujuan untuk memperkecil jurang perbedaan ekonomi antar angggota sehingga mampu membentuk sabuk stabilitas ekonomi regional dengan
basis ekonomi yang lebih kokoh. Dengan demikian, integrasi kerjasama politik, keamanan dan ekonomi mampu menciptakan kawasan yang stabil dan nyaman bagi
pertumbuhan ekonomi.
2. Peran Regional Power Center di ASEAN