Visi dan Misi Struktur Organisasi Jenis Produk dan Jasa

23,6 kali lipat menjadi Rp 966 milyar, sedangkan jumlah nasabah berkembang hingga menjadi 2,9 juta nasabah. Bank Muamalat berhasil menutup tahun krisis finansial global 2008 dengan peningkatan laba bersih 43 menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor perbankan konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13, dan laba agregat perbankan syariah pun turun 20. Bank Muamalat juga berhasil memaksimalkan nilai kepada pemegang saham dengan ROE sebesar 33. Hasil-hasil tersebut mengukuhkan keunggulan serta nilai spiritual yang dianut oleh Bank Mumalat sebagai bank Pertama Murni Syariah di Indonesia. 37

B. Visi dan Misi

Visi Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Misi Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.

C. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di Bank Muamalat Indonesia : a. Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board 37 “Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat 2008 Annual Report, hal. 4- 7. Ketua : K.H. Ma’ruf Amin Anggota : Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota : Prof. Dr. H. Umar Shihab b. Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama : Dr. Widigdo Sukarman Komisaris : Emirsyah Satar, S.E. Komisaris : Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi, M.B.A. Komisaris : Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A. Komisaris : Irfan Ahmed Akhtar, CFA. Komisaris : Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf, M.A. FI. c. Direksi Board of Directors Direktur Utama : Ir. H. Arviyan Arifin Direktur : Compliance and Corporate Planing : Ir. H. Andi Buchari, M.M. Treasury and Intenational Banking : Farouk Abdullah Alwyni, M.A, MBA Retail Banking : Adrian Asharyanto Gunadi, MBA Corporate Banking : Ir. Hj. Luluk Mahfudah

D. Jenis Produk dan Jasa

Ada 4 jenis produk yang ditawarkan Bank Muamalat Indonesia, yaitu : a. Produk Penghimpunan Dana –Funding Products Produk ini merupakan bentuk penghimpunan dana oleh bank dari nasabah. Ada 9 jenis produk penghimpunan dana di Bank Muamalat, yaitu sebagai berikut : 1 Shar-E Shar-E adalah tabungan instan investasi syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh Indonesia. Shar-e memiliki beberapa pengembangan produk yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, yaitu : • Shar-e fulPROTEK merupakan kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit yang berkerja sama dengan PT Asuransi Takaful Keluarga. • Shar-e Sharia Mega Covers merupakan kartu tabungan multiguna yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Mega Life. • Shar-e Taawun Card adalah sebuah kartu tabungan dengan berbagai macam fungsi yang bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang Syariah dan Panin Life Syariah. • Shar-e Fitrah Card merupakan kartu tabungan yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas. 2 TabunganKu Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu dan dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank Muamalat secara bebas biaya. 3 Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia. 4 Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus Tabungan Haji Arafah merupakan tabungan haji yang dilengkapi fasilitas asuransi jiwa yang dimaksudkan untuk membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium yang memiliki perencanaan haji singkat. Dengan menjadi nasabah Tabungan Haji Arafah Plus, nasabah juga akan mendapat perlindungan cacat, rawat inap dan layanan darurat medis. 5 Deposito Mudharabah Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hokum yang tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. 6 Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa. 7 Giro Wadi‟ah Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan. 8 Kas Kilat Layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke Indonesia melalui rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad. 9 Dana Pensiun Muamalat Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45 - 65 tahun dengan iuran minimal Rp 20.000 per bulan. b. Produk Pembiayaan dan Jasa Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau Konsumtif. Penyalurannya dapat dilakukan secara bilateral yaitu oleh satu bank syariah kepada satu pihak maupun secara multilateralsindikasi yaitu oleh lebih dari satu bank syariahunit usaha syariahlembaga keuangan kepada satu pihak. c. Produk Penyaluran Dana pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahinya bittamlik; 3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna‟; 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; 5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. d. Produk Pelayanan Jasa Produk pelayanan jasa meliputi Letter of Credit LC Impor Syariah berdasarkan Akad Wakalah bil Ujroh dan Kafalah, Bank Garansi Syariah berdasarkan Akad Kafalah, dan Penukaran Valuta Asing berdasarkan Akad Sharf. Produk-produk pembiayaan seluruhnya dibuat berdasarkan Prinsip Syariah dan prinsip kehati-hatian serta sesuai dengan Akad yang merupakan kesepakatan tertulis antara Bank Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Dari berbagai jenis transaksi pembiayaan syariah didasarkan kepada; prinsip jual beli, prinsip bagi hasil, prinsip pinjam meminjam, prinsip sewa menyewa, dan prinsip sewa menyewa jasa multijasa. Prinsip Jual Beli Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip jual beli dibagi berdasarkan Akad murabahah, salam, dan istishna’. Murabahah adalah transaksi jual-beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. Landasan Syariah : ...      ...  “...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” QR Al- Baqarah : 275 Dari Suhaib ar- Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda :“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan : jual-beli secara tangguh, Muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung Untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual HR Ibnu Majah Ketentuan Umum :  Bank bertindak sebagai pihak penyedia dan dalam kegiatan transaksi Murabahah dengan nasabah;  Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya;  Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah;  Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan dimuka. Salam adalah transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh. Landasan Syariah :           ...  “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, he ndaklah kamu menuliskannya...”QR Al-Baqarah : 28 Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa yang melakukan salaf salam, hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui” HR Ibnu Majah Ketentuan Umum :  Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi Salam dengan nasabah;  Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa Akad Pembiayaan atas dasar Salam;  Penyediaan dana oleh Bank kepada nasabah harus dilakukan di muka secara penuh yaitu pembayaran segera setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati atau paling lambat 7 tujuh hari setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati;  Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank. Istishna‟ adalah transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Landasan Syariah :           ...  “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, he ndaklah kamu menuliskannya...”QR Al-Baqarah : 28 Ketentuan Umum :  Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi Istishna’ dengan nasabah;  Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank. Prinsip Bagi Hasil Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana shahibul maal kepada pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip bagi hasil dibagi berdasarkan Akad mudharabah, mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan Akad musyarakah : Landasan Syariah : ...               ....  “... dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...” QR Al-Muzzammil : 20              “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT...”QR Al-Jumu‟ah :10         ...  “Tidak ada dosa halangan bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu...” QR Al-Baqarah : 198 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar danaya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya” HR Thabrani Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan : jual-beli secara tangguh, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” HR Ibnu Majah Mudharabah Muthlaqah adalah Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana. Mudharabah Muqayyadah adalah Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana. Ketentuan Umum :  Bank bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal yang menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah bertindak sebagai pengelola dana mudharib dalam kegiatan usahanya;  Bank memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah walaupun tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah, antara lain Bank dapat melakukan review dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan;  Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati;  Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak;  Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah, pengembalian dana, dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan Bank dan nasabah;  Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk uang danatau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan;  Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk uang harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;  Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar net realizable value dan dinyatakan secara jelas jumlahnya;  Pengembalian Pembiayaan atas dasar Mudharabah dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode Akad, sesuai dengan jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah;  Pembagian hasil usaha dilakukan atas dasar laporan hasil usaha pengelola dana mudharib dengan disertai bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan; dan  Kerugian usaha nasabah pengelola dana mudharib yang dapat ditanggung oleh Bank selaku pemilik dana shahibul maal adalah maksimal sebesar jumlah pembiayaan yang diberikan ra‟sul maal. Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana danatau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing- masing. Landasan Syariah :                       ...  “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu. Sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh...” QR Shaad : 24 “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satuny a tidak mengkhianati lainnya” HR Abu Dawud Ketentuan Umum :  Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana danatau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu;  Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan Bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha yang dibuat oleh nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan;  Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati;  Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak;  Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang danatau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan;  Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;  Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar net realizable value dan dinyatakan secara jelas jumlahnya;  Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah, pengembalian dana, dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Bank dan nasabah;  Pengembalian Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode Pembiayaan, sesuai dengan jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah;  Pembagian hasil usaha berdasarkan laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan; dan  Bank dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing. Prinsip Pinjam Meminjam Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip pinjam meminjam berdasarkan Akad Qard, Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan Umum :  Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman Qardh kepada nasabah berdasarkan kesepakatan;  Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman melebihi dari jumlah nominal yang sesuai Akad;  Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran Pembiayaan atas dasar Qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas kewajaran;  Pengembalian jumlah Pembiayaan atas dasar Qardh, harus dilakukan oleh nasabah pada waktu yang telah disepakati;  Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka Bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan nasabah. Prinsip Sewa Menyewa dan Sewa Beli Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip sewa menyewa dibagi dalam sewa menyewa berdasarkan Akad Ijarah dan sewa beli berdasarkan Akad Ijarah muntahiya bittamlik : Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Landasan Syariah : ...                         “Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Betakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan...” QR Al-Baqarah : 233 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnyan kepada tukang bekam itu” HR Bukhari dan Muslim Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering” HR Ibnu Majah Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa. Landasan Syari’ah : ...                         “Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Betakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan...” QR Al-Baqarah : 233 Ketentuan Umum :  Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah dengan nasabah;  Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan obyek sewa yang dipesan nasabah;  Pengembalian atas penyediaan dana Bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus;  Pengembalian atas penyediaan dana Bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang; dan  Dalam hal pembiayaan atas dasar Ijarah Muntahiya Bittamlik, selain Bank sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah dengan nasabah, juga bertindak sebagai pemberi janji wa’ad antara lain untuk memberikan opsi pengalihan hak penguasaan obyek sewa kepada nasabah sesuai kesepakatan. Prinsip Sewa Menyewa Jasa Multijasa Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip sewa menyewa jasa dibagi berdasarkan Akad Ijarah dan berdasarkan Akad Kafalah : Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan Kafalah adalah transaksi penjaminan yang diberikan oleh penanggung kafil kepada pihak ketiga atau yang tertanggung makful lahu untuk memenuhi kewajiban pihak kedua makful „anhuashil. Ketentuan Umum :  Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah dengan nasabah;  Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan obyek sewa yang dipesan nasabah;  Pengembalian atas penyediaan dana Bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus;  Pengembalian atas penyediaan dana Bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang. 59

BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Pembiayaan Kpr Bank Konvensional, Pembiayaan KPRS Bank Syariah Di Medan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara BTN, Bank Muamalat Indonesia)

0 52 77

Analisis aplikasi produk murabahah pada pembiayaan hunian syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

0 3 136

Analisis faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi margin pembiayaan Murabahah : studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

3 17 136

Analisa aplikasi produk jasa Bank Garansi dalam suatu perbandingan : Studi kasus pada PT.Bank Muamalat Tbk.Dan Bank Syariah Mega Indonesia

0 7 89

Pengaruh Instrumen Moneter Syariah terhadap Pembiayaan Investasi di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

0 9 59

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Produk Pembiayaan Bank Syariah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Surabaya.

0 2 104

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah : studi kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia.

0 0 39

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22