Kesenjangan Harapan Fiskus dan Manajer atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak

Berdasarkan hasil mean dan t-test memperlihatkan adanya kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan pajak. Hal ini terjadi mungkin disebabkan fiskus tidak terlibat langsung atau tidak menggunakan jasa profesional dari konsultan pajak untuk melaksanakan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya karena pengetahuan akan perpajakan fiskus sudah memadai sehingga fiskus kurang mengetahui bagaimana sikap konsultan pajak terhadap kliennya dan kinerja dari konsultan pajak itu sendiri. Walaupun fiskus mengetahui sikap yang harus ditunjukkan konsultan pajak melalui peraturan ataupun kode etik namun, hal itu terkadang tidak sesuai dengan realita yang terjadi akibat perbedaan peran antara fiskus yang mewakili kantor pajak dan konsultan pajak yang mewakili wajib pajak.

b. Kesenjangan Harapan Fiskus dan Manajer atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak

Tabel 4.12 Output SPSS 1 Independent Sample T-test Fiskus dan Manajer Group Statistics PROFESI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean TSKPIP FISKUS 27 54.8519 7.88720 1.51789 MANAJER 26 55.2692 5.90971 1.15899 TSKPTK FISKUS 27 84.7037 11.90932 2.29195 MANAJER 26 83.6538 9.68274 1.89894 TFMKKP FISKUS 27 186.7407 22.43725 4.31805 MANAJER 26 182.1923 21.20570 4.15878 Total FISKUS 27 326.2963 39.89198 7.67722 MANAJER 26 321.1154 34.59980 6.78558 Sumber: Data Primer yang Diolah 2009 Skor rata-rata yang ditunjukkan pada tabel 4.12 fiskus memilki nilai total yang lebih besar yaitu 326,2963 dibandingkan manajer sebesar 321,1154. Hal ini menunjukkan bahwa fiskus memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak, walupun perbedaan ini tidak signifikan. Tabel 4.13 Output SPSS 2 Independent Sample T-test Fiskus dan Manajer Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper TSKPIP Equal variances assumed 1.777 .188 -.217 51 .829 -.41738 1.92013 -4.27219 3.43743 Equal variances not assumed -.219 48.137 .828 -.41738 1.90978 -4.25696 3.42220 TSKPTK Equal variances assumed .112 .739 .351 51 .727 1.04986 2.98812 -4.94904 7.04875 Equal variances not assumed .353 49.627 .726 1.04986 2.97641 -4.92955 7.02926 TFMKKP Equal variances assumed .012 .913 .758 51 .452 4.54843 6.00159 -7.50026 16.59713 Equal variances not assumed .759 50.984 .452 4.54843 5.99508 -7.48729 16.58416 Total Equal variances assumed .041 .840 .504 51 .616 5.18091 10.27406 -15.44512 25.80695 Equal variances not assumed .506 50.462 .615 5.18091 10.24616 -15.39443 25.75625 Sumber: Data Primer yang Diolah 2009 Dari hasil pengujian pada table 4.13 didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,616. Hasil tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan sebesar 0,050. Nilai t hitung juga lebih kecil dari t tabel df= 53-2 =51 yaitu 0,504 2.0076. Dengan demikian hipotesis tidak diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat kesenjangan harapan yang signifikan antara fiskus dengan mnanajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak. Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer. Hal ini memberikan indikasi bahwa fiskus dan manajer memilki pengetahuan atau informasi yang cukup mengenai sikap dan kinerja konsultan pajak. Informasi itu mungkin didapat dari peraturan perpajakan yang berlaku berarti pemerintah selaku pembuat peraturan perpajakan itu berhasil mencegah adanya salah pengertian antara wajib pajak dengan fiskus.

c. Kesenjangan Harapan Konsultan Pajak dan Manajer atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak