Visi, Misi, dan Strategi Bank Mandiri Menghadapi Risiko

BAB IV PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SEHUBUNGAN DENGAN

PENGELOLAAN RISIKO KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI PERSERO TBK

G. Visi, Misi, dan Strategi Bank Mandiri Menghadapi Risiko

Sebagai regulator, Bank Indonesia telah banyak memberikan petunjuk penerapan manajemen risiko bagi perbankan di Indonesia 146 Paling sedikit kini telah terdapat landasan berpijak bagi perbankan dalam menerapkan kedua aspek manajemen yang penting itu. Landasan berpijak yang dimaksud adalah . 147 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 521DPNP tanggal 29 Sepetember 2003, perihal Penerapan Manajemen Bagi Bank Umum; : 2. Surat Edaran Bank Indnesia Nomor: 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Dokumen utama itu dapat dipandang sebagai adaptasi kesepakatan Basel II yang berlaku bagi kegiatan operasional perbankan internasional. Dari sudut pandang itu, Bank Indonesia telah berhasil melakukan penyesuaian dalam menerapkan Basel Agreement tersebut sejalan dengan tingkat kegiatan operasional perbankan di Indonesia saat ini. Hal itu dapat dipahami mengingat jumlah bank nasional yang memiliki potensi berkembang dalam waktu dekat menjadi bank dengan jangkauan operasi internasional masih sangat terbatas, juga apabila dikaji dari gambaran proyeksi Arsitektur Perbankan Indonesia API 148 146 H.Masyhud Ali,Op.Cit,hal. 393 147 Ibid. 148 Ibid. . Padahal Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penerapan kesepakatan Basel itu terutama ditujukan bagi bank beroperasi secara internasional. Sementara itu, dalam sepuluh hingga lima belas tahun ke depan, sesuai API, diproyeksikan hanya terdapat dua sampai tiga bank saja yang berkiprah sebagai bank Internasional. Artinya bila semata mengacu pada klasifikasi API tersebut. Hal ini perlu ditegaskan karena semua bank devisa sesungguhnya secara otomatis telah melakukan kegiatan operasional perbankan secara internasional. Namun, API telah melihat horizon perbankan lebih jauh ke depan dan mengacu pada kemampuan bersaing dengan bank-bank internasional dari negara lain dalam suatu tataran playing field yang sama. Itulah bank yang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional serta pada tahun 2010 memilik modal di atas Rp. 50 triliun setara kurang lebih USD 5 miliar 149 Diperkirakan salah satu di antara bank yang dapat memenuhi persyaratan sebagai bank berwawasan internasional menurut versi API tersebut di atas adalah Bank Mandiri karena Bank Mandiri per 30 Juni 2008 telah memiliki ekuitas konsolidasi sebesar Rp. 23. 855,4 miliar atau setara kurang lebih setara dengan USD 2, 4 miliar. Dengan nilai jumlah aset sebesar Rp. 255.278, 5 miliar atau setara kurang lebih USD 25, 6 miliar telah menempatkan Bank Mandiri sebagai bank dengan jumlah aset terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai bank dengan permodalan yang terkuat di Indonesia dan paling mendekati pemenuhan persyaratan sebagai bank dengan wawasan internasional pada tahun 2010 ini . 150 149 Ibid, hal.401 150 One day:Commitment to Service Excellence. Laporan Tahunan 2008 Bank Mandiri, Jakarta: PT. Bank Mandiri Persero Tbk, 2008,hal. 66-68 . Universitas Sumatera Utara Dalam mengimplementasikan manajemen risiko, Bank Mandiri mendasarkan pada visi dimana Risk Management merupakan bagian dari proses bisnis yang dapat memberikan kontribusi melaui penerapan Risk Management untuk mencapai return yang optimal bagi stakeholder pemegang saham, masyarakat, pemerintah,nasabah, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bank. Untuk mencapai visi tersebut, misi dari risk management adalah menciptakan mekanisme dan proses bisnis yang terintegrasi untuk menghasilkan nilai tambah setara finansial melalui penerapan prinsip kehati-haitan, mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki risk awareness dengan kapabilitas tinggi dan berorientasi kepada bisnis, serta menjaga agar proses bisnis senantiasa terkendali dengan service level yang kompetitif. Agar visi dan misi tersebut dapat terlaksana, strategi yang digunakan adalah 151 1. Membangun budaya kredit yang sehat yang mengacu pada prinsip kehati- hatian pada seluruh jajaran organisasi, dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance : 2. Membangun metode analisis kredit yang fokus kepada risiko dan imbal hasil; 3. Mengembangkan alat dan metode untuk melakukan monitoring risiko kredit secara lebih komprehensif; 4. Membangun sistem collection yang terintegrasi dengan proses kredit lainnya; 5. Membangun sistem analisis dan pengelolaan portofolio kredit yang up-to- date dan terintegrasi; 151 H.Masyhud Ali,Op.Cit,hal. 403 Universitas Sumatera Utara 6. Mengembangkan kebijakan kredit yang berorientasi pada persaingan bisnis, namun tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian; 7. Meningkatkan kualitas manajemen risiko pasar untuk menjaga stabilitas posisi neraca bank dalam menghasilkan laba, termasuk di dalamnya mengelola manajemen risiko suku bunga untuk posisi trading; 8. Mengembangkan sistem manajemen risiko operasional dengan tujuan akhir untuk memperoleh kemampuan untuk melakukan mitigasi risiko operasional, juga memperoleh kemampuan menerapkan metode Advance Measurement Approach AMA dalam menghitung kecukupan modal, keduanya ditujukan untuk meng-cover risiko operasional; 9. Melaksanakan pengelolaan seluruh risiko secara terpadu market, credit operational di dalam implementasi Enteprise Risk Mangement ERM termasuk mengintegrasikan pengelolaan risiko anak-anak perusahaan; 10. Melakukan perhitungan alokasi modal dan penghitungan value added management Basel II compliance seperti Risk Adjusted Return On Capital RAROC dan Econimic Value Added EVA. Dengan demikian, bank dapat mengidentifikasikan unit bisnis atau produk yang memberikan nilai tambah yang paling baik bagi bank.

H. Tata Kelola Risiko secara Terpadu