Transparansi Akuntabilitas Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan. Prinsip-prisip pengadaan barang dan jasa BUMN tersebut selaras dengan prinsip-prinsip GCG sebagimana telah diwajibkan dalam Keputusan Mentri BUMN Nomor KEP-117M-MBU2002 sebagai berikut :

1. Transparansi

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalm mengemukankan infomasi yang material dan relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders yang terkait. Prisip ini harus dipegang teguh dan diwajibkan bagi seluruh pelaku bisnis dalam perusahaan dan secara bersama-sama harus mencegah usaha persembunyian informasi terutama yang menyangkut kepentingan publik, pemegang saham atau stakeholders secara keseluruhan. Tujuan dari transparansi ini adalah agar setiap pihak yang berkepentingan dapat mengukur segala sesuatu yang menyangkut perusahaan berdasarkan kepentingannya. Analisis terhadap penerapan prinsip transparansi akan disajikan dalam sub bab berikutnya.

2. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaku bisnis perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dengan adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban berarti akan lebih Universitas Sumatera Utara jelas mengenai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab maupun menerangkan kinerja atau tindakan seseorangPimpinan kepada pihak yang memiliki hak kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban keterangan. Tujuan dari penerapan bisnis ini adalah agar setiap proses pengambilan keputusan ataupun kinerja masing-masing perilaku bisnis dalam perusahaan dapat dimonitor, dinilai,dikritisi atau dapat ditelusuri sampai bukti dasarnya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu sistem yang terbuka dan pengaturan kekuasaan yang seimbang antara pelaku bisnis perusahaan dan ditetapkan hak, tanggung jawab serta sistem pelaporannya. Implementasi prinsip ini terkandung dalam beberapa pasal dari Permeneg BUMN No. PER-05MBU2008, antara lain : 1. Pasal 7 1 Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh panitia pengadaan atau pejabat pengadaan, atau lembaga profesional yang memenuhi syarat. 2 Panitia pengadaan atau pejabat pengadaan, atau lembaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib menandatangani Pakta Integritas letter of undertaking untuk setiap Pengadaan Barang dan Jasa dengan format. 3 Sebagai penerapan dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai proses dan hasil Universitas Sumatera Utara Pengadaan Barang dan Jasa tertentu yang bersifat substansial bukan bersifat rutin. 4 Pengadaan Barang dan Jasa tertentu yang bersifat substansial sebagaimana dimaksud pada ayat 3 Pasal ini ditentukan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris. 2. Pasal 13, yang memberikan kewajiban terhadap direksi BUMN untuk menyusun ketentuan internal Standard Operating and Procedure untuk penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa, termasuk prosedur sanggahan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN, membuat daftar dan rekam jejak track record Penyedia Barang dan Jasa 3. Pasal 11 1 Kontrak antara Pengguna Barang dan Jasa dengan Penyedia Barang dan Jasa dilakukan dengan memperhatikan sekurang-kurangnya aspek-aspek sebagai berikut: a. identitas yang meliputi nama, jabatan, alamat badan usaha masing- masing dan ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan; b. pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan jumlah barang dan jasa yang diperjanjikan; c. hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian; d. nilai atau harga pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran; e. persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci; f. keluaran atau hasil output dari pengadaan barang dan jasa; g. jadwal pelaksanaan dan kondisi serah terima; h. jaminan teknis hasil pekerjaan yang dilaksanakan danatau ketentuan mengenai kelayakan; i. ciderajanji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya; j. pemutusan kontrak secara sepihak; k. keadaan memaksa force majeure 1. penyelesaian sengketa yang mengutamakan penyelesaian melalui musyawarah dan altematif penyelesaian sengketa; m. jangka waktu berlakunya kontrak; Universitas Sumatera Utara n. Pakta Integritas letter of undertaking yang ditandatangani oleh Penyedia Barang dan Jasa; o. kepastian adanya jaminan terhadap barang danatau jasa yang diperjanjikan. 2 Kontrak: sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tetap harus mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance serta prinsip kehati- hatian da1am pengambilan keputusan bisnis business judgment rule.

3. Pertanggungjawaban

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

10 119 140

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

5 60 172

Kajian Strategi Bisnis dalam Pelaksanaan Pengembangan Areal (Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

3 64 114

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan

0 36 117

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perspektif Good - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan

1 5 27

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

0 3 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 1 31

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 0 16