Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Variabel CAR X Variabel ROA X

59

b. Analisis Statistik

Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorv-Smirnov dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 88 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.32156432 Most Extreme Differences Absolute .107 Positive .075 Negative -.107 Kolmogorov-Smirnov Z .999 Asymp. Sig. 2-tailed .271 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal, karena terlihat nilai Unstandardized Residual Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,271 hal ini berarti nilai Symp. Sig 2-tailed lebih besar dari nilai signifikan dengan nilai 0,05.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari Universitas Sumatera Utara 60 besarnya nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor melalui program SPSS 15 for windows. Tabel 4.7 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LNCAR .912 1.096 LNNPL .876 1.142 LNROA .807 1.239 LNLDR .959 1.043 a. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, keempat variabel tersebut memiliki nilai Tolerance 0,1 dan VIF 5 maka tidak terdapat adanya gejala multikolinieritas pada persamaan regresi linear berganda ini.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deret waktu atau ruang seperti dalam data cross section. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.8 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .21002 Cases Test Value 44 Cases = Test Value 44 Total Cases 88 Number of Runs 39 Z -1.287 Asymp. Sig. 2-tailed .198 a. Median Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Dari hasil pengolahan mengunakan SPSS 16 for windows dapat diketahui bahwa nilai test adalah 0,21002 dan Asymp. Sig. 2-tailed 0,198 0,05. Maka dapat disimpulkan data tidak terkena autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Untuk melihat apakah terjadi heterokedastisitas atau tidak dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara grafik dan cara statistik dengan menggunakan uji Glejser. Universitas Sumatera Utara 62

a. Pendekatan Grafik

Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart diagram scatterplot, dengan dasar pemikiran bahwa Singgih, 2004 : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar ke atas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Scatterplot of Dependent Variable Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Universitas Sumatera Utara 63 Dari grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

b. Uji Glejser

Heteroskedastisitas juga dapat diuji dengan menggunakan uji Glejser. Jika tingkat signifikansi variabel independen 5 menunjukkan bahwa variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Namun apabila tingkat signifikansinya 5 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .249 .617 .403 .688 LNCAR .244 .148 .185 1.646 .104 LNNPL -.051 .082 -.072 -.624 .534 LNROA -.032 .135 -.028 -.234 .816 LNLDR .036 .114 .034 .312 .756 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absut. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel CAR, NPL, ROA, dan LDR masing-masing lebih besar dari Universitas Sumatera Utara 64 tingkat signifikansi α = 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi ini.

2. Analisis Regresi Linear Berganda a. Goodness of Fit Test

Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .697 a .488 .344 1.35303 a. Predictors: Constant, LNLDR, LNCAR, LNNPL, LNROA b. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Dari hasil pengujian Goodness of Fit, R = 0,697 berarti hubungan antara CAR, NPL, ROA, dan LDR terhadap pertumbuhan laba sebesar 69,7. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Adjusted R Square sebesar 0,344 berarti 34,4 faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh CAR, NPL, ROA, dan LDR. Sedangkan sisanya sebesar 65,6 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 65

b. Anova Uji F Uji secara Serempak Simultan

Tabel 4.11 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 14.647 4 65.947 6.295 .003 a Residual 151.948 83 2.206 Total 166.595 87 a. Predictors: Constant, LNLDR, LNCAR, LNNPL, LNROA b. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 6,295 dengan tingkat signifikansi 0,003. Dengan demikian berarti F hitung F tabel yaitu 6,295 2,45 dan tingkat signifikansinya 0,003 0,05. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian variabel independen CAR, NPL, ROA dan LDR secara serempak adalah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.

c. Uji t, Uji secara parsial

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t uji t. Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Universitas Sumatera Utara 66 Dari Tabel 4.12 diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= -1,984 + 0,332 X 1 + 0,206 X 2 + 0,293 X 3 – 0,076 X 4 + e Dimana : Y = Kinerja perbankan Pertumbuhan Laba α = Koefisien konstanta X 1 = CAR Capital Adequacy Ratio X 2 = NPL Non Perfoming Loan X 3 = ROA Return on Asset X 4 = LDR Loan to Deposit Ratio e = Error Interpretasi Model : 1. Konstanta bernilai -1,984 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampulabaan atau perusahaan tidak dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain, BPR di Sumatera Utara masih banyak memiliki kinerja yang buruk.

2. Variabel CAR X

1 bernilai 0,332. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai CAR ditingkatkan sebesar satu satuan maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,332. 3. Variabel NPL X 2 bernilai 0,206. Hal ini menunjukkan walaupun nilai NPL meningkat sebesar satu satuan maka pertumbuhan laba tidak akan meningkat sebesar 0,206.

4. Variabel ROA X

3 bernilai 0,293. Hal ini menunjukkan walaupun nilai ROA ditingkatkan sebesar satu satuan maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar sebesar 0,293. Universitas Sumatera Utara 67 5. Variabel LDR X 4 bernilai 0,076. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai LDR ditingkatkan sebesar satu satuan maka pertumbuhan laba tidak akan meningkat sebesar 0,076. Tabel 4.12 Coefficients a Model B Standardized Coefficients t Sig 1 Constant -1.984 -1.979 .051 LNCAR .332 .151 1.378 .024 LNNPL .206 .247 2.204 .350 LNROA .293 .110 .940 .030 LNLDR .076 .044 2.408 .684 a.Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 for windows 2010  Variabel CAR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,024 0,05 dan nilai t hitung t tabel yaitu 1,980 1,378. Karena tingginya nilai CAR mengindikasikan modal yang dimiliki perbankan juga besar, sehingga hal ini mempengaruhi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio kecukupan modal yang stabil akan memenuhi pendanaan kredit dan kegiatan operasional bank. Dan adanya kecukupan modal yag baik akan membantu bank dalam menghadapi kredit macet. Jika nilai CAR mengalami kenaikan satu kali maka nilai pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,332. Dengan demikian, maka H ditolak hal ini berarti variabel CAR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada BPR di Sumatera Utara.  Variabel NPL berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,350 0,05 dan nilai t hitung t tabel yaitu 1,980 2,204 . Tingginya angka NPL secara langsung akan Universitas Sumatera Utara 68 menyebabkan turunnya kualitas aset pada neraca perbankan, dan menambah beban perbankan untuk membiayai kredit macet. Sehingga kredit macet akan mengurangi laba perbankan. Hal ini juga disebabkan tingginya suku bunga yang ditetapkan oleh BI sebagai acuan perbankan untuk menetapkan suku bunga pinjaman pada tahun 2008 yaitu sebesar 8. Jika nilai NPL mengalami kenaikan satu kali maka nilai pertumbuhan laba tidak akan meningkat sebesar 0,206. Dengan demikian, maka H diterima hal ini berarti variabel NPL secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada BPR di Sumatera Utara.  Variabel ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terlihat dari nilai significan 0,030 0,05 dan nilai t hitung t tabel yaitu 1,980 0,940. Alasan ROA signifikan yaitu ROA menunjukkan tingkat efisiensi yang mampu diciptakan perusahaan atas penggunaan sumber daya perusahaan total aset untuk menghasilkan laba. ROA menjadi faktor yang bisa menentukan tingkat kesehatan bank disebabkan semakin besar rasio ini menunjukkan tingginya profitabilitas perusahaan yang akhirnya meningkatkan laba secara signifikan. Jika nilai ROA mengalami kenaikan satu kali maka nilai pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,293. Dengan demikian, maka H ditolak hal ini berarti variabel ROA secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada BPR di Sumatera Utara.  Variabel LDR berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,684 0,05 dan nilai t hitung t tabel yaitu 1,980 2,408. Rasio LDR yang ditetapkan oleh Bank Universitas Sumatera Utara 69 Indonesia adalah 85 - 110. LDR merupakan rasio likuiditas bank. Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang-utang, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Adanya krisis ekonomi global akan berdampak pada dunia perbankan dan ketatnya likuiditas bank. Krisis ekonomi global membuat pendapatan masyarakat menurun dan pengeluaran bertambah sehingga banyak terjadi kredit macet. Akibatnya bagi bank-bank yang memiliki nilai LDR tinggi akan menderita kerugian lebih besar dibandingkan dengan bank yang memiliki LDR rendah. Jika nilai LDR bertambah satu kali maka nilai pertumbuhan laba tidak akan meningkat sebesar 0,076 . Dengan demikian, maka Ho diterima hal ini berarti variabel LDR secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada BPR di Sumatera Utara.

D. Penilaian Kesehatan Bank

Berdasarkan hasil perhitungan rasio dan pemberian nilai kedit, maka diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara