Pengendalian Portofolio PENGATURAN MENGENAI MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK

Risiko kredit personal terkesan kuat terjadi pada dua kelompok utama personal finance. Kedua kelompok ini yaitu kegiatan pemberian kredit berjaminan real estate dan kegiatan pemberian kredit yang tak berjaminan.

G. Pengendalian Portofolio

Secara menyeluruh bank perlu melakukan kajian atau tinjauan periodik terhadap portofolio yang telah terbentuk selama berjalannya waktu. Adakah struktur portofolio bank masih berada dalam komposisi yang sejalan dengan upaya bank mengendalikan risiko kredit tersebut. Atau adakah bank telah terlanjur berada dalam posisi yang terlalu cenderung memikul risiko yang besar berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Uraian perihal mengenai bagaimana mengukur dan menanggulangi risiko kredit seluruhnya didasarkan pada masalah yang berkaitan dengan individual debt instruments seperti pinjaman. Di luar itu masih terdapat aspek lainnya yaitu apabila risiko kredit tersebut terlihat dari sudut pandang dari konteks portofolio dan seberapa jauh keuntungan bila bank melakukan pinjaman diversifikasi portofolio. Dalam kaitan itu, terdapat model yang digunakan bank untuk melakukan assessment atau risiko yang melekat pada pinjaman portofolio keseluruhan dan metode reguler untuk mengukur besaran defaul risk dari suatu portofolio . Terdapat beberapa aspek yang berepengaruh terhadap eksposur risiko kredit secara keseluruhan bagi bank, yaitu: a. Aspek the risk-return characteristics dari setiap debitur dalam suatu portofolio tertentu; Universitas Sumatera Utara b. Aspek the risk return dari pinjaman portofolio di mana beberapa risiko dari debitur telah didiversifikasi; c. Aspek terdapatnya penggunaan potensial dari model portofolio dalam menetapkan besarnya konsentrasi maksimum limits bagi suatu sektor bisnis atau jumlah pinjaman tertentu. Bagi perbankan di Indonesia persoalan dari terdapatnya credit concentration risk telah menjadi masalah yang hangat sejak sebelum pecahnya krisis moneter 1997 yang mendorong terjadinya krisi perbankan yang sistemik. Persoalan tersebut dikenal sebagai pelanggaran atas BMPK Batas Maksimum Pemberian Kredit . Di Indonesia, ketentuan bank memberikan kredit kepada suatu kelompok usaha sebagai pelanggaran pidana bagi para bankir. Latar belakangnya adalah pada umumnya diketahui bahwa kelompok usaha yang merupakan debitur bank tersebut merupakan kelompok usaha milik dari pemegang saham bank itu sendiri. Oleh karena itu, pemegang saham pun diminta untuk menambah kekurangan modal agar keseluruhan modal yang ada dapat mengakomodasi pelampauan BMPK tersebut sehingga tidak lagi tercatat sebagai pelanggaran. Juga angka CAR Capital Adequacy Ratio bank dapat diturunkan satu tingkat jika pelangggaran itu tidak segera dikoreksi dengan penambahan modal baru tersebut. Langkah otoritas perbankan di Indonesia ini sejalan dengan apa yang dinyatakan dalam Basel II. Di sini dinyatakan bahwa credit concentration risk merupakan penyebab paling penting yang telah menimbulkan permasalahan utama dalam perbankan. Dalam pilar kedua, dipersyaratkan bagi setiap bank untuk menyusun effective internal policies, sistem-sistem, dan kontrol yang dapat diterapkannya untuk Universitas Sumatera Utara mengidentifiaksikan, mengukur dan memonitor serta sekaligus mengendalikan credit risk concentration tersebut. Bank juga diwajibkan untuk memperhitungkan hingga sejauh mana credit concetration risk tersebut berpengaruh terhadap kecukupan modal bank. Untuk itu bila diperlukan bank dapat melakukan stress test. Concentration credit yang dimaksud dapat terbentuk pada: a. Suatu individual counterparty atau grup usaha atau related counterparties tertentu; b. Sektor ekonomi atau wilayah geografis tertentu; c. Suatu jenis kegiatan usaha atau kegiatan memproduksi suatu produk atau komunitas tertentu; d. Suatu jenis collateral tertentu. Di Amerika, persoalan credit concentration dikaitkan dengan perlunya metode pengaturan dalam mengukur risiko dari suatu portofolio. Salah satu regulasi yang dibuat adalah memperkenankan bank menggunakan internal model- nya sendiri, seperti Credit Metrics dan Credit Risk 123 a. Mitigation analysis . Terdapat dua model sederhana dalam mengukur credit risk concentration dalam suatu loan portofolio tertentu, yaitu sebagai berikut. Lending officers hanya perlu mengamati rating yang diterbitkan oleh lembaga rating tertentu atau internal credit rating-nya sendiri atas suatu kelompok pinjaman atau sektor kegiatan ekonomi tertentu. Jika ditemukan fakta di mana credit rating dari sejumlah perusahaan dalam suatu sektor atau rating class 123 Anthony Saunders and Maria Millon Cornett, Financial Institutions Management, A Risk Management Approach, Mc Graw – Hill International Edition, 5th Edition, 2006,hlm. 440. Universitas Sumatera Utara tertentu menurun dengan tajam dibandingkan dengan gambarannya di masa lalu, bank akan melakukan pemangkasan terhadap kegiatan lending dalam sektor apapun rating class tersebut di masa depan. Untuk itu, bank menyusun suatu Loan Migration-nya dalam suatu kurun tertentu. b. Concentration limit Di sini manajemen bank harus menetapkan ketentuan yang tegas atas jumlah maksimum pinjaman yang dapat diberikan kepada individual borrower atau sektor tertentu. Concentration limit tersebut ditetapkan atas dasar perbandingannya terhadap seluruh jumlah loan portfolio yang dapat diberikan pada suatu single customer dengan melakukan assessment atas: 1 peminjam portofolio tertentu. 2 rencana bisnis dari masing-masing unit operasi. 3 gambaran proyeksi ekonomi yang disusunnya. 4 rencana strategis yang akan diterapkannya. Biasanya bank menetapkan besaran dari concetration limit dengan mengurangi eksposurnya pada suatu bidang industri tertentu dan menaikkan jumlah eksposurnya pada bidang industri lainnya. Jika ditemukan fakta bahwa kinerja dari dua bidang industri memiliki korelasi yang kuat, bank akan menetapkan suatu jumlah limit agregat yang lebih rendah dari jumlah limit dari masing-masing bidang industri tersebut. Concentration risk ini dapat dianalisis melalui kajian atas suatu contoh yang merupakan pengelompokkan sejumlah portofolio atas dasar kriteria yang berbeda- beda. Universitas Sumatera Utara

H. Pengelolaan Risiko dan Program Pengendalian Risiko Kredit