22 f. Pajak Penghasilan PPh atas diskonto dikenakan secara final sebesar
15. g. SBI diterbitkan tanpa warkat scripless.
h. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
G. Rasio Keuangan
1. Rasio Keuangan dan Manfaatnya
Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor
membuat keputusan investasi dan kredit yang baik White et al., 2002. Ada empat kategori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari
hubungan risiko dan return White et al., 2002, yaitu sebagai berikut. 1 Analisis likuiditas: mengukur kecukupan sumber kas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek.
2 Analisis solvency dan long term debt leverage: menelaah struktur modal perusahaan, termasuk sumber dana jangka panjang dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban investasi dan utang jangka panjang.
3 Analisis aktivitas: mengevaluasi revenue dan output yang dihasilkan oleh aset perusahaan.
4 Analisis profitabilitas: mengukur earnings laba perusahaan relatif terhadap revenue sales dan modal yang diinvestasikan.
23 Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan
untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda.
H. Jenis – Jenis Rasio Keuangan
1. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Menurut Brotman 1989 dan Boustita Young dalam Burton,
Adam and Hardwick 1998 dalam Purnomo 2005: 29 semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar Default dan semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan tersebut. Menurut Ghost, et al., 2000. Dalam penelitian ini pengukuran
terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total asset. Pecking order theory mengatakan bahwa perusahaan
lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan
24 dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan
negative dengan leverage perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba Martono dan Agus, 2007. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakin
meningkat kemakmuran perusahaan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan
yang profitabilitasnya rendah. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan
dana yang cukup melalui laba ditahan. Brigham dan Houston 2001 yang dikutip oleh Andy Oky 2004 mengatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relaltif kecil.
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal. Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris yang dilakukan oleh Khrisnan
1996, Badhuri 2002, dan Moh’d 1998 menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin
tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing hutang sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya.
Hal ini disebabkan pada saat perusahaan mempunyai profitabilitas yang tinggi akan membayar hutang sehingga tingkat leverage menjadi
25 rendah serta lebih menyukai menggunakan keuntungan tadi pendanaan
internal untuk kegiatan investasinya sesuai dengan POT. Hasil pengujian ini sama dengan pengujian yang dilakukan oleh Wessel 1988, Kester
1986 dan Fama French 2000
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal
yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya.
Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100. Penggunaan hutang itu sendiri bagi perusahaan
mengandung tiga dimensi: a. Pemberian kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas
kredit yang diberikan. b. Dengan penggunaan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan akan meningkat. c. Dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan
tidak kehilangan kendali perusahaan. Para investor maupun kreditor akan mendapatkan manfaat
sepanjang laba atas hutang perusahaan melebihi biaya bunga dan apabila terjadi kenaikan pada nilai pasar sekuritas Saharul dan Nizar, 2000 dalam
Kesumawati 2003 33. Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan,
26 semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan Burton,
Adam Hardwick, 1998 dalam Herwidi 2005: 28. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibanya.
Menurut dewi Astuti 2004:17 Struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa.
Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur
modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham. Menurut Elisa Tjondro 2007 struktur modal adalah gabungan
hutang jangka panjang long-term debt dan modal equity. Menurut ghosh et.al. 2000 struktur modal adalah perbandingan antara hutang
perusahaan total debt dengan total aktiva total assets. Menurut westo Copeland 2001: 19 struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah
pembiyaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
3. Rasio Likuiditas
Apabila likuiditas menunjukan nilai yang tinggi maka obligasi dimungkinkan masuk pada peringkat invesment grade, karena dengan
aktiva lancar yang lebih tinggi dari hutang lancar perusahaan mempunyai
27 perisai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek kepada investor tepat
pada waktunya. Kondisis tersebut akan memudahkan perusahaan untuk menarik investor untuk melakukan investasi pada perusahaanya.
Tingkat likuiditas antara perusahaan satu dengan yang lain berbeda-beda. Investor menilai suatu perusahaan salah satunya dengan
menggunakan rasio likuiditas yang angka-angkanya dapat diperoleh melalui laporan neraca perusahaan. Semakin tinggi nilai rasionya maka
perusahaan akan semakin diminati oleh investor. Prastowo dan Julianti 2002:78 menyatakan bahwa likuiditas
perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek.
Menurut Riyanto 2001:24 masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi.
I. Return Saham
Tingkat keuntungan return merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada
umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan
tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang
diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung
28 berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return
saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham
sebelumnya. Return atau tingkat keuntungan merupakan persentase dari kekayaan
pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah adalah sama dengan dividen tunai yang diterima dalam satu jangka waktu
ditambah dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku dalam jangka waktu tersebut Ahmad Rodoni dan OthmanYong, 2002:11.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi
namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi Realized Return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi Expected Return adalah
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi
sifatnya belum terjadi. Jogiyanto, 2000. Komponen return meliputi:
1. Capital Gain loss merupakan keuntungan kerugian bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual harga beli diatas harga beli harga
jual yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
29 2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara
periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan.Abdul Halim,2003
J. Indeks LQ 45