prinsip syariah yang dijalankan bank Muamalat agar tidak ada pihak yang dirugikan, meskipun pembiayaan ini melalui koperasi, tetap harus terdapat
dampak nominatif bagi petani yang dibiayai. Koperasi dalam segi penyaluran pun telah efektif karena pembayaran terhadap pembiayaan korelasinya cukup
baik, karena dilatarbelakangi oleh sebagian sektor telah lunas.
B. Analisa Penulis Tentang Efektifitas Pembiayaan Bank Syariah dalam
Pemberdayaan Petani
Berbagai latar belakang, sejarah dan penelusuran pembiayaan agribisnis oleh penulis bahwa pembiayaan sangat dominan di mata masyarakat saat ini.
Berbagai kebutuhan telah membuat produk pembiayaan meningkat pertahunnya. Hal ini membuat dunia perbankan antusias dalam pengolahan dana pada sektor
pembiayaan. Bank Muamalat sebagai pelopor perbankan syariah di Indonesia berperan
dalam mengembangkan bisnis syariah. Sektor agribisnis dilirik oleh Bank Muamalat sebagai suatu usaha yang profit pada penyaluran dana dan salah satu
dari sekian banyaknya pembiayaan yang telah terjalin dengan Bank Muamalat. Tak lepas dari pihak bank yang diuntungkan, melainkan pihak-pihak lain
yang menjalin kerja sama dalam agribisnis ini, semisal perusahan-perusahan yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahan tersebut selain mendapatkan
suntikan dana, mereka dapat pula merepakkan sayap pendapatan perusahaan dengan menambah lahan usaha atau pekerja petani. Dan pihak lain yang di
untungkan adalah petani, sumber daya petani sudah tentu meninggkat karena sebelum mereka mengolah perkebunan, para petani mendapat pengarahan serta
pelatihan dari para ahli dalam mengolah perkebunan agar hasil yang di dapat lebih baik dan unggul.
Kemudian perusahaan pun tak melepas begitu saja hasil yang telah di dapat oleh petani. Perusahaan telah menyiapkan pemasaran dari hasil panen
petani. Sirkulasi menguntungkan mulai dari Bank sebagai pemilik dana, perusahaan selaku penganggung jawab serta petani sebagai pekerja yang
merupakan objek penting. ujar Nahduddin selaku Marketing PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Namun, dalam skripsi ini ada kelemahan penelitian yang dihadapi penulis yaitu tidak melakukan penelitian secara langsung kepada petani atau perusahaan
yang bersangkutan. Hal ini disebabkan faktor lokasi yang terlampau jauh sehingga penulis tidak dapat mengakses secara virtual, hanya sebatas penelitian
manajemen bank semata. Setelah melakukan penelitian, baik secara wawancara ataupun data-data
yang diberikan pihak bank muamalat, penulis memasukkan beberapa variabel efektifitas pembiayaan yaitu:
Cbjektifitas; evaluasi untuk mengetahui suatu keadaan yang tidak dinilai dengan nilai-nilai tertentu tetapi didasarkan data dan pengetahuan yang tepat.
Akuntabilitas; kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab
dan menerangkan
kinerja dan
tindakan seseorangbadan
hukumpimpinan suatu organisasi kepada pihaka yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Efektifitas biaya; dengan mengukur potensi menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional.
Ruang lingkup;
memeperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan comprehensiveness, kepaduan unity, dan konsistensi.
Variabel tersebut menggunakan skore untuk proses pembobotan untuk mengetahui jumlah output, dimana hasil output tersebut sebagai salah satu
rujukan pihak bank dalam penerapan strategi pembiayaan agribisnis ini. Tabel 4.2 variabel efektifitas pembiayaan.
No Macam Stategi
Skor Bobot
Output
1 Objektifitas
3 0,35
1,05 2
Akuntabilitas 3
0,25 0,75
3 Efektifitas Biaya
2 0,20
0,40 4
Ruang Lingkup 2
0,20 0,40
Total
Y 2,60
Y Transformasi = 1
1 +e
- y
Y Transformasi =
= 0,931
Hasil tesebut adalah perolehan yang di dapat dari berbagai indikator efektifitas pembiayaan dan berarti nilai Y
T
= 0,931 adalah strategi yang efektif dalam penyaluran pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Pusat
dalam pembiayaan agribisnis. Jika pengusaha sangat optimis akan usaha yang akan di gelutinya, artinya
segala sesuatu telah di perhitungkan secara matang dan menyatakan semuanya dapat terpenuhi secara maksimal.
1 +e
-
1
71
BAB V PENUTUP