23,6 kali lipat menjadi Rp 966 milyar, sedangkan jumlah nasabah berkembang hingga menjadi 2,9 juta nasabah. Bank Muamalat berhasil menutup tahun krisis
finansial global 2008 dengan peningkatan laba bersih 43 menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor perbankan konvensional nasional secara agregat menurun
sebesar 13, dan laba agregat perbankan syariah pun turun 20. Bank Muamalat juga berhasil memaksimalkan nilai kepada pemegang saham dengan ROE sebesar
33. Hasil-hasil tersebut mengukuhkan keunggulan serta nilai spiritual yang dianut oleh Bank Mumalat sebagai bank Pertama Murni Syariah di Indonesia.
37
B. Visi dan Misi
Visi Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional. Misi
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi
investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.
C. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di Bank Muamalat Indonesia : a. Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board
37
“Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat 2008 Annual Report, hal. 4- 7.
Ketua : K.H.
Ma’ruf Amin Anggota
: Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota
: Prof. Dr. H. Umar Shihab b. Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama : Dr. Widigdo Sukarman
Komisaris : Emirsyah Satar, S.E.
Komisaris : Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi, M.B.A.
Komisaris : Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A.
Komisaris : Irfan Ahmed Akhtar, CFA.
Komisaris : Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf, M.A.
FI. c. Direksi Board of Directors
Direktur Utama : Ir. H. Arviyan Arifin
Direktur : Compliance and
Corporate Planing : Ir. H. Andi Buchari, M.M.
Treasury and Intenational Banking : Farouk Abdullah Alwyni, M.A, MBA
Retail Banking : Adrian Asharyanto Gunadi, MBA Corporate Banking : Ir. Hj. Luluk Mahfudah
D. Jenis Produk dan Jasa
Ada 4 jenis produk yang ditawarkan Bank Muamalat Indonesia, yaitu : a. Produk Penghimpunan Dana
–Funding Products Produk ini merupakan bentuk penghimpunan dana oleh bank dari
nasabah. Ada 9 jenis produk penghimpunan dana di Bank Muamalat, yaitu sebagai berikut :
1 Shar-E
Shar-E adalah tabungan instan investasi syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu
dan dapat dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh Indonesia. Shar-e memiliki beberapa pengembangan
produk yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, yaitu :
• Shar-e fulPROTEK merupakan kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit yang berkerja sama dengan PT
Asuransi Takaful Keluarga. • Shar-e Sharia Mega Covers merupakan kartu tabungan multiguna yang
bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Mega Life. • Shar-e Taawun Card adalah sebuah kartu tabungan dengan berbagai
macam fungsi yang bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang Syariah dan Panin Life Syariah.
• Shar-e Fitrah Card merupakan kartu tabungan yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas.
2 TabunganKu
Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana
Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu dan dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank
Muamalat secara bebas biaya. 3
Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter
Bank Muamalat di seluruh Indonesia. 4
Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus Tabungan Haji Arafah merupakan tabungan haji yang dilengkapi
fasilitas asuransi jiwa yang dimaksudkan untuk membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan
dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium
yang memiliki perencanaan haji singkat. Dengan menjadi nasabah Tabungan Haji Arafah Plus, nasabah juga akan mendapat
perlindungan cacat, rawat inap dan layanan darurat medis.
5 Deposito Mudharabah
Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hokum yang tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
6 Deposito Fulinves
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp
2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa. 7
Giro Wadi‟ah Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang
diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan. 8
Kas Kilat Layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari
Malaysia ke Indonesia melalui rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad.
9 Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45 -
65 tahun dengan iuran minimal Rp 20.000 per bulan. b. Produk Pembiayaan dan Jasa
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Pembiayaan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau Konsumtif. Penyalurannya dapat dilakukan
secara bilateral yaitu oleh satu bank syariah kepada satu pihak maupun secara multilateralsindikasi yaitu oleh lebih dari satu bank syariahunit
usaha syariahlembaga keuangan kepada satu pihak. c. Produk Penyaluran Dana pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa : 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahinya bittamlik;
3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna‟;
4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; 5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
d. Produk Pelayanan Jasa Produk pelayanan jasa meliputi Letter of Credit LC Impor
Syariah berdasarkan Akad Wakalah bil Ujroh dan Kafalah, Bank Garansi Syariah berdasarkan Akad Kafalah, dan Penukaran Valuta Asing
berdasarkan Akad Sharf.
Produk-produk pembiayaan seluruhnya dibuat berdasarkan Prinsip Syariah dan prinsip kehati-hatian serta sesuai dengan Akad yang merupakan kesepakatan
tertulis antara Bank Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan
kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.
Dari berbagai jenis transaksi pembiayaan syariah didasarkan kepada; prinsip jual beli, prinsip bagi hasil, prinsip pinjam meminjam, prinsip sewa
menyewa, dan prinsip sewa menyewa jasa multijasa.
Prinsip Jual Beli Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip jual beli dibagi berdasarkan Akad
murabahah, salam, dan istishna’. Murabahah adalah transaksi jual-beli suatu barang sebesar harga perolehan
barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
Landasan Syariah : ...
...
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” QR Al- Baqarah : 275
Dari Suhaib ar- Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda :“Tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkahan : jual-beli secara tangguh, Muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung Untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual HR Ibnu Majah
Ketentuan Umum : Bank bertindak sebagai pihak penyedia dan dalam kegiatan transaksi
Murabahah dengan nasabah; Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya; Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang
yang dipesan nasabah; Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa
diperjanjikan dimuka. Salam adalah transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan
syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
Landasan Syariah :
...
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, he
ndaklah kamu menuliskannya...”QR Al-Baqarah : 28
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa yang
melakukan salaf salam, hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu
yang diketahui” HR Ibnu Majah Ketentuan Umum :
Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi Salam dengan nasabah;
Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa Akad Pembiayaan atas dasar Salam;
Penyediaan dana oleh Bank kepada nasabah harus dilakukan di muka secara penuh yaitu pembayaran segera setelah Pembiayaan atas dasar Akad
Salam disepakati atau paling lambat 7 tujuh hari setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati;
Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank.
Istishna‟ adalah transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan
pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Landasan Syariah :
...
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, he
ndaklah kamu menuliskannya...”QR Al-Baqarah : 28
Ketentuan Umum : Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi
Istishna’ dengan nasabah; Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang nasabah kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank. Prinsip Bagi Hasil
Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana shahibul
maal kepada pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip bagi hasil dibagi berdasarkan Akad
mudharabah, mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan Akad musyarakah :
Landasan Syariah : ...
....
“... dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...” QR Al-Muzzammil : 20
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah SWT...”QR Al-Jumu‟ah :10
...
“Tidak ada dosa halangan bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu...” QR
Al-Baqarah : 198
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar
danaya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya” HR Thabrani
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan : jual-beli secara tangguh, muqaradhah
mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” HR Ibnu Majah
Mudharabah Muthlaqah adalah Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis
sesuai permintaan pemilik dana. Mudharabah Muqayyadah adalah Mudharabah untuk kegiatan usaha yang
cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.
Ketentuan Umum :
Bank bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal yang menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah bertindak sebagai
pengelola dana mudharib dalam kegiatan usahanya; Bank memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah
walaupun tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah, antara lain Bank dapat melakukan review dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil
usaha nasabah
berdasarkan bukti
pendukung yang
dapat dipertanggungjawabkan;
Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati;
Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak;
Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah, pengembalian dana, dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan Bank
dan nasabah; Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk uang
danatau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan; Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam
bentuk uang harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;
Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar
net realizable value dan dinyatakan secara jelas jumlahnya; Pengembalian Pembiayaan atas dasar Mudharabah dilakukan dalam dua
cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode Akad, sesuai dengan jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah;
Pembagian hasil usaha dilakukan atas dasar laporan hasil usaha pengelola dana mudharib dengan disertai bukti pendukung yang dapat
dipertanggungjawabkan; dan Kerugian usaha nasabah pengelola dana mudharib yang dapat ditanggung
oleh Bank selaku pemilik dana shahibul maal adalah maksimal sebesar jumlah pembiayaan yang diberikan
ra‟sul maal. Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana
danatau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing- masing.
Landasan Syariah :
...
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu. Sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, Kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh...” QR Shaad : 24
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satuny
a tidak mengkhianati lainnya” HR Abu Dawud
Ketentuan Umum : Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan
bersama-sama menyediakan dana danatau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu;
Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan Bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan
wewenang yang disepakati seperti melakukan review, meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha yang dibuat oleh nasabah berdasarkan bukti
pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan; Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk
nisbah yang disepakati; Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka
waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak; Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang
danatau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan; Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam
bentuk uang harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;
Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar
net realizable value dan dinyatakan secara jelas jumlahnya; Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah, pengembalian
dana, dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Bank dan nasabah;
Pengembalian Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode
Pembiayaan, sesuai dengan jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah;
Pembagian hasil usaha berdasarkan laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
Bank dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing.
Prinsip Pinjam Meminjam Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip pinjam meminjam berdasarkan
Akad Qard, Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan Umum :
Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman Qardh kepada nasabah berdasarkan kesepakatan;
Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman melebihi dari jumlah nominal yang sesuai Akad;
Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran Pembiayaan atas dasar Qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas
kewajaran; Pengembalian jumlah Pembiayaan atas dasar Qardh, harus dilakukan oleh
nasabah pada waktu yang telah disepakati; Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka Bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka
pembinaan nasabah. Prinsip Sewa Menyewa dan Sewa Beli
Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip sewa menyewa dibagi dalam sewa menyewa berdasarkan Akad Ijarah dan sewa beli berdasarkan Akad Ijarah
muntahiya bittamlik : Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa
antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.
Landasan Syariah :
...
“Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Betakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan...” QR Al-Baqarah : 233
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnyan kepada
tukang bekam itu” HR Bukhari dan Muslim Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Berikanlah upah pekerja
sebelum keringatnya kering” HR Ibnu Majah Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa menyewa antara pemilik objek
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
Landasan Syari’ah : ...
“Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Betakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan...” QR Al-Baqarah : 233
Ketentuan Umum : Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah
dengan nasabah;
Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan obyek sewa yang dipesan nasabah;
Pengembalian atas penyediaan dana Bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus;
Pengembalian atas penyediaan dana Bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang; dan
Dalam hal pembiayaan atas dasar Ijarah Muntahiya Bittamlik, selain Bank sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah dengan nasabah,
juga bertindak sebagai pemberi janji wa’ad antara lain untuk memberikan
opsi pengalihan hak penguasaan obyek sewa kepada nasabah sesuai kesepakatan.
Prinsip Sewa Menyewa Jasa Multijasa Jenis produk pembiayaan sesuai prinsip sewa menyewa jasa dibagi
berdasarkan Akad Ijarah dan berdasarkan Akad Kafalah : Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa
antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan
Kafalah adalah transaksi penjaminan yang diberikan oleh penanggung kafil kepada pihak ketiga atau yang tertanggung makful lahu untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua makful „anhuashil.
Ketentuan Umum :
Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi Ijarah dengan nasabah;
Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan obyek sewa yang dipesan nasabah;
Pengembalian atas penyediaan dana Bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus;
Pengembalian atas penyediaan dana Bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang.
59
BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN BANK SYARIAH