Kesenjangan Harapan Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak

memadai dalam bidang perpajakan dituntut untuk memenuhi harapan klien yang dinilai terlalu tinggi dari apa yang seharusnya dilakukan konsultan pajak. Klien beranggapan bahwa segala urusan perpajakan yang diberikan kepada konsultan pajak menjadi urusan konsultan pajak sepenuhnya. Padahal jika ditelaah kembali, klien seharusnya ikut terlibat didalamnya. Hal ini dimungkinkan karena dalam Undang- Undang No.28 Tahun 2007 mengenai Ketentuan Umum Perpajakan pada pasal 32 diatur penyerahan urusan perpajakan kepada pihak lain sehingga memberikan kelonggaran kepada wajib pajak untuk mengkuasakan hak dan kewajiban perpajakan kepada pihak lain dalam hal ini pihak lain yang dimaksud adalah wakil atau kuasa wajib pajak yang memahami masalah perpajakan seperti konsultan pajak. Hal inilah yang membuat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dan manajer.

d. Kesenjangan Harapan Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak

Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini yang ingin mengetahui apakah ada kesenjangan harapan antara ketiga kelompok responden yaitu fiskus, konsultan pajak, dan manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak menggunakan one way analysis of variances ONE WAY ANOVA. Dari pengujian tersebut maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. TSKPIP 2.928 2 84 .059 TSKPTK .135 2 84 .874 TFMKKP .304 2 84 .739 Total .215 2 84 .807 Sumber: Data Primer yang Diolah 2009 Uji homogenitas dilakukan sebagai pemenuhan atas salah satu asumsi ANOVA yang harus dilakukan. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah ketiga sampel populasi memilki varians yang sama dengan asumsi jika nilai probabilitas Levene Test lebih besar dari nilai probabilitas yang telah ditetapkan yaitu 0,050 maka Ho diterima yang berarti sampel memilki varians yang sama. Dari hasil uji homegenitas pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai probbilitas sebesar 0,807 yang lebih besar dari 0,050 . Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel memiliki varians yang sama sehingga asumsi ANOVA dapat terpenuhi. Tabel 4.17 Output SPSS 1 Oneway Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error 95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound TSKPIP FISKUS 27 54.8519 7.88720 1.51789 51.7318 57.9719 43.00 70.00 KONSULTAN PAJAK 34 54.7353 8.96224 1.53701 51.6082 57.8624 36.00 70.00 MANAJER 26 55.2692 5.90971 1.15899 52.8822 57.6562 45.00 69.00 Total 87 54.9310 7.73514 .82929 53.2825 56.5796 36.00 70.00 TSKPTK FISKUS 27 84.7037 11.90932 2.29195 79.9925 89.4149 48.00 105.00 KONSULTAN PAJAK 34 91.1765 9.83337 1.68641 87.7454 94.6075 65.00 105.00 MANAJER 26 83.6538 9.68274 1.89894 79.7429 87.5648 62.00 102.00 Total 87 86.9195 10.91640 1.17036 84.5929 89.2461 48.00 105.00 TFMKKP FISKUS 27 186.7407 22.43725 4.31805 177.8649 195.6166 149.00 239.00 KONSULTAN PAJAK 34 198.2059 17.81518 3.05528 191.9899 204.4219 165.00 228.00 MANAJER 26 182.1923 21.20570 4.15878 173.6271 190.7575 145.00 225.00 Total 87 189.8621 21.28553 2.28205 185.3255 194.3986 145.00 239.00 Total FISKUS 27 326.2963 39.89198 7.67722 310.5156 342.0770 252.00 414.00 KONSULTAN PAJAK 34 344.1176 30.37120 5.20862 333.5206 354.7147 277.00 402.00 MANAJER 26 321.1154 34.59980 6.78558 307.1402 335.0905 257.00 388.00 Total 87 331.7126 35.87572 3.84628 324.0665 339.3588 252.00 414.00 Sumber: Data Primer yang Diolah 2009 Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa mean antar masing- masing populasi memilki perbedaan. Hal ini terlihat bahwa rata-rata fiskus sebesar 326,2963, konsultan pajak sebesar 344,1176 dan manajer sebesar 321,1154. Secara keseluruhan konsultan pajak mempunyai mean tertinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsultan pajak mempunyai persepsi yang lebih baik mengenai sikap dan kinerja konsultan pajak apabila dibandingkan dengan fiskus dan manajer. Tabel 4.18 ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. TSKPIP Between Groups 4.446 2 2.223 .036 .964 Within Groups 5141.140 84 61.204 Total 5145.586 86 TSKPTK Between Groups 1025.981 2 512.991 4.672 .012 Within Groups 9222.455 84 109.791 Total 10248.437 86 TFMKKP Between Groups 4159.562 2 2079.781 5.019 .009 Within Groups 34804.782 84 414.343 Total 38964.345 86 Total Between Groups 8944.003 2 4472.002 3.692 .029 Within Groups 101743.8 84 1211.236 Total 110687.8 86 Sumber: Data Primer yang Diolah 2009 Tabel 4.18 merupakan hasil uji untuk melihat apakah ketiga sampel mempunyai rata-rata mean yang sama. Terdapat dua dasar pengambilan keputusan yang dapat digunakan. Pertama, jika F hitung F tabel maka Ho ditolak atau adanya perbedaan dari ketiga rata-rata sampel. F tabel diperoleh dari tabel F dengan sigmifikansi 5, DF1= 3-1= 2 dan DF2= 87-3= 84 sehingga didapat angka 3,11. Kedua, berdasar pada nilai probabilitas, jika nilai probabilitas 0,050 maka Ho ditolak. Hal ini terlihat dari F hitung 3,692 3,11 dan nilai probabilitas 0,029 0,050. Atas dasar tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima maka, terdapat kesenjangan harapan yang signifikan atas sikap dan kinerja konsultan pajak antara fiskus, konsultan pajak dan manajer. Hal ini disebabkan karena perbedaan bidang pekerjaan dan kepentingan diantara ketiga kelompok responden tersebut. Fiskus merupakan pegawai pemerintah dan mengemban tugas mengamankan penerimaan negara. Konsultan pajak merupakan tenaga profesional yang mandiri dan independen yang mengemban amanat dari wajib pajak dan di sisi lain sebagai mitra pemerintah. Sedangkan manajer sebagai wajib pajak yang membutuhkan bantuan konsultan pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya serta menginginkan keuntungan. Selain itu, kesenjangan ini terjadi mungkin akibat dari belum adanyaatau kurangnya UU atau peraturan yang mengatur profesi konsultan pajak. Hal ini diperkuat oleh kutipan dari Darmin Nasution selaku Dirjen Pajak yang mengatakan bahwa akan dibuat UU untuk memperbaiki profesi konsultan pajak Majalah Berita Pajak, 2008. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 87 responden yang terbagi dalam tiga populasi sampel yaitu 27 responden fiskus, 34 responden konsultan pajak dan 26 responden manajer di wilayah Jakarta. Pada pengujian untuk hipotesis satu, hipotesis dua dan hipotesis tiga menggunakan Independent Sample T-test . Sedangkan, untuk pengujian hipotesis empat menggunakan One Way Analysis Of Variances One Way ANOVA dengan bantuan program SPSS 12.00. Hasil pengujian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dengan konsultan pajak dengan menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,10 yaitu sebesar 0,052. 2. Tidak terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dengan manajer dengan menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,050 yaitu sebesar 0,616. 3. Terdapat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dengan manajer yang menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,008. 4. Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan pajak dan manajer yang menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,029