Dari tujuan tersebut di atas, maka para santri Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dituntut untuk bisa mengarah kepada tuntutan zaman
dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat setelah menjadi alumni. Tuntutan masyarakat adalah teori dan prakteknya, maka segala kegiatan yang ada di
pesantren, baik itu intra maupun ekstra diwarnai dengan suasana yang islami dalam artian segala kegiatan hanya untuk ibadah.
3. Riwayat Singkat Pimpinan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami adalah salah satu lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pondok Pesantren Ini
berlokasi di Kampung Banyusuci RT. 04 RW. 04 Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Pondok ini didirikan oleh KH.
Hemi Abd Mubin, Lc yang di lahirkan di Madura pada tanggal 23 maret 1956 dari pasangan Abdul Mubin dan Musarah, beliau adalah anak pertama
dari dua bersaudara dan adiknya bernama Izzati. KH. Helmi Abd Mubin, Lc melangsungkan pernikahan pada tahun
1984 oleh seorang wanita yang bernama Fatimah Nursalim adik ipar dari KH. Syukron Mamun yang kemudian memiliki dua putri yang bernama
Nuril Izzah Dan Ummu Hafsoh. Beliau adalah alumnus Gontor yang kemudian melanjutkan studinya kesalah satu perguruan tinggi di Madinah
Saudi Arabia di Islamic University Madinah. KH. Helmi Abd Mubin, Lc telah dibantu oleh berbagai pengalamannya
mengenai asin garamnya mendidik santri. Sebenarnya sejak tahun 1987
beliau sudah berangan-angan ingin mendirikan sebuah pesantren, kemudian hasratnya baru terwujud pada tahun 1993. dengan modal Bismillah Beliau
membangun Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dengan dana Rp. 250.000.- yang berlokasi di Banyusuci, sebelumnya Beliau mempunyai
enam lokasi untuk Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami namun atas saran Guru Beliau dari enam lokasi tersebut tanah yang paling timur yaitu
Banyusuci yang menjadi pilihannya. Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, demikian Beliau
menamakan Pesantren ini. Nama ini sengaja diambil dari nama lain di Kota Suci di Mekkah sebagai tabarukan dengan harapan semoga pendiri dan
pembantu-pembantunya memiliki niat suci dan Pesantren ini dikunjungi Umat Islam dari seluruh Dunia.
a. Faktor Pendukung
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami di Kampung Bunyusuci Desa Leuwimekar berdiri sejak tahun 1993 tetapi mulai beroperasi pada
tahun 1994. Banyak faktor yang menjadikan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami cepat berkembang seperti sekarang ini dengan total
santri kurang lebih 2000 orang. Salah satu faktor yang sangat signifikan adalah pengalaman pimpinan Pesantren yang telah mengajar diberbagai
Pondok Pesantren Moderen, Beliau adalah tamatan Gontor yang telah mencicipi pengalaman menjadi pengajar dialmamaternya selama satu
tahun kemudian menuruskan pengabdiannya di Pondok Pesantren Al-
Amien. Beliau menyebrang ke Jakarta untuk menambah pengalaman mengajarnya, pesantren yang dituju adalah Pondok Pesantren Darul
Rahman yang kebetulan dipimpin seorang Kiayi asal Madura. Selama mengajar di Pondok Pesantren tersebut Beliau menimba pengalaman
dengan mengajar di SMP Al-Azhar Kemang. Selain mengembangkan ilmu dengan mengajar. Beliaupun
mengembangkan diri dengan meneruskan studinya di Universitas Madinah hingga mendapatkan gelar Lc. Setelah lulus dari Madinah
Beliau kembali ke Jakarta dan meneruskan pengabdiannya di Pondok Pesantren Darul Rahman. Dengan modal pengalamannya dimadinah
Beliau mendapatkan kepercayaan dari pimpinan Pondok Pesantren Darul Rahman pusat, Beliau di percaya untuk memimpin Pondok
Pesantren Darul Rahman cabang Bogor tepatnya di Leuwiliang. Setelah 10 tahun memimpin Pondok Pesantren Darul Rahman
dengan prestasi yang cukup membanggakan Beliau mampu menjadikan Pondok Pesantren Darul Rahman sebagai Pondok Pesantren terbesar di
Bogor barat, inilah yang menjadi dasar berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, setelah bertahun-tahun mengurusi Pesantren
lain Beliau berkeinginan untuk mendirikan Pesantren sendiri. Selain faktor pengalaman pimpinannya. Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami juga berkembang karena letaknya yang strategis dan mudah di akses dari arah manapun. Dengan letak geografis di dataran
tinggi para santrinya juga disuguhi pemandangan alam yang indah di pinggiran sungai Cigatet dan Cianten. Selain pemandangan yang indah
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami juga terletak tidak jauh dari pusat perdagangan Pasar Leuwiliang dan Terminal Leuwiliang.
Faktor terakhir yang mendukung perkembangan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami adalah biaya yang terjangkau oleh semua
kalangan Rp. 250.000.- perbulan santriawan dan santriwati mendapatkan makan tiga kali dalam sehari, bimbingan belajar oleh
ugru-guru yang mayoritas bermukim di Pesantren serta asrama yang memadai tempat para santri tinggal.
b. Faktor Penghambat
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami banyak sekali faktor yang menghambat perkembagan Pesantren ini
terutama faktor ekstern dari sebagian masyarakat sekitar Pondok. Mereka secara terang-terang menentang pendirian Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami dengan memblokir jalan masuk Pesantren dan meruntuhkan jembatan yang menghubungkan pesantren dengan wilayah
perkampungan. Hal ini mereka lakukan kerena ketidak tahuan mereka akan Misi dan Visi Pesantren, mereka beranggapan dengan adanya
Pesantren Moderen akan merusak tatanan keberagamaan yang sudah mengakar dalam masyarakat.
Tidak hanya sampai di situ, gangguan secara halus pun juga dilancarkan dan yang menjadi sasaran adalah para santri baru, baik
berupa gangguan makhluk halus yang membuat mereka tidak betah untuk belajar dan menetap di pondok pesantren. Selain faktor di atas
yang telah disebutkan, juga dikarenakan adanya tokoh masyarakat sekitar yang merasa tersaingi eksistensinya dimasyarakat dengan
kedatangan orang baru yang lebih dalam dan matang ilmu pengetahuannnya.
Selain dari faktor masyarakat itu sendiri, yang lebih penting dan merupakan faktor penghambat adalah belum tersedianya sarana MCK
yang memadai serta air bersih, sehingga mereka harus bersusah payah melewati ilalang yang cukup tinggi dan sawah-sawah untuk mandi dan
mencuci. Terlebih pada malam hari di mana alat penerangan masih terbatas. Bagi seorang murid yang baru mengalami keadaan seperti ini
pasti akan terkejut dan kaget dibandingkan apa yang mereka rasakan di rumah dengan fasilitas yang serba lengkap, air bersih yang selalu
mengalir setiap hari, serta tempat bermain dan bergabung dengan teman-temannya tanpa adanya aturan-aturan yang harus mereka
laksanakan dan taati. Faktor lain yang tidak kalah beratnya yang menjadi hambatan bagi
perkembangan Pesantren adalah minimnya dana yang dimiliki pimpinan. Hal ini sempat menggangu eksistensi Pesantren yang belum
memiliki banyak santri pada tahun-tahun pertama berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, sehingga pimpinan sempat
meminjam uang ke beberapa orang untuk keperluan pembangunan.
C. Visi dan Misi Didirikan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami 1. Visi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami