3. Merumuskan hasil kajian dan tindakan kongrit serta mengkomunikasikan
kepada Direksi. 4.
Mengimplementasikan tindak lanjut dari hasil kajian yang telah dirumuskan bekerja sama dengan pihak terkait.
5. Melakukan evaluasi secara berkelanjutan dan melakukan koreksi
perbaikan jika diperlukan. 6.
Membuat laporan atas pelaksanaan tugas tim.
3. Code of Conduct
Keberadaan code of conduct sebagai salah satu instrumen penerapan GCG dicantumkan dalam Pasal 32 Kepmen BUMN No. 117M-MBU2002 yang
selengkapnya menyebutkan : 1
Anggota KomisarisDewan Pengawas, Direksi, dan karyawan BUMN dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik
langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau
sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
2 Suatu tanda terima kasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah, sumbangan atau “entertainment”, tidak boleh dilakukan pada suatu
keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut. 3 BUMN wajib membuat suatu pedoman tentang perilaku etis, yang pada
dasarnya memuat nilai-nilai etika berusaha. Code of Conduct PT Perkebunan Nusantara III Persero yang dikeluarkan
pada tanggal 30 Desember 2005 merupakan salah satu pedoman internal perusahaan yang wajib untuk disempurnakan mengingat dinamika dan
perkembangan menuntut agar seluruh individu yang menyangkut perusahaan dapat melaksanakan aktivitas dengan tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip
Universitas Sumatera Utara
GCG sesuai Surat Keputusan Kementerian Negara BUMN No. 117M- MBU2002.
Code of Conduct PTPN III pada dasarnya berisi tentang pola perilaku etis yang harus ditaati dan dikembangkan oleh seluruh pihak di perusahaan PTPN III.
Pola perilaku etis yang diatur meliputi pola perilaku etis terhadap Rapat Umum Pemegang Saham, karyawan, pelanggan, pemasokrekanan, investor,
krediturbank, pemerintah, pesaing, auditor, masyarakat sekitar dan mitra binaan PTPN III, media massa, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, serikat pekerja, legislative, mitra usaha strategis, perguruan tinggi, anak perusahaan dan petani plasma.
Pemberian sanksi atas pelanggaran code of conduct yang dilakukan oleh karyawan diberikan oleh Direksi atau pejabat yang berwenang sesuai ketentuan
yang berlaku. Pemberian sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris mengacu sepenuhnya pada Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Perusahaan serta ketentuan yang berlaku. Pemberian sanksi dilakukan setelah ditemukan bukti nyata terhadap terjadinya pelanggaran code of
conduct. Relevansi code of conduct PTPN III dengan upaya pengimplemntasian
prinsip-prinsip GCG dalam proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan PTPN III dapat dilihat dari Code of Conduct PTPN III, Bagian B Angka 2 tentang
Komitmen Perusahaan terhadap Stakeholder, sub bagian d tentang pemasok, yang dengan tegas memerintahkan perlakuan etis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Memelihara komunikasi yang baik dengan pemasok atau rekanan sebagai mitra strategis yang berperan menjamin ketersediaan pasokan barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan 2. Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok atau rekanan.
3. Bersikap jujur dan adil serta beretika dalam berbisnis dengan pemasok atau rekanan.
4. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Memilih calon pemasok atau rekanan yang mempunyai reputasi,
kompetensi dan catatan kerjaprestasi track record yang baik. 6.
Menghindari bisnis dengan pemasok atau rekanan yang mempunyai benturan kepentingan dengan pejabat dan atau perusahaan yang patut
diduga menimbulkan korupsi, kolusi dan nepotisme.
7. Membuat perjanjiankontrak secara tertulis dan menjalankan hak dan
kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan perjanjian. 8. Memperhatikan keluhan dan masukan dari pemasok rekanan serta
memberikan tanggapan sesegera mungkin
99
4. Board Manual