Sikap Kerja pada Proses Pencampuran Blending Makro Sikap Kerja pada Proses Penggilingan

dilakukan pengenceran yang disesuaikan dengan mutu analisa sebelumnya, lalu lateks diaduk minimal selama 5 menit dengan mesin sebelum dialirkan kedalam coagulating pitch. Selanjutnya pengadukan diupayakan terus berlangsung selama lateks sedang dialirkan kedalam coagulating pitch dengan menggunakan selang. Pada proses ini terdapat pekerja sebanyak 3 orang yang bekerja dengan posisi berdiri yang mempunyai keluhan kesehatan yang paling dominan diantaranya berupa keluhan pada bagian punggung dan kaki. Kemudian 2 orang diantara pekerja tersebut ada yang mempunyai keluhan tambahan pada bagian lengan bawah kiri dan pinggang, dan 1 orang pekerja ada yang mengalami keluhan tambahan pada bagian leher, pergelangan tangan kiri, dan pergelangan kaki kiri.

4.3.2. Sikap Kerja pada Proses Pencampuran Blending Makro

Proses pencampuran blending makro dimana lateks dialirkan dari bulking tank ke dalam coagulating pitch dan ditambahkan bahan asam cuka larutan 2,5 dari acid tank melalui pipa acid yang tersedia. Apabila diperlukan terkadang lateks didalam coagulating pitch dibantu dengan diaduk manual oleh pekerja agar larutan cuka lebih merata dengan menggunakan tongkat panjang yang terbuat dari bahan aluminium, sehingga dengan sikap seperti ini pekerja merasakan sakit pada tangannya karena proses pengadukan secara manual tersebut. Pekerja mengaduk dengan kedua tangannya dan memegang tongkat tersebut sambil membungkuk. Ini dilakukan selama beberapa menit, lalu istirahat sebentar dan melanjutkannya kembali. Akibatnya, pekerja sering merasakan keluhan pada punggung, leher dan bahunya. Disini para pekerja berjalan diatas bak tersebut untuk Universitas Sumatera Utara meratakan getah karet yang dimasukkan melalui selang dari bulking tank dan yang dicampur dengan asam cuka tersebut. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan tongkat dan setelah selesai satu bak, maka pekerja pindah ke bak berikut untuk melakukan pengadukan ke bak yang lain. Kemudian disiram dengan Sodium Methabisulfat larutan 2,5 dengan dosis 0,2 kgton karet kering pada saat permukaan lateks mulai menjadi koagulum. Proses koagulasi dibiarkan minimal selama 8 jam dan coagulum diremah pada instalasi berikutnya. Disini terdapat pekerja sebanyak 2 orang yang bekerja dengan posisi berdiri yang mempunyai keluhan kesehatan yang dominan diantaranya berupa keluhan pada bagian punggung dan pinggang. 1 orang diantara pekerja tersebut ada yang mempunyai keluhan pada bagian leher, bahu kanan dan kiri, kaki kiri dan kanan, dan 1 orang pekerja lagi mengalami keluhan pada bagian tangan kiri. Gambar 2. Pengadukan asam cuka yang dilakukan secara manual Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Sikap Kerja pada Proses Penggilingan

Penggilingan Lateks dilakukan dengan menggunakan Mobile Cruisher yang bertujuan untuk memipihkan dan mengurangi kadar kotoran dalam Lateks. Lateks digiling dan dialirkan kedalam bak dimana pekerja masuk kedalam bak untuk menarik lateks ke Belt Conveyor yang mengalami proses pemukulan dan pencincangan dan dilakukan penekanan sehingga menghasilkan bentuk remah. Lateks ditarik ke Belt Conveyor dengan menggunakan gancu. Dengan sikap pekerja berdiri sedikit membungkuk dan tangan memegang gancu untuk menarik lateks sambil berjalan mundur kebelakang selama beberapa menit. Disini pekerja mengalami keluhan pada bahu, siku, pinggang, punggung dan terutama pada tangan. Pekerja masuk ke dalam bak yang berisi air dan menariknya dengan berjalan mundur kebelakang sehingga menimbulkan keluhan kesehatan pada kaki. Gambar 3. Mesin Mobile Crusher Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Penarikan lateks kemesin Belt Conveyor Gambar 5. Lateks yang masuk kedalam Belt Conveyor Gambar 6. Lateks yang ditarik ke Belt Conveyor Universitas Sumatera Utara Pada bagian penggilingan terdapat pekerja sebanyak 1 orang yang bekerja dengan posisi membungkuk yang mempunyai keluhan kesehatan pada bahu kanan dan bahu kiri, lengan atas kiri dan lengan atas kanan, punggung, siku kiri dan siku kanan, lengan bawah kiri, pinggang, pergelangan tangan kiri, tangan kiri, betis kiri dan betis kanan, kaki kiri dan kaki kanan.

4.3.4. Sikap Kerja pada Proses Pembutiran

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Toba Pulp Lestari Porsea Tahun 2012

39 293 152

Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan dan Pemeriksaan Kualitas Air Sumur Pada Pondok Pesantren di Kota Dumai Tahun 2011

23 85 126

Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke

23 251 51

Gambaran fungsi Paru Pekerja Bagian Produksi Lateks Yang Terpajan Amoniak Di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2010

2 44 80

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

Gambaran Perasaan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Proses Produksi di pabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia (Socfindo) kebun Mata Pao tahun 2010

11 83 72

Pengukuran Produktivitas Parsial Dengan Menggunakan Metode Pospac Pada PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Pamienke

10 140 79

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BAGIAN FINISHING PT. X

0 6 26

Risiko Produksi Karet Alam di Kebun Aek Pamienke PT Socfindo, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara

3 14 182

Gambaran Keluhan Muskulosketal pada Pekerja Bagian Produksi PT. Maruki International Indonesia Makassar Tahun 2012 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 165