Inflasi Analisis variabel makro ekonomi dan rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di BEI

9 hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek”. Agar efek-efek tersebut dapat diperjulbelikan maka diperlukan suatu wadah atau tempat berlangsungnya transaksi tersebut yang dikenal dengan bursa efek. Menurut undang-undang RI No. 8 Tahun 1995 yang terdapat dalam jurnal Widjaja dan Ernawati 2002: 2 yang dimaksud dengan Bursa Efek adalah “pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek”. Indeks harga saham merupakan indicator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indicator pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa, baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah 13 saham.

C. Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan barang-barang naik secara umum dan dalam jangka waktu yang tertentu Case dan Fair, 1999. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus kontinu berkaitan dengan mekanisme pasar 10 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh- mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Pada urnumnya inflasi bermakna kenaikan yang berterusan dalarn tingkat harga urnum. Menurut Winardi dan Setiawan 2006, definisi inflasi adalah sebagai suatu kenaikan relatif dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah barang serta jasa yang ditawarkan atau karena kehilangan kepercayaan terhadap mata uang nasional dan terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang. Inflasi di definisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi prosentase kenaikan harga berbeda dari suatu periode keperiode lainnya, dan berbeda pula dari suatu Negara ke Negara lainnya. Inflasi adalah suatu 11 kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terud menerus. Sadono Sukirno : 2004 : 15 Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini memperlihatkan bagai mana perebutan rejeki antara golongan-golongan masyarakat yang dapat menimbulkan permintaan agregat yang lebih dari pada jumlah barang yang tersedia apabila timbul “inflation gap”. Selama inflation gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi akan berkelanjutan.

2. Komponen Inflasi

Ada tiga komponen yang hams dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala 2001:203 1. Kenaikan harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode sebelumnya. 2. Bersifat umum Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik. 3. Berlangsung terus menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. 12

3. Timbulnya Inflasi

a. Timbulnya inflasi dapat dilihat dari : 1 Inflasi ringan, dibawah 10 setahun Berdasarkan keparahan inflasi 2 Inflasi sedang, antara 10 - 30 setahun 3 Inflasi berat, 30 - 100 setahun 4 Hiperinflasi di atas 100 setahun b. 1 inflasi yang berasal dari dalam negeri Berdasarkan timbulnya inflasi domestic inflation inflasi ini timbul karena defisit anggaran belanja negara dan gagalnya pasar yang berakibat harga kebutuhan pokok menjadi mahal. , 2 inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation terjadi karena kenaikan harga barang di negara lain, biaya produksi barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif barang c. 1 Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi, dapat digolongkan: Tarikan permintaan demand pull inflation Inflasi ini terjadi karena permintaan agregat masyarakat akan berbagai macam barang terus meningkat, misalnya bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru dan bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit bank 13 2 Desakan biaya cost push inflation Inflasi ini diakibatkan oleh kenaikan ongkos produksi, biasanya diawali dengan kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah, kenaikan harga bahan modal, berkurangnya jumlah penawaran, naiknya harga barang yang dibarengi dengan turunnya jumlah produksi 3 Inflasi campuran, terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan inflasi dorongan biaya. 4 Inflasi impor, terjadi karena pengaruh inflasi luar negeri dan adanya perdagangan antar negara. Misalnya: suatu negara sedang mengalami inflasi, kemudian hasil produksi dari negara tersebut dibutuhkan oleh negara lain dan diimpor, maka harga barang tersebut meningkat.

4. Cara Mengatasi Inflasi

Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi: a. Kebijakan Moneter Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi: 14 1 Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang. 2 Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI 3 Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang 4 Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit 5 Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp. 1 b. Kebijakan Fiskal Dapat dilakukan dengan cara: 1 menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. 2 Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah 3 Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10 untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama. 15 c. Kebijakan Non Moneter Dapat dilakukan melalui: 1 Menaikan hasil produksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun. 2 Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi. 3 Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang- barang tertentu.

D. Nilai Tukar Kurs