“suasana aman dan damai di kawasan ini tentu akan sangat membantu usaha mencapai sasaran pembangunan di Negara-negara kawasan Asia
Tenggara termasuk Indonesia”, Tukas Alatas.
42
C. Implikasi Penerapan SEANWFZ Bagi Negara-Negara ASEAN Pada Umumnya dan Indonesia Pada Khususnya
Jadi demikianlah proses usaha untuk pengesahan Traktat SEANWFZ, di Indonesia yang akhirnya disahkan menjadi UU dengan keluarnya UU No. 9 tahun
1997 tentang pengesahan Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara. Oleh presiden
Soeharto saat itu, pada tanggal 2 April 1997 dengan Lembaran Negara RI tahun 1997 nomor 21, dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3675.
Maksud awal dari pembentukan Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara adalah melakukan upaya denuklirisasi kawasan, menegaskan hak
negara-negara kawasan untuk memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan damai dan memperoleh jaminan keamanan security Assurances dari Negara bersenjata
nuklir.
43
Ketahanan nasional yang kokoh dari masing-masing negara belum cukup efektif untuk menghadapi masalah-masalah yang begitu luas dan kompleks
sebagai akibat perebutan dan perluasan pengaruh negara-negara besar, karena dampaknya tertuju pada Asia Tenggara sebagai sebuah region. Untuk itu ASEAN
perlu mewujudkan ketahanan regional yang mampu menghadapi segala ancaman,
42
Suara Pembaruan Online, 4 Maret 1997, Empat Fraksi di DPR Setuju RUU Kawasan Bebas Senjata Nuklir
.
43
Kompas Online, 13 April 1997, Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
tantangan, hambatan dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam sebagai kesatuan regional, sehingga ASEAN mampu berdiri tegak di tengah-tengah
tarikan dan pengaruh negara-negara besar. Dari sikap bersama ini terlihat adanya dua hal yang dibutuhkan yang
saling berkaitan, yaitu ketahanan nasional tiap negara anggota dan ketahanan regional sebagai suatu kemampuan bersama di dalam ikatan kawasan ASEAN.
Ketahanan nasional bangsa Indonesia dan ketahanan nasional negara- negara anggota ASEAN dalam beberapa hal mempunyai persamaan. Baik
ketahanan regional maupun ketahanan nasional yang mantap, memerlukan motivasi, tujuan dan cita-cita yang memberikan gairah serta memerlukan disiplin
yang kokoh dalam melaksanakan segenap aspek kehidupan bangsa. Indonesia harus lebih terbuka dan tegas dalam menyatakan ketaatannya
terhadap asas bahwa Asia Tenggara hanya mungkin berdaulat penuh kalau urusan keamanan dilaksanakan atas dasar percaya pada diri sendiri dan bukan
menggantungkan diri pada negara-negara besar. Indonesia harus tetap ikut mengusahakan bahwa tertib regional berawal dari pemantapan kerangka landasan
nasional.
44
44
Drs. Syamsu Suryadi, Et Al, Op.Cit. Hal 126
Kesungguhan Indonesia untuk ikut serta dalam usaha menciptakan Kawasan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir seperti yang
diamanatkan oleh Traktat SEANWFZ, melahirkan implikasi bagi berbagai sendi kehidupan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Kepentingan nasional Indonesia terutama di bidang pembangunan sangat memerlukan perdamaian dunia khusunya di mulai dari negara sendiri, mengingat
pembangunan sangat sulit dilaksanakan jika suasana kacau dan tidak aman, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Pembangunan ekonomi nasional akan
lebih baik dan lancar jika ditunjang dengan kestabilan politik dan pemantapan hubungan serta peningkatan kerjasama regional dan internasional, untuk itu perlu
ditumbuhkan sikap saling percaya dan dihilangkan sikap saling curiga diantara bangsa-bangsa khususnya di Asia Tenggara.
Keamanan dan kesejahteraan suatu bangsa merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai negara yang giat membangun, Indonesia
mengharapkan faedah dari berhasilnya usaha pembentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, mengingat :
a Adanya perdamaian dan keamanan yang stabil di dunia pada
umumnya di kawasan Asia Tenggara pada khususnya akan membantu memperlancar usaha-usaha pembangunan. Dalam rangka pemantapan
keamanan wilayah nasional, Indonesia telah berhasil mendapatkan pengakuan dunia internasional atas Asas Negara Nusantara dengan
disetujuinya Konvensi Hukum Laut 1982. keadaan tersebut sangat penting bagi Indonesia terutama fungsinya sebagai satu konsepsi
kewilayahan nasional, pengertian kesatuan tanah dan air yang terkandung dalam konsepsi tersebut merupakan wadah fisik bagi
pengembangan Wawasan Nusantara yang melandasi dan mendasari
Universitas Sumatera Utara
dinamika bangsa Indonesia dalam upaya mencapai tujuan nasional sebagaimana digariskan dalam Pembukaan UUD 1945.
b Berhasilnya usaha-usaha pelucutan senjata melalui pembentukan
Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara berarti memberi kemungkinan peningkatan dana-dana bantuan dari negara-negara
maju, karena salah satu tujuan pelucutan senjata itu adalah mengalihkan atau menyisihkan dana dari dana-dana yang sedianya
untuk maksud-maksud militer untuk pembangunan ekonomi maupun sosial, usaha ini selaras dengan tekad internasional untuk mengurangi
perbedaan antara negara kaya dan miskin serta terciptanya tata ekonomi internasional yang lebih adil.
c Letak Indonesia yang strategis, cukup rawan menghadapi pacuan
senjata maka dengan pelucutan senjata hal ini bisa dikurangi tingkat kerawanannya.
d Secara politis berhasilnya proses pelucutan senjata dan terbentuknya
Kawasan Bebas Senjata di Asia Tenggara akan dapat menciptakan hubungan internasional yang lebih serasi yang berarti bahwa
penggunaan kekerasan atau senjata dalam hubungan dapat dihindarkan. Hal ini akan menunjukkan sikap saling percaya diantara
bangsa-bangsa yang memberikan kesempatan yang lebih besar bagi negara-negara untuk melakukan pembangunan termasuk Indonesia
yang sedang membangun.
45
45
Ibid, Hal 132.
Universitas Sumatera Utara
Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara ini juga menegaskan hak negara-negara Asia Tenggara untuk menggunakan tenaga nuklir
bagi tujuan damai serta memberikan perlindungan lingkungan hidup dari ancaman bahaya pencemaran limbah nuklir. Langkah ini sangat sesuai dengan arah
pembangunan nasional di bidang energi dan lingkungan hidup, yaitu tersedianya energi untuk kebutuhan pembangunan nasional serta terwujudnya kelestarian
lingkungan hidup yang merupakan ruang bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan Wawasan Nusantara.
Ditinjau dari aspek hukumnya, ratifikasi ini menjadi dasar Indonesia untuk membentuk suatu ketentuan mengenai penggunaan energi nuklir yaitu keluarnya
UU nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. Hal ini sejalan dengan isi pasal dari Treaty SEANWFZ tentang penggunaan tenaga nuklir untuk maksud
damai, yang bunyinya : 1.
Tidak satu hal pun dalam traktat yang akan mengurangi hak Negara Pihak untuk menggunakan tenaga nuklir, terutama untuk pembangunan ekonomi dan
kemajuan sosialnya. 2.
Setiap Negara Pihak berkewajiban : a
Menggunakan bahan nuklir dan fasilitas hanya untuk maksud yang ada di wilayah dan di daerah di bawah yurisdiksi dan penguasaannya;
b Sebelum memulai tenaga nuklir untuk maksud damai, harus mengadakan
penilaian keselamatan nuklir yang ketat terhadap program tersebut. Sesuai dengan pedoman dan standar yang direkomendasikan IAEA, untuk
Universitas Sumatera Utara
melindungi kesehatan dan meminimalkan bahaya terhadap keselamatan jiwa dan harta benda sesuai dengan Pasal II ayat 6 status IAEA;
c Atas permintaan, menyediakan penilaian tersebut, bagi negara pihak lain,
kecuali informasi tentang data pribadi, informasi yang dilindungi oleh hak kekayaan intelektual ataupun kerahasiaan industri atau dagang, dan
informasi yang berkaitan dengan keamanan nasional; d
Mendukung kelangsungan, efekitifitas sistem pelarangan penyebarluasan senjata nuklir internasional yang didasarkan pada traktat Non-proliferasi
Senjata Nuklir NPT dan Sistem pengamanan IAEA,dan e
Membuang limbah radioaktif dan bahan radioaktif lain di daratan, baik di wilayah negara lain, yang telah menyetujui pembuangan tersebut sesuai
dengan standard dan prosedur IAEA. 3.
Setiap negara pihak selanjutnya berkewajiban tidak menyediakan bahan baku, bahan terfisil bahan terbelahkan khusus, ataupun peralatan, atau badan
khusus yang dirancang atau disiapkan untuk pemrosesan, penggunaan, atau produksi bahan khusus bagi :
a Negara non senjata nuklir manapun, kecuali berdasarkan persyaratan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal II ayat 1 NPT, atau b
Negara senjata nuklir manapun, kecuali berdasarkan persetujuan pengamanan yang diterapkan oleh IAEA.
Secara umum bagi negara-negara Asia Tenggara implikasi hukum dari SEANWFZ dapat terlihat secara khusus di bidang Lingkungan Hidup. Isu-isu
keamanan Lingkungan Hidup semakin lama semakin menjadi isu yang penting
Universitas Sumatera Utara
dalam membicarakan keamanan regional di kawasan Asia Tenggara, salah satu contoh pentingnya adalah menjaga kebersihan Selat Malaka dan wilayah
sekitarnya dari pengotoran minyak yang tumpah karena kecelakaan kapal tanker di selat tersebut. Misalnya tahun 1975, sebuah kapal tanker asal jepang bernama
Showa Maru yang menumpahkan sebanyak 800.000 galon minyak di Selat Malaka. Kerusakan ekosistem yang di akibatkannya diperkirakan akan memakan
waktu 25 tahun untuk mengembalikan ekosistem seperti semula. Pertimbangan Lingkungan Hidup sebagai isu keamanan regional juga
mulai muncul karena kasus tertentu seperti misalnya kebakaran hutan. Lebih jauh lagi masalah-masalah baru yang semula berada dalam lingkup domestik kini telah
menjadi perhatian secara regional. Misalnya rencana pembangunan Reaktor Nuklir Pembangunan. Reaktor Nuklir dianggap sebagai suatu perkembangan yang
wajar untuk industrialisasi. Namun peristiwa Chernobyl dan Bhopal mengakibatkan kekhawatiran akan dampak negatif reaktor tersebut. Disinilah bisa
kita lihat salah satu implikasi dari SEANWFZ bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang aman dan damai. Khususnya dalam penciptaan lingkungan
hidup yang lebih terjamin kelestariannya.
D. Implimentasi Penerapan SEANWFZ di ASEAN dan Indonesia