A. Analisis Efektivitas Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Pemberdayaan
Petani
Dicermati dari perkembangan, peluang dari sektor perkebunan itu yang paling tahan terhadap krisis, khususnya di bidang sawit trendnya sangat bagus,
mungkin sampai beberapa tahun ke depan, dari data Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan kenaikan hingga 7.000.000 ton lebih dalam kurun waktu lima
tahun terakhir, mungkin karena komoditas unggulan dunia, dan sisi penjualan CPOnya baik, apalagi produk-produk turunannya sangat bagus. Permintaan akan
sawit sangat banyak karena merupakan kebutuhan. Indonesia pun saat ini menjadi eksportir sawit terbesar di dunia mengalahkan malaysia.
Kemudian tantangan yang dihadapi pihak bank dalam standar operationalnya adalah jika bapak angkatnya bagus, maka akan bagus semuanya
dari petaninya pun bagus dan hasilnya bagus. Begitupula bank syariah serius dalam terjun di bidang perkebunan ini, harus berani menggandeng bapak angkat
yang memiliki standar operasionalnya bagus, karena bank tidak memiliki keahlian langsung dalam bidang tersebut, maka kerjasama dengan perusahan-
perusahan yang memang telah mengetahui seluk beluk dari awal hingga hasil pada bidang perkebunan ini. Dan juga kebijakan-kebijakan pemerintah
regulasi
44
pun seharusnya mendukung.
44
Regulasi adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.
Namun kenyataannya terhadap pajak misalnya, harusnya pemerintah pro terhadap sektor ini. Keuntungan bukan hanya pihak-pihak yang bekerjasama,
tetapi pemerintah sebagai penopang utama mendapat keuntungan, walau bukan berbentuk materi, citra baik pemerintah terhadap negara lain.
Sejak tahun 2000. Perkembangan portofopio pembiayaan bank Muamalat menurun, seiring pembayaran kewajiban dari para petani. Data Badan Pusat
Statistik menyatakan bahwa perkembangan agribisnis sektor kelapa sawit meningkat tiap tahunnya mencapai 100 sejak tahun 2000 hingga 2009, serta
lahan yang digunakan petani pun meningkat tajam. Dan harapan di tahun yang akan datang bank Muamalat akan lebih serius dalam menangani permasalahan
ini. Tetapi dari sisi petani, meningkat dari yang memiliki lahan kosong diolah menjadi perkebunan sawit.
Strategi yang digunakan bank Muamalat pada sisi pemasaran produk, untuk sektor perkebunan belum ada satu paket produk khusus, untuk itu pihak
bank belum memasarkan secara spesifik seperti KPR, KTA, dan produk lain semisalnya yang memang telah dibentuk paket produk khusus. Padahal dari
PERHUTANI pernah mengadakan event pameran dalam pemasaran perkebunan, dan industri- industri lokalasing dapat ikut andil dalam
pembiayaaninvestasi, namun setelah berbagai pertimbangan, pihak bank muamalat belum dapat ikut serta dalam event tersebut.
Setelah berjalan kurang lebih 10 tahun penyaluran pembiayaan ini, karena awal prosedur pembiayaan telah dibuat sedemikian rupa dan sesuai dengan
prinsip syariah yang dijalankan bank Muamalat agar tidak ada pihak yang dirugikan, meskipun pembiayaan ini melalui koperasi, tetap harus terdapat
dampak nominatif bagi petani yang dibiayai. Koperasi dalam segi penyaluran pun telah efektif karena pembayaran terhadap pembiayaan korelasinya cukup
baik, karena dilatarbelakangi oleh sebagian sektor telah lunas.
B. Analisa Penulis Tentang Efektifitas Pembiayaan Bank Syariah dalam