59
BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DALAM PEMBERDAYAAN PETANI
A. Aplikasi dan Prosedur Pembiayaan di Bank Syariah
Bank Muamalat Indonesia merupakan sebuah lembaga keuangan syariah yang bergerak di bidang penghimpunan dana dan jasa yang pembangunannya
bertujuan untuk : a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan
nasional. b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank
karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. c. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat
berdasarkan efisien dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat
antara lain memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerah- daerah terpencil.
d. Mendidik dan membimbing masyarakat berpikir secara ekonomi, berprilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
38
Dalam kenyataan, jika dilihat sisi aktiva neraca bank umum dengan seksama, akan terlihat bahwa sebagian besar dana operational bank umum
diputarkan dalam pembiayaan yang diberikan. Kenyataan ini menggambarkan bahwa pembiayaan adalah sumber pendapatan maksimal, namun sekaligus
merupakan sumber risiko operasi bisnis perbankan yang terbesar dalam hal kreditpembiayaan
bermasalah dan
dapat mengakibatkan
terganggunya operasional dan likuiditas bank.
Meminimalisir kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalahkredit macet, harus adanya risk manajement
39
dalam pengelolahan dan pengembangan pembiayaan.
40
Salah satu yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah prosedur analisis pembiayaan, karena dengan prosedur, maka dapat diketahui seberapa
kemungkinan pembiayaan dapat diberikan.
38
Karnaaen A. Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’I Antonio, Apa danBagaimana Bank Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Wakaf: 1992, cet ke 1, h. 85-86
39
Risk Manajemen atau Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan terstrukturmetodologi dalam pengelolahan ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk ;Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolahnya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaanpengelolahan sumber daya. Strategi yang diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau semua konsikuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus
pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan huku. Manajemen risiko keuangan, disisi lain, terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen.
40
Kamus Komputer dan Teknologi dan Informasi, Risk Manajemen, diakses pada tanggal 21 Mei 2011 dari http:www.total.or.idinfo.php?kk=Risk20Management.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam prosedur analisis pembiayaan. Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan perlu dipahami
oleh pengelolah bank syariah.
41
Dalam aplikasi pembiayaan di bank syariah terdapat aturan atau prosedur yang berlaku. Adapun prosedur pembiayaan di bank syariah dalam pemberdayaan
petani adalah sebagai berikut: Dalam pengajuan pembiayaan ini, Bank Muamalat bekerja sama dengan
Koperasi yang memang di bawah naungan Bank Muamalat.
42
Prosedur Analisis 1. Berkas dan pencatatan
2. Data pokok dan analisis pendahuluan
a. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan b. Rencana pembelian, produksi dan penjualan
c. Jaminan d. Laporan keuangan
e. Data kualitatif dari calon debitur
3. Penelitian data
4. Penelitian atas realisasi usaha
5. Penelitian dan penilaian barang jaminan
6. Laporan keuangan dan penelitiannya.
41
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : AMPYKPN, 2005 hal. 61
42
Arsip Data Bank, Institut Muamalat Indonesia, Jakarta, 14 Mei 2011
Keputusan Pemohonan Pembiayaan 1. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan
2. Wewenang pengambilan keputusan
Dalam hal ini, pembiayaan bank syariah yang diteliti oleh penulis, dimana Bank Muamalat memberikan pembiayaan pada sektor agribisnis tidak secara
langsung, melainkan berbentuk canneling yang merupakan salah satu dari kredit program Kredit Koperasi Pada Anggota biasa disebut KKPA pada Bank
Muamalat kantor pusat. Sektor agribisnis ini berupa perkebunan, semisal kelapa sawit sebagai salah satu contoh yang di rekomendasikan pihak bank kepada
penulis.
43
Bank Muamalat sebagai shohibul mall tidak secara langsung memberikan pembiayaan pada perorangan melainkan pada anggota-anggota koperasi. Dan
koperasi ini di bawah naungan Bank Muamalat. Anggota-anggota dari koperasi ini bukan pula perorangan, melainkan perusahan-perusahan yang membidangi
usaha-usaha pada sektor perkebunanpertanian. Diantaranya KUD Pundo 10, Siantang-Pontianak, KUD Jujur Jaya, Sulawesi Selatan, serta KUD Wulandari.
Tujuan mula dari kredit progam yang dijalankan Bank Muamalat adalah sebuah investasi, dimana diperlukan dalam kepemilikian lahan sawit,
pengolahan, perawatan, serta pemasaran hasil petani. Intiflasma adalah prosedur yang digunakan pada pembiayaan ini, yaitu
kerjasama tiga pihak dimana terdapat Bank Muamalat sebagai pemilik dana,
43
Wawancara pribadi dengan Nahduddin, BMI, Jakarta, 22 februari 2011.
Bapak angkatperusahaan sebagai inti, dan KUD sebagai pendamping dilapangan. Bapak angkat mempunyai fungsi sebagai pembangunan kebun,
memberikan bimbingan, pelatihan tentang pemeliharaan kebun sawit, sampai menjamin pembelian kelapa sawitnya, dan penjualannya.
: pola intiflasma
Dalam skema di atas, dapat dijelaskan bahwa bank sebagai pemilik dana, bapak angkat yaitu perusahaan-perusahan yang bergerak di bidang bersangkutan,
misalkan PT. Sinar Dinamika Kapuas yang koorp bisnisnya di bidang kelapa sawit dan salah satu vendor yang bekerja sama dengan PT. Bnak Muamalat
Indonesia, Tbk. Perusahaan ini yang dijadikan jaminan terhadap bank karena perusahaan inilah yang membuatkan kebun, membuat bimbingan, pelatihan
dalam pengolahannya, sampai penjamin dalam hal pemasaran produk. Tidak semua sektor pertanian dapat dibiayai, pola yang seharusnya dalam
prosedur dengan melalui bapak angkat terlebih dahulu, karena dia yang
menjamin keberlangsungan dari usaha petani, kemudian ada yang mengkoordinir petani-petani kelompok petani diwadahi dalam bentuk badan hukum yaitu
Koperasi Unit Desa KUD. Jika petani langsung ke bank muamalat, untuk kantor pusat tidak bisa. Hal ini karenaBank Muamalat Pusat merupakan cabang
koorporasi pembiayaan besar bukan cabang ritael. Pembiayaan agribisnis pada sektor perkebunan yang dijalankan Bank
Muamalat sudah tentu terdapat akad, agar pihak-pihak yang menjalin kerja sama mengetahui proses sebenarnya dan tak merugikan salah satu pihak. Karena
bangun kebut sifatnya pesan, para petani melalui KUD, memesan ke perusahaan intibapak angkat, karena dia yang mempunyai keahlian di bidang tanah,
pengolahan lahan dan lainnya. Misalkan PT. Sinardinamika Kapuas pesan untuk dibuatkan lahan sekitar 2000 hektar, dengan kapasitas berapa ratus atau ribu
petani, dan nantinya perusahaan tersebut yang akan membangun lahan kosong menjadi perkebunan. Karena sifatnya pesan, maka akad yang digunakan adalah
Ishtisna. Setelah kebunnya rampung dan siap untuk dikelolah agar menghasilkan dan serah terima kepada petani, dibuatkan berita acara, kemudian beralih ke
Murabahah. Dan pembayaran tetap perbulan kepada pihak KUD sebagai pendamping di lapangan serta badan hukum atas wadah petani-petani sebagai
anggotanya.
A. Analisis Efektivitas Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Pemberdayaan