63
B. Sejarah Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6
bulan. Saham indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.
b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir
c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan yang
memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 merupakan perusahaan yang masuk
ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai sektor yang telah
memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45.
64
2. Sejarah Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi objek Penelitian
No. Nama Perusahaan
Kode Saham 1
PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI
2 PT. Aneka Tambang Persero Tbk
ANTM 3
PT. Astra Internasional Tbk ASII
4 PT. Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA 5
PT. Bakrie Brothers Tbk BNBR
6 PT. Barito Pacific Timber Tbk
BRPT 7
PT. Bumi Resources Tbk BUMI
8 PT. International Nickel Ind. Tbk
INCO 9
PT, Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
10 PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk
INKP 11
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
12 PT. Indosat Tbk
ISAT 13
PT. Kalbe Farma Tbk KLBF
14 PT. PP London Sumatra Plantion Tbk
LSIP 15
PT. Medco Energi Internasional Tbk MEDC
16 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA 17
PT. Semen gresik Tbk SMGR
18 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM 19
PT. Timah Tbk TINS
20 PT. Unilever Indonesia Tbk
UNVR 21
PT. United Tractors Tbk UNTR
Sumber data diolah
C. Hasil Dan Pembahasan 1.
Deskriptif Data
Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan
data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model
analisis regresi berganda, yaitu variabel Y Return Saham sebagai variabel
65 terikat, variabel bebas yang terdiri dari variabel makro Real in Rate dan
Kurs dan variabel laporan keuangan Return On Asset, Debt Equity Ratio dan Current Asset. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah:
a. Kurs
Menurut Adiningsih, dkk 1998:155, nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah
merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai
tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya.
Grafik 4.2 Kurs
Sumber data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Kurs terhadap US dollar tiap tahunya pada grafik 4.1, Pada Tahun 2005, kurs sebesar Rp 9165, Pada
Tahun 2006, Kurs, sebesar Rp 9395, Pada Tahun 2007, Kurs, sebesar Rp 9090. Pada Tahun 2008, Kurs sebesar, Rp 7950
7,000 8,000
9,000 10,000
AAL I
A N
TM A
S II
B LT
A B
N B
R B
RP T
B U
MI IN
CO IN
DF INK
P IN
TP IS
A T
K LB
F LS
IP M
E DC
P T
B A
SM GR
T LK
M TI
N S
U NV
R U
N T
R
2005 2006
2007 2008
66
b. Real Interest Rate
Real Interest Rate digunakan untuk mengukur Tingkat bunga riil adalah tingkat pertumbuhan daya beli yang berasal dari investasi.
Dengan menyesuaikan tingkat bunga nominal untuk mengimbangi inflasi, agar menjaga daya beli tingkat tertentu modal konstan dari
waktu ke waktu. Koreksi atas tingkat inflasi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real Interest Rate = Nominal rate – Rate of inflation Grafik 4.3
Real Interest Rate
Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Real Interest Rate terhadap tiap
tahunya pada grafik 4.2, Pada Tahun 2005, Real Interest Rate sebesar 0,14, Pada Tahun 2006, Real Interest Rate, sebesar -1,53, Pada Tahun
2007, Real Interest Rate, sebesar -0,20. Pada Tahun 2008, Real Interest Rate sebesar -1,64.
2.00 1.50
1.00 0.50
- 0.50
AAL I
A N
TM A
S II
B LT
A B
N B
R B
RP T
B U
MI IN
CO IN
DF INK
P IN
TP IS
A T
K LB
F LS
IP M
E DC
P T
B A
SM GR
T LK
M TI
N S
U NV
R U
N TR
2005 2006
2007 2008
67
c. Return On Asset
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi
juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Menurut Brotman 1989 dan Boustita Young dalam
Burton, Adam and Hardwick 1998 dalam Purnomo 2005: 29 semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar Default dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Grafik 4.4 Return On Asset
Sumber data diolah
100.00 50.00
- 50.00
100.00
AAL I
A N
TM A
S II
B LT
A B
N B
R B
RP T
B U
MI IN
CO IN
DF INK
P IN
TP IS
A T
K LB
F LS
IP M
E D
CO P
T B
A SM
GR T
LK M
TI N
S U
NV R
U N
T R
2005 2006
2007 2008
68 Berdasarkan hasil perhitungan Return On Asset masing-masing
perusahaan pada grafik 4.3, Pada Tahun 2005, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,73 dan
terendah dipegang oleh PT. Bakrie And Brother Tbk sebesar -7,48. Pada Tahun 2006, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk sebesar 53,28 dan terendah dipegang oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar -0,5. Pada Tahun 2007, Return On Asset,
tertinggi dimiliki oleh PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk sebesar
88,83 dan terendah dipegang oleh PT. Barito Pasifik Tbk sebesar 0,28.
Pada Tahun 2008, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Astra
Agro Lestari Tbk sebesar 60,58 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie And brothers Tbk sebesar -61,37.
d. DER Debt To Equity Ratio
Debt To Equity Ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to Equity Ratio mempengaruhi
besarnya return karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal perusahaannya semakin besar pula jumlah
kewajibannya. Debt To Equity Ratio dihitung dengan cara membagi total hutang dengan ekuitas.
Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.
69
Grafik 4.5 Debt To Equity Ratio
Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Debt To Equity Ratio masing-
masing perusahaan pada grafik 4.4, Pada Tahun 2005, Debt to Equity
Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 7,84 dan
terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Medco
Tbk sebesar 2,21 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari
Tbk sebesar 0,24. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 5,23 dan terendah
dipegang oleh PT. Semen Gresik Tbk sebesar 0,27. Pada Tahun 2008, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker
Tbk sebesar 3,24 dan terendah dipegang oleh PT. Internasional Nickel
Indonesia Tbk sebesar 0,21. Menurut dewi Astuti 2004:17 Struktur modal adalah bauran atau
perpaduan dari hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa.
- 2.00
4.00 6.00
8.00
A A
LI A
N TM
A S
II B
LTA BN
BR BR
P T
B U
M I
IN CO
IN DF
IN K
P IN
TP IS
A T
KL BF
LS IP
M E
DC P
TB A
S M
G R
TL K
M TI
N S
UN V
R U
N TR
2005 2006
2007 2008
70 Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang saham
preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah modal yang
mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.
e. Current Ratio
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka
pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio Likuiditas pada pembahasan ini diwakili oleh current ratio.
Grafik 4.6 Current Ratio
Sumber data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio masing-masing perusahaan pada grafik 4.5, Pada Tahun 2005, Current Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk sebesar 451,14 dan terendah dipegang oleh PT. PP London Sumatra Plantion Tbk
- 200.00
400.00 600.00
800.00 1,000.00
AAL I
A N
TM A
S II
B LT
A B
N B
R B
RP T
B U
MI IN
CO IN
DF INK
P IN
TP IS
A T
K LB
F LS
IP M
E DC
P T
B A
SM GR
T LK
M TI
N S
U NV
R U
N T
R
2005 2006
2007 2008
71 sebesar 49,27. Pada Tahun 2006, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh
PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 8,48 dan terendah dipegang oleh PT.
Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2007, Current Ratio,
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 8,79 dan
terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,24. Pada Tahun 2008, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central
Asia Tbk sebesar 9,66 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro
Lestari Tbk sebesar 0,28.
f. Return Saham
Return saham adalah tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode adalah perubahan harga
pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan,
dibagi dengan harga pasar awal investasi. Grafik 4.7
Return Saham
Sumber data diolah
-1 -0.5
0.5 2005
2006 2007
2008
72 Berdasarkan hasil perhitungan Return Saham masing-masing
perusahaan pada grafik 4.6, Pada Tahun 2005, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Bakrie Brothers Tbk sebesar 0,3342 dan terendah
dipegang oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 0,0004. Pada Tahun 2006, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk sebesar 0,2059 dan terendah dipegang oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar 0,0095. Pada Tahun 2007, Return
Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 0,2655 dan terendah dipegang oleh PT. Semen Gresik Tbk
sebesar -0,8457. Pada Tahun 2008, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar 0,0612 dan terendah
dipegang oleh PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk sebesar 0,1699.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.
73
Gambar 4.8 Pengujian Normalitas Data
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai
rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan
korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor harus berada di
bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :
74
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
KURS .827
1.208 REAL IN RATE
.837 1.194
RETURN ON ASSET .720
1.389 DEBT TO EQUITY
RATIO .470
2.127 CURRENT RATIO
.597 1.674
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber data diolah Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala
multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai
10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih
besar dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
c. Uji Autokolerasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW.
75 Pada tabel 4.3 diketahui nilai Durbin Watson d sebesar 1,733
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 84 dan jumlah variabel independen
k adalah 5. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,374 dan 4 – du = 4 – 1,374 = 2,626. Oleh karena nilai du d 4-du atau 1,374 1,733
2,626 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Autokolerasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.727
a
.529 .499
17.272118 1.733
a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET, REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber data diolah
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal
terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh
tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter
plot diagram.
76
Gambar 4.9 Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak
ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.
Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Kurs, real in rate, Return On asset, Debt Equity Ratio
dan Current Ratio. terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
77
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji t
Model t
Sig. 1 Constant
.425 .672
KURS 5.600
.000 REAL IN RATE
4.108 .000
RETURN ON ASSET 3.782
.000 DEBT TO EQUITY
RATIO .099
.921 CURRENT RATIO
.719 .475
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data diolah Variabel Kurs, dengan nilai t hitung sebesar 5,600 2,000 atau
nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
Variabel Real In Rate, dengan nilai t hitung sebesar 4,108 2,000
atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima yang berarti Kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan
Sitinjak dan Kurniasari 2003 yang menyatakan Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham
maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing
khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal
ditolak dan H
1
diterima yang berarti Real In Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini
sesuai dengan teorin yang diungkapkan Sukirno 1998 yang mentakan
78 semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin
rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha Sukirno, 1998, real in rate adalah koreksi atas tingkat inflasi
yang berhubungan dengan tingkat suku bunga. Variabel Return On Asset, dengan nilai t hitung sebesar 3,782
2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
Variabel Debt Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,099 2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,921 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H diterima yang berarti Retun on
Asset berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan teori Brotman 1989 dan Boustita Young
dalam Burton, Adam and Hardwick 1998, yang menyatakan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar Default dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.
diterima dan H
1
ditolak yang berarti Debt Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return
Saham. Hasil ini sesuai dengan teori Saharul dan Nizar, 2000 yang menyatakan Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar
resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini
mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
79 cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi
kewajibanya. Variabel Current Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,719
2,000 atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 0,475 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H diterima dan H
1
b. Uji Signifikansi Simultan Uji F
ditolak yang berarti Current Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return
Saham. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan IG.K.A. ULUPUI 2005 meneliti bahwa Variabel current ratio memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh
return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan
Current Ratio. terhadap Return Saham secara simultan atau serentak.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Uji F
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 26105.068
5 5221.014 17.501 .000
a
Residual 23269.432
78 298.326
Total 49374.500
83 a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET,
REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber : Data diolah
80 Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat
nilai F hitung sebesar 17,501 dengan signifikan 0,000. Dengan mencari pada table F, diperoleh nilai F tabel 2,34. Dengan kondisi dimana F
hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, maka dapat diambil kesimpulan adalah H
ditolak dan H
1
c. Koefisien Determinasi Adj R Square
diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham.
Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi Adj R
2
. Dari koefisien determinasi Adj R
2
Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai Adj R
dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda
menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
2
= 0,499 yaitu persentase pengaruh Variabel Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. terhadap Return
Saham sebesar 49,9.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Adj R Square
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .727
a
.529 .499
17.272118 1.733
a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET, REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber : Data diolah
81
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh yaitu Kurs, real in rate, Return On asset, Debt Equity Ratio dan Current Ratio. terhadap
Return Saham di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients B
Std. Error Beta
1 Constant
4.818 11.342
KURS .490
.088 .479
REAL IN RATE .360
.088 .349
RETURN ON ASSET .346
.092 .346
DEBT TO EQUITY RATIO -.011
.113 .011
CURRENT RATIO .072
.101 .072
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity
Ratio Dan Current Ratio. terhadap Return Saham sebagai berikut:
Keterangan : Y
= Return Saham A
= konstanta x
1
x = Kurs
2
= Real Interest Rate
Y = 4,818 + 0,490 X
1
+ 0,360 X
2
+ 0,346 X
3
+
ε
i
82 x
3
ε = Return On Asset
i
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 4,818 menunjukkan
bahwa jika variabel Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. bernilai nol maka nilai Return Saham adalah
4,818 satuan, Sedangkan variabel Kurs sebesar 0,490 menunjukkan bahwa jika variabel Kurs meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return
saham sebesar 0,490 satuan, Variabel Return On Asset sebesar 0,360 menunjukkan bahwa jika variabel Return On Asset meningkat 1 satuan
maka akan meningkatkan Return Saham sebesar 0,360 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
= standar error
D. Interpretasi