masyarakat Kampung Banyusuci RW. 04 RT. 04 berjumlah 336 Jiwa adapun jumlah laki-laki 180 Jiwa dan jumlah perempuan 156 Jiwa.
Untuk mengenal lebih dalam masyarakat Banyusuci, berikut ini rangkuman dari hasil wawancara terhadap beberapa orang warga setempat
tentang latar belakang kehidupan mereka:
1. Latar Belakang Pendidikan
Secara garis besar masyarakat Banyusuci sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan. Mereka bercita-cita menyekolahkan anak-anaknya
setinggi mungkin, akan tetapi keadaan ekonomi memaksa mereka untuk mengubur impiannya memiliki anak lulusan perguruan tinggi. Rata-rata
remaja kampung Banyusuci hanya mampu menamatkan sekolah sampai SD dan SMP atau Tsanawiyah saja.
Sebagian kecil dari remaja Banyusuci ada yang menamatkan sekolah sampai perguruan tinggi. Mereka adalah remaja-remaja yang memiliki
orang tua berkemampuan ekonomi di atas rata-rata, ada juga anak-anak yang sekolah sampai SMU atau Aliyah dari kalangan masyarakat biasa.
Bagi remaja yang menamatkan SMP atau Tsanawiyah pada masyarakat Banyusuci merupakan sebuah kemajuan dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Para orang tua penduduk kampung Banyusuci sangat jarang yang sampai tamatan SD, mayoritas mereka berhenti dari sekolah
setelah naik ke kelas 3 tiga atau 4 empat SD. Bagi mereka sekolah
hanya sarana untuk belajar baca dan tulis, setelah cukup menguasai kedua keterampilan tersebut, mereka merasa sudah cukup.
2. Latar Belakang Ekonomi
Letak geografis kampung Banyusuci yang hanya 1 satu kilometer dari pasar kecamatan memudahkan masyarakatnya mencapai pusat jual beli
tersebut. Hal ini mendorong penduduk Banyusuci untuk bekerja di pasar sekalipun ada sebagian masyarakat yang bertani namun pada akhirnya
mereka membawa hasil pertaniannya ke pasar. Mayoritas penduduk kampung Banyusuci yang bekerja di pasar
adalah para petani, pedagang kaki lima dan penjual asongan. Mereka tidak mampu menyewa kios di pasar karena tidak mempunyai modal. Bagi
mereka berjualan bukan untuk memperkaya diri tetapi untuk memehuhi kehidupan sehari-hari. Bisa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk
memenuhi keperluan dapur dan jajan anak sudah merupakan berkah bagi mereka. Setiap hari para petani, pedagang kaki lima, dan penjual asongan
tersebut berangkat ke pasar pagi-pagi dan setelah ashar mereka akan kembali. Dagangan yang mereka bawa ke pasar adalah buah-buahan yang
didapat dari hasil panen dan dari para tengkulak. Jeruk merupakan komoditas utama diselingi dengan buah-buahan musiman seperti rambutan,
cimpedak, dan duren.
3. Latar Belakang Keagamaan