Indonesia Meratifikasi SEANWFZ Implementasi Dan Implikasi Terhadap Pemberlakuan Zona Bebas Senjata Nuklir Di ASEAN Pada Umumnya Dan Indonesia Pada Khususnya

the region of Southeast Asia, since no particular power, be it big or small has ever been mentioned in that context” . 40

B. Indonesia Meratifikasi SEANWFZ

Dari keadaan-keadaan ini jelas bagi kita bahwa hubungan ZOPFAN dengan SEANWFZ merupakan hubungan dimana ZOPFAN merupakan landasan pokok dalam SEANWFZ, atau dengan kata lain untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan damai, bebas dan netral, bebas dari campur tangan pihak-pihak luar. Hubungan ini diperjelas dan dipertegas dalam Konsiderans Traktat SEANWFZ yang berbunyi : “Berkeyakinan bahwa pembentukan SEANWFZ Kawasan bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara sebagai komponen penting ZOPFAN akan membuka hubungan bagi peningkatan keamanan negara-negara dalam kawasan serta peningkatan perdamaian dan keamanan internasional secara menyeluruh”. Indonesia sebagai salah satu Negara anggota ASEAN dan secara geografis di kawasan Asia Tenggara bisa menempatkan diri dalam mengikuti perkembangan yang terjadi. Cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan 40 J. Soedjati Djiwandono, ZOPFAN, Is It Still Relevant ?, Analisa CSIS, Jakarta No. XIX, No. 2, 1991 Hal. 218. Universitas Sumatera Utara kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Bagi Indonesia terciptanya Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir merupakan kepentingan nasional yang sangat mendasar, sebagai Negara yang sedang membangun untuk mewujudkan cita-cita bangsa seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, Indonesia memerlukan lingkungan kawasan dan lingkungan internasional yang damai dan juga stabil. Dalam kaitan pembentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dapat memberi sumbangan penting bagi pencapaian tujuan tersebut. Sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Umum atas UU No. 9 Tahun 1997 tentang Pengesahan Treaty The SEANWFZ Traktat Kawasan bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara, menggambarkan dasar ataupun latar belakang bagi Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN yang berada di kawasan Asia Tenggara untuk meratifikasi Traktat SEANWFZ tersebut. Sebagai dasar hukum bagi Indonesia untuk meratifikasi traktat KBSN-AT ini, terdapat pada pasal 5 ayat 1, pasal 11 dan pasal 20 ayat 1 UUD 1945 sebelum Amandemen, dan juga sebagai salah satu negara pihak penandatangan Treaty SEANWFZ, maka Indonesia juga harus menaati apa yang sudah disetujui. Maka dari Treaty ini sendiri memberi dasar kepada Indonesia untuk meratifikasinya yaitu pada pasal 15, tentang penandatangan, ratifikasi, aksesi, pendepositan dan pendaftaran yang berbunyi : Universitas Sumatera Utara 1 Perjanjian ini terbuka untuk ditandatangani oleh semua negara di Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. 2 Perjanjian ini akan tunduk pada ratifikasi sesuai dengan prosedur konstitusional Negara penandatangan. Instrumen ratifikasi akan disimpan pada Pemerintah Kerajaan Thailand yang dengan ini ditunjuk sebagai negara Penyimpan. 3 Perjanjian ini akan terbuka untuk aksesi. Instrumen aksesi akan diserahkan kepada negara penyimpan. 4 Negara penyimpan harus memberitahukan kepada Negara Pihak lain, penyimpanan perjanjian dari instrumen ratifikasi atau aksesi. 5 Negara penyimpan wajib mendaftarkan Perjanjian dan Protokol ini berdasarkan Pasal 102 dari Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penandatanganan Traktat SEANWFZ yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok dinilai belumlah cukup. Agar traktat ini benar-benar lebih efektif harus dibarengi dengan ratifikasi yang dilakukan masing-masing negara kedalam hukum nasionalnya. Indonesia saat itu merupakan negara ketujuh yang meratifikasi Traktat SEANWFZ, setelah sebelumnya Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar dan Vietnam telah lebih dahulu meratifikasinya. DPR RI pada saat itu, secara aklamasi telah menerima RUU tentang pengesahan Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara. Langkah ini merupakan wujud Universitas Sumatera Utara komitmen bangsa dan negara Indonesia dalam upaya mempercepat berlakunya Traktat SEANWFZ sebagaimana telah disepakati dalam pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Jakarta bulan Juli 1996. 41 41 Kompas Online, 13 April 1997, Kawasan Bebas Senjata Nuklir Indonesia meratifikasi Traktat SEANWFZ dengan mengeluarkan UU tentang Pengesahan Treaty on The Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dengan Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3675. Usaha-usaha ini semakin jelas terlihat sejak RUU tentang pengesahan Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggaratelah disetujui oleh keempat fraksi di DPR yang selanjutnya dibahas pada siding paripurna DPR pada tanggal 12 Maret 1997. Persetujuan itu dicapai dalam Sidang Komisi I dengan Menteri Luar Negeri Ali Alatas di Jakarta pada hari Senin tanggal 3 Maret 1997. Naskah RUU tersebut kemudian ditandatangani oleh MENLU Ali Alatas dan wakil dari masing-masing fraksi. Setelah dibahas dalam pembicaraan tingkat IV pada Sidang Paripurna tanggal 12 maret 1997, Traktat akan diratifikasi dan berlaku efektif pada bulan Juli. Sebagaimana dituturkan Menlu Ali Alatas sebelumnya, Indonesia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menjadi salah satu dari tujuh negara yang meratifikasi Traktat tersebut. Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara sangat besar manfaatnya bagi Indonesia khususnya dalam upaya memperluas perdamaian dan keamanan nasional dan regional yang pada gilirannya berdampak secara internasional. Universitas Sumatera Utara “suasana aman dan damai di kawasan ini tentu akan sangat membantu usaha mencapai sasaran pembangunan di Negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia”, Tukas Alatas. 42

C. Implikasi Penerapan SEANWFZ Bagi Negara-Negara ASEAN Pada Umumnya dan Indonesia Pada Khususnya