Sejarah Objek Penelitian Hasil Dan Pembahasan 1.

63

B. Sejarah Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6 bulan. Saham indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 merupakan perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai sektor yang telah memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45. 64

2. Sejarah Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi objek Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI 2 PT. Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 3 PT. Astra Internasional Tbk ASII 4 PT. Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 5 PT. Bakrie Brothers Tbk BNBR 6 PT. Barito Pacific Timber Tbk BRPT 7 PT. Bumi Resources Tbk BUMI 8 PT. International Nickel Ind. Tbk INCO 9 PT, Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 10 PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 11 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 12 PT. Indosat Tbk ISAT 13 PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 14 PT. PP London Sumatra Plantion Tbk LSIP 15 PT. Medco Energi Internasional Tbk MEDC 16 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 17 PT. Semen gresik Tbk SMGR 18 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 19 PT. Timah Tbk TINS 20 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 21 PT. United Tractors Tbk UNTR Sumber data diolah

C. Hasil Dan Pembahasan 1.

Deskriptif Data Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y Return Saham sebagai variabel 65 terikat, variabel bebas yang terdiri dari variabel makro Real in Rate dan Kurs dan variabel laporan keuangan Return On Asset, Debt Equity Ratio dan Current Asset. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah:

a. Kurs

Menurut Adiningsih, dkk 1998:155, nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya. Grafik 4.2 Kurs Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Kurs terhadap US dollar tiap tahunya pada grafik 4.1, Pada Tahun 2005, kurs sebesar Rp 9165, Pada Tahun 2006, Kurs, sebesar Rp 9395, Pada Tahun 2007, Kurs, sebesar Rp 9090. Pada Tahun 2008, Kurs sebesar, Rp 7950 7,000 8,000 9,000 10,000 AAL I A N TM A S II B LT A B N B R B RP T B U MI IN CO IN DF INK P IN TP IS A T K LB F LS IP M E DC P T B A SM GR T LK M TI N S U NV R U N T R 2005 2006 2007 2008 66

b. Real Interest Rate

Real Interest Rate digunakan untuk mengukur Tingkat bunga riil adalah tingkat pertumbuhan daya beli yang berasal dari investasi. Dengan menyesuaikan tingkat bunga nominal untuk mengimbangi inflasi, agar menjaga daya beli tingkat tertentu modal konstan dari waktu ke waktu. Koreksi atas tingkat inflasi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi. Real Interest Rate = Nominal rate – Rate of inflation Grafik 4.3 Real Interest Rate Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Real Interest Rate terhadap tiap tahunya pada grafik 4.2, Pada Tahun 2005, Real Interest Rate sebesar 0,14, Pada Tahun 2006, Real Interest Rate, sebesar -1,53, Pada Tahun 2007, Real Interest Rate, sebesar -0,20. Pada Tahun 2008, Real Interest Rate sebesar -1,64. 2.00 1.50 1.00 0.50 - 0.50 AAL I A N TM A S II B LT A B N B R B RP T B U MI IN CO IN DF INK P IN TP IS A T K LB F LS IP M E DC P T B A SM GR T LK M TI N S U NV R U N TR 2005 2006 2007 2008 67

c. Return On Asset

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Menurut Brotman 1989 dan Boustita Young dalam Burton, Adam and Hardwick 1998 dalam Purnomo 2005: 29 semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar Default dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Grafik 4.4 Return On Asset Sumber data diolah 100.00 50.00 - 50.00 100.00 AAL I A N TM A S II B LT A B N B R B RP T B U MI IN CO IN DF INK P IN TP IS A T K LB F LS IP M E D CO P T B A SM GR T LK M TI N S U NV R U N T R 2005 2006 2007 2008 68 Berdasarkan hasil perhitungan Return On Asset masing-masing perusahaan pada grafik 4.3, Pada Tahun 2005, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,73 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie And Brother Tbk sebesar -7,48. Pada Tahun 2006, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,28 dan terendah dipegang oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar -0,5. Pada Tahun 2007, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk sebesar 88,83 dan terendah dipegang oleh PT. Barito Pasifik Tbk sebesar 0,28. Pada Tahun 2008, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 60,58 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie And brothers Tbk sebesar -61,37.

d. DER Debt To Equity Ratio

Debt To Equity Ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to Equity Ratio mempengaruhi besarnya return karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal perusahaannya semakin besar pula jumlah kewajibannya. Debt To Equity Ratio dihitung dengan cara membagi total hutang dengan ekuitas. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang. 69 Grafik 4.5 Debt To Equity Ratio Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Debt To Equity Ratio masing- masing perusahaan pada grafik 4.4, Pada Tahun 2005, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 7,84 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Medco Tbk sebesar 2,21 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,24. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 5,23 dan terendah dipegang oleh PT. Semen Gresik Tbk sebesar 0,27. Pada Tahun 2008, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 3,24 dan terendah dipegang oleh PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk sebesar 0,21. Menurut dewi Astuti 2004:17 Struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa. - 2.00 4.00 6.00 8.00 A A LI A N TM A S II B LTA BN BR BR P T B U M I IN CO IN DF IN K P IN TP IS A T KL BF LS IP M E DC P TB A S M G R TL K M TI N S UN V R U N TR 2005 2006 2007 2008 70 Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.

e. Current Ratio

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio Likuiditas pada pembahasan ini diwakili oleh current ratio. Grafik 4.6 Current Ratio Sumber data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio masing-masing perusahaan pada grafik 4.5, Pada Tahun 2005, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk sebesar 451,14 dan terendah dipegang oleh PT. PP London Sumatra Plantion Tbk - 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 AAL I A N TM A S II B LT A B N B R B RP T B U MI IN CO IN DF INK P IN TP IS A T K LB F LS IP M E DC P T B A SM GR T LK M TI N S U NV R U N T R 2005 2006 2007 2008 71 sebesar 49,27. Pada Tahun 2006, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 8,48 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2007, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 8,79 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,24. Pada Tahun 2008, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 9,66 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,28.

f. Return Saham

Return saham adalah tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi. Grafik 4.7 Return Saham Sumber data diolah -1 -0.5 0.5 2005 2006 2007 2008 72 Berdasarkan hasil perhitungan Return Saham masing-masing perusahaan pada grafik 4.6, Pada Tahun 2005, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Bakrie Brothers Tbk sebesar 0,3342 dan terendah dipegang oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 0,0004. Pada Tahun 2006, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 0,2059 dan terendah dipegang oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar 0,0095. Pada Tahun 2007, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 0,2655 dan terendah dipegang oleh PT. Semen Gresik Tbk sebesar -0,8457. Pada Tahun 2008, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk sebesar 0,0612 dan terendah dipegang oleh PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk sebesar 0,1699.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. 73 Gambar 4.8 Pengujian Normalitas Data Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.

b. Uji Multikolinieritas

Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : 74 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant KURS .827 1.208 REAL IN RATE .837 1.194 RETURN ON ASSET .720 1.389 DEBT TO EQUITY RATIO .470 2.127 CURRENT RATIO .597 1.674 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber data diolah Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih besar dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Uji Autokolerasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW. 75 Pada tabel 4.3 diketahui nilai Durbin Watson d sebesar 1,733 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 84 dan jumlah variabel independen k adalah 5. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,374 dan 4 – du = 4 – 1,374 = 2,626. Oleh karena nilai du d 4-du atau 1,374 1,733 2,626 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Autokolerasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .727 a .529 .499 17.272118 1.733 a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET, REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber data diolah

d. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. 76 Gambar 4.9 Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Kurs, real in rate, Return On asset, Debt Equity Ratio dan Current Ratio. terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial. 77 Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji t Model t Sig. 1 Constant .425 .672 KURS 5.600 .000 REAL IN RATE 4.108 .000 RETURN ON ASSET 3.782 .000 DEBT TO EQUITY RATIO .099 .921 CURRENT RATIO .719 .475 a. Dependent Variable: Return Saham Sumber : Data diolah Variabel Kurs, dengan nilai t hitung sebesar 5,600 2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 Variabel Real In Rate, dengan nilai t hitung sebesar 4,108 2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima yang berarti Kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan Sitinjak dan Kurniasari 2003 yang menyatakan Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal ditolak dan H 1 diterima yang berarti Real In Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan teorin yang diungkapkan Sukirno 1998 yang mentakan 78 semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha Sukirno, 1998, real in rate adalah koreksi atas tingkat inflasi yang berhubungan dengan tingkat suku bunga. Variabel Return On Asset, dengan nilai t hitung sebesar 3,782 2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 Variabel Debt Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,099 2,000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,921 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima yang berarti Retun on Asset berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan teori Brotman 1989 dan Boustita Young dalam Burton, Adam and Hardwick 1998, yang menyatakan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar Default dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. diterima dan H 1 ditolak yang berarti Debt Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini sesuai dengan teori Saharul dan Nizar, 2000 yang menyatakan Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi 79 cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibanya. Variabel Current Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,719 2,000 atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 0,475 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1

b. Uji Signifikansi Simultan Uji F

ditolak yang berarti Current Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return Saham. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan IG.K.A. ULUPUI 2005 meneliti bahwa Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. terhadap Return Saham secara simultan atau serentak. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 26105.068 5 5221.014 17.501 .000 a Residual 23269.432 78 298.326 Total 49374.500 83 a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET, REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber : Data diolah 80 Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 17,501 dengan signifikan 0,000. Dengan mencari pada table F, diperoleh nilai F tabel 2,34. Dengan kondisi dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, maka dapat diambil kesimpulan adalah H ditolak dan H 1

c. Koefisien Determinasi Adj R Square

diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham. Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi Adj R 2 . Dari koefisien determinasi Adj R 2 Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai Adj R dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. 2 = 0,499 yaitu persentase pengaruh Variabel Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. terhadap Return Saham sebesar 49,9. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Adj R Square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .727 a .529 .499 17.272118 1.733 a. Predictors: Constant, CURRENT RATIO, KURS, RETURN ON ASSET, REAL IN RATE, DEBT TO EQUITY RATIO b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber : Data diolah 81

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh yaitu Kurs, real in rate, Return On asset, Debt Equity Ratio dan Current Ratio. terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant 4.818 11.342 KURS .490 .088 .479 REAL IN RATE .360 .088 .349 RETURN ON ASSET .346 .092 .346 DEBT TO EQUITY RATIO -.011 .113 .011 CURRENT RATIO .072 .101 .072 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber : Data diolah Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. terhadap Return Saham sebagai berikut: Keterangan : Y = Return Saham A = konstanta x 1 x = Kurs 2 = Real Interest Rate Y = 4,818 + 0,490 X 1 + 0,360 X 2 + 0,346 X 3 + ε i 82 x 3 ε = Return On Asset i Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 4,818 menunjukkan bahwa jika variabel Kurs, Real In Rate, Return On Asset, Debt Equity Ratio Dan Current Ratio. bernilai nol maka nilai Return Saham adalah 4,818 satuan, Sedangkan variabel Kurs sebesar 0,490 menunjukkan bahwa jika variabel Kurs meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,490 satuan, Variabel Return On Asset sebesar 0,360 menunjukkan bahwa jika variabel Return On Asset meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Return Saham sebesar 0,360 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. = standar error

D. Interpretasi