merupakan pernyataan politik yang tidak mengikat dan memerlukan ratifikasi. Karena itu kerja sama ASEAN bersifat longgar dan informal, berdasarkan musyawarah atau
konsensus dan sering dijuluki sebagai “The ASEAN Way”. Hal ini berlangsung sampai dengan adanya Piagam ASEAN yang baru disepakati pada KTT ASEAN
XIII di Singapura, tahun 2007 lalu. Meski demikian, ASEAN mampu menciptakan dan
menjaga perdamaian
serta stabilitas
regional.
2. Posisi ASEAN dalam Politik Luar Negeri Indonesia
Kepemimpinan Soeharto sejak era Orde Baru telah menggariskan bahwa ASEAN merupakan soko guru politik luar negeri Indonesia. Sejak awal Soeharto
berpendapat kawasan Asia Tenggara yang stabil, aman, damai dan kondusif ditinjau dari berbagai aspek merupakan modal dasar yang penting untuk pembangunan di
dalam negeri. Asia Tenggara yang diidam-idamkan Soeharto ialah suatu Asia Tenggara yang integrated, yang merupakan benteng dan pangkalan paling kuat untuk
menghadapi pengaruh atau intervensi dari luar. Soeharto memberi prioritas utama pada hubungan yang dekat dan harmonis
pada penggalangan kerja sama yang mantap dengan negara tetangga, sebab di sinilah terletak kepentingan nasional paling vital. Karena itu, penciptaan kestabilan dan kerja
sama regional di Asia Tenggara akan mendapat prioritas tinggi. Dengan demikian, peran aktif Indonesia dalam mengupayakan pembentukkan
ASEAN sebagai wadah tunggal di kawasan Asia Tenggara dapat dimaknai sebagai implementasi dari pandangan strategis Asia Tenggara dan ASEAN dalam kacamata
kebijakan politik luar negerinya. Hal ini sejalan dengan pendekatan lingkaran- lingkaran konsentris yang digunakan oleh Indonesia dalam menjalankan politik luar
negerinya.
Sesuai dengan pendekatan lingkaran konsentris ini, kawasan Asia Tenggara merupakan lingkaran konsentris pertama Indonesia. Sebagaimana yang terdapat
dalam tujuan nasional, Departemen Luar Negeri sebagai pemegang otoritas eksekusi kebijakan luar negeri dari pemerintah Indonesia, menekankan pada kerja sama
diplomatik dengan negara-negara di dunia internasional dalam seri lingkaran konsentris concentric circles. Adapun yang menempati lingkaran
pertama adalah ASEAN yang merupakan pilar utama bangsa Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya.
58
Sejak semula, pemerintah Indonesia memberikan prioritas utama kepada hubungan harmonis dengan negara-negara tetangga untuk menciptakan kestabilan dan
kerjasama regional di Asia Tenggara. Indonesia berkeinginan dan berkeyakinan bahwa Asia Tenggara dapat berkembang menjadi kawasan yang mandiri dan cukup
kuat bertahan dari pengaruh negatif atau gangguan dari luar, mengingat luasnya wilayah, besarnya kekayaan alam dan potensi tenaga kerja yang tersedia di kawasan
ini. Sejalan dengan alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang menggariskan bahwa
salah satu tujuan menyelenggarakan hubungan dan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu melindungi kepentingan bangsa dan
negara, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. Selain itu, kepentingan nasional Indonesia
diterjemahkan ke dalam visi Departemen Luar Negeri yang menegaskan poin tentang;
58
Lingkaran konsentris kedua adalah ASEAN + 3 Jepang, China, Korea Selatan. Di luar hal tersebut, Indonesia juga mengadakan hubungan kerja sama yang intensif dengan Amerika Serikat dan
Uni Eropa yang merupakan partner utama ekonomi Indonesia. Dalam lingkaran konsentris yang ketiga, Indonesia mengakui pentingnya menggalang kerja sama dengan like-minded developing
countries . Itulah yang menyebabkan Indonesia secara aktif ikut serta dalam keanggotaan Non-Aligned
Movement NAM atau Gerakan Non-Blok, the Organization of the Islamic Conference OIC atau
Organisasi Konferensi Islam, the Group of 77 G-77 dan the Group of 15 G-15. Moenir Ari Soenada, “Kepentingan Nasional Indonesia di Dunia Internasional”, diakses pada tanggal 9 Desember 2007 dari
www.deplu.go.id.
peningkatan peranan dan kepemimpinan Indonesia dalam proses integrasi ASEAN; peran aktif di Asia-Pasifik; membangun kemitraan strategis baru Asia-Afrika serta
hubungan antar sesama negara berkembang; memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral, regional dan internasional di segala bidang; meningkatkan prakarsa dan
kontribusi Indonesia dalam pencapaian keamanan dan perdamaian internasional; serta memperkuat multilateralisme.
59
Sejak awal berdirinya ASEAN, Indonesia telah mempromosikan suatu bentuk kehidupan masyarakat regional di Asia Tenggara yang menjunjung tinggi nilai-nilai
saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan konsensus dalam proses
pengambilan keputusan. Salah satu contoh betapa besar peran Indonesia dalam membidani kelahiran ASEAN ini dinyatakan oleh Mely Caballero-Anthony dari
Institute of Defence and Strategic Studies di Singapura, bahwa mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN dijiwai semangat musyawarah atau diterjemahkan
sebagai consultation dan mufakat atau consensus.
60
Sebuah praktik yang berciri khas pedesaan di Indonesia.
Selain itu, ahli Amerika Serikat, Bernard K. Gordon dalam The Dimension of Conflict in South East Asia
mengatakan kerjasama regional Asia Tenggara; tanpa Indonesia, usaha apapun di kawasan itu tidak akan lebih dari hal yang sambil lalu
saja. Dengan partisipasi Indonesia, usaha baru dalam kerjasama regional akan merupakan langkah raksasa ke arah stabilitas.
61
Hal ini ditopang oleh kedudukan Indonesia yang strategis sebagai negara yang menempati separuh dari wilayah Asia
59
“Tujuan Politik Luar Negeri”, diakses pada tangggal 9 Desember 2007 dari www.deplu.go.id,.
60
“Dulu, ASEAN Pernah Berjaya”, h. 16.
61
M. Sabir, Politik Bebas Aktif, h. 216.
Tenggara, penduduknya terbanyak dan ditambah dengan kekayaan alamnya yang terlengkap.
Salah satu penggambaran menarik mengenai pentingnya posisi Indonesia dalam ASEAN semasa kepemimpinan Presiden Soeharto adalah;
“Dalam kurun waktu yang cukup lama, Indonesia dan mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai pemimpin atau big brother ASEAN. Pada masa itu,
dalam setiap persidangan yang digelar ASEAN, maka sikap yang diambil indonesia pada umumnya kemudian diadopsi menjadi sikap bersama ASEAN.
Indonesia kemudian menjadi negara yang paling berpengaruh di kawasan, sehingga -tercatat dalam sejarah lahirnya APEC- Indonesia menjadi penentu
keberlangsungan gagasan pembentukan organisasi kerja sama perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik tersebut. APEC lahir setelah Indonesia secara
eksplisit menyatakan dukungannya, yang kemudian diikuti oleh semua negara anggota ASEAN lain”.
62
Salah satu peran penting Indonesia dalam rangka mempertahankan dan menjaga stabilitas regional adalah dengan berpartisipasi aktif di ASEAN. Dalam
setiap partisipasinya, Indonesia selalu menekankan dan memprioritaskan cara-cara damai confidence building measures dalam menyelesaikan segala macam bentuk
konflik yang terjadi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif. Selain itu secara konsisten terus mendukung setiap usaha menjaga
perdamaian di kawasan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan negara.
Terkait kepemimpinan Indonesia di dalam ASEAN, dapat dikemukakan bahwa berdasarkan kondisi objektif, potensi kepemimpinan Indonesia di kawasan
Asia Tenggara masih tetap besar. Namun Indonesia berkeyakinan bahwa kepemimpinan yang bijak adalah kepemimpinan yang tidak dipaksakan, melainkan
yang diraih melalui kualitas diplomasi dan kontribusi konkrit Indonesia kepada kawasan Asia Tenggara. Dalam kaitan ini, dapat dikatakan bahwa sejak 19971998,
62
Ahmad Dahlan, “Kepemimpinan Indonesia di ASEAN”.
dengan dicurahkannya perhatian pada proses reformasi politik dan penanggulangan krisis ekonomi dalam negeri, telah terdapat dampak yang kurang menguntungkan
terhadap peran Indonesia dalam ASEAN. Namun demikian, seiring dengan pemulihan kondisi dalam negeri, maka dalam kurang lebih dua tahun terakhir, Indonesia telah
mampu meningkatkan kembali perhatiannya kepada ASEAN. Upaya-upaya untuk meningkatkan peran Indonesia di ASEAN terus dikembangkan.
Bagi politik luar negeri Indonesia, ASEAN berfungsi sebagai kendaraan utama untuk melaksanakan hubungan luar negeri atau kerja sama antar negara-negara
kawasan Asia Tenggara dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Melalui ASEAN, Indonesia juga dapat memproyeksikan norma dasarnya –prinsip regional resilience
and non-interference - terhadap wilayah sekitar kawasan. Oleh karena itu, lingkungan
yang kondusif dapat diciptakan secara kolektif untuk kemajuan ekonomi bersama.
63
Walaupun terdapat perbedaan budaya, kondisi geografis, sistem politik dan tingkat kesejahteraan, negara-negara anggota ASEAN telah menunjukan kesamaan
itikad dalam mengutamakan kerja sama untuk mencapai keuntungan dan kemakmuran bersama. Berdasarkan hal ini, Indonesia berpandangan ASEAN di era globalisasi
harus dapat membangun dan memelihara kerja sama yang lebih luas dan efektif untuk memperoleh kemajuan yang subtantif dalam bidang politik, keamanan, ekonomi serta
sosial dan budaya di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan kondisi alam geografis, kemampuan ekonomi dan kemauan
politiknya untuk bergabung dalam proses regional, Indonesia akan terus memainkan peran strategis demi kemajuan dan terciptanya integrasi ASEAN. Peranan Indonesia
ini diperkuat dengan ASEAN Community sebagai pilar regional yang utama di masa depan.
63
Moenir Ari Soenada, “Kepentingan Nasional Indonesia di Dunia Internasional”.
B. Profil Singkat ASEAN Community 1. Pengertian Umum ASEAN Community