Kesimpulan Implementasi Dan Implikasi Terhadap Pemberlakuan Zona Bebas Senjata Nuklir Di ASEAN Pada Umumnya Dan Indonesia Pada Khususnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Senjata nuklir pertama kali lahir antara masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang dipelopori oleh Amerika Serikat yang saat itu bangkit menjadi terkenal dengan fisika nuklirnya, yang didorong oleh hasil kerja dari beberapa imigran dan fisikawan lokal. Awalnya penggunaan nuklir tersebut hanya sebagai sutau riset terhadap unsur kimia yang berguna untuk kemajuan dalam ilmu pengetahuan, tetapi adanya isu yang berhembus bahwa jerman menggunakan teknologi nuklir ini untuk senjata, maka Amerika Serikat pun menjadi sangat genjar untuk membuat senjata nuklir tersebut. Hal yang juga membuat Amerika Serikat menjadi semakin gigih menciptakan senjata nuklir setelah di bombardirnya pangkalan Amerika Serikat di kepulauan Hawaii yaitu Pearl Harbor oleh Jepang, yang dianggap sebagai suatu tamparan terberat bagi Amerika Serikat sendiri. 2. Bukti penggunaan senjata nuklir telah berhasil diciptakan adalah saat Amerika Serikat melakukan serangan balasan terhadap Jepang dengan menggunakan bom atom yang merupakan senyawa dari nuklir tersebut di dua kota yaitu, bom uranium disebut Little Boy diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima Universitas Sumatera Utara dan bom plutonium disebut Fat Man yang diledakkan pada 9 Agustus di kota Nagasaki. 3. Runtuhnya Uni Soviet sebagai simbol komunisme telah mengakibatkan berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Era pasca perang Dingin ini telah membawa beberapa implikasi di berbagai bidang baik di tingkat global maupun regional. Pada tingkat regional tersebut antara lain dapat dilihat ASEAN sebagai salah satu kawasan di dunia yang juga terpengaruh oleh adanya perubahan yang fundamental dan strategis yang terjadi sebagai akibat berakhirnya perang dingin tersebut. Dari penandatanganan Treaty Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone di Bangkok pada tanggal 15 Desember 1995, oleh sepuluh Negara yaitu : Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Laos. Dengan ini terlihat negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara secara bersama-sama mendambakan Asia Tenggara menjadi sebuah kawasan yang bebas dari senjata nuklir. 4. Sebagai suatu usaha legitimasi terhadap Traktat SEANWFZ, Indonesia telah meratifikasinya dengan UU nomor 9 tahun 1997 tentang Pengesahan Treaty on The Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone Traktat kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, Lembaran Negara RI tahun 1997 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3675. Dengan diratifikasinya traktat ini maka Indonesia telah menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia cinta damai, sehingga kelak hal ini bisa bermanfaat baik bagi usaha-usaha dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara 5. Membangun ketahanan nasional melalui ketahanan regional berarti membangun kemampuan nasional menghadapi tantangan dan gangguan terhadap stabilitas nasional. Pembangunan ketahanan nasional adalah usaha mengintegrasikan semua sektor atau aspek kehidupan nasional sehingga menjadi kekuatanyang dinamis dan tangguh untuk menegakkan kedaulatan bangsa. Sehingga secara hokum penerapan juridiksi bangsa di wilayah sendiri bisa lebih terjamin.

B. Saran