1.8. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional serta sistematika
penulisan.
BAB II: METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari metode penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian yang meliputi keadaan geografi, demografi, ekonomi, sosial budaya serta hal-hal yang berkaitan
dengan masalah penelitian. BAB IV: PENYAJIAN DATA
Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari lapangan selama penelitian berlangsung dan juga dokumen-dokumen lain yang akan dianalisis.
BAB V: ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diajukan.
BAB VI: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
II.1. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sebagaimana menurut Nawawi 1990: 64, bahwa metode deskriptif
adalah metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual,
kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian, penelitian
ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PD Pasar Bakti Kota Medan yang beralamat di Jalan AR. Hakim No. 200 Medan, Sumatera Utara.
II.3. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan
sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai
Universitas Sumatera Utara
informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu 1 informan kunci key Informan, yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, 2 informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, 3 informan
tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Hendrarso dalam Suyanto, 2005: 171-
172 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive yaitu: penentuan informan tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan
dengan permasalahan penelitian, maka peniliti dalam hal ini menggunakan informan penelitian yang terdiri dari:
1. Informan Kunci, yaitu Pejabat Bank Danamon dan Pengamat Perusahaan Daerah
Pasar Bakti Medan. 2.
Informan Utama, yaitu pedagang pasar yang telah memperoleh kredit dari Bank Danamon.
II.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a.
Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang diperoleh melalui:
1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan kunci atau pihak yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
2. Observasi, yaitu pengamatan lansung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi
penelitian sehingga data yang didapatkan adalah data yang akurat. b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data
sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, perarutan-peraturan, struktur organisasi,
jadwal, waktu, petunjuk pelaksana, petunjuk teknis dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
II.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data deskriptif kualitatif, yaitu berusaha menyimpulkan data yang berhubungan dengan objek
penelitian serta berusaha menjelaskan dan menggambarkan variabel penelitian secara mendalam dan mendetail, kemudian selanjutnya diberi interpretasi yang sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Data dari hasil wawancara akan diuraikan secara deskriptif dan dianalisa secara kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1. Kondisi Perdagangan di Kota Medan
Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan diantaranya terdiri dari kegiatan di pasar, plazamall, toko, restoran, PKL dan warung. Kegiatan perdagangan tersebut
umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal.
Kegiatan yang termasuk sektor informal bersifat heterogen. Secara umum sektor informasi di daerah perkotaan dipandang sekedar melakukan peran dalam kehidupan kota
dan terdiri dari beraneka ragam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bidang pelayanan dan jasa pada tingkat bawah, seperti warung kopi, tukang sampah, pengamen jalanan,
penyemir sepatu, PKL, dan pengencer barang. Kegiatan informal dapat dibedakan menjadi lima sub sektor yaitu perdagangan, jasa, angkutan, bangunan, dan industri kecil.
Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas angkatan kerja
dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi, diharapkan dapat bertindak
sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor
informal sementara atau waktu lama daripada menganggur sama sekali. Kegiatan-kegiatan perekonomian sektor informal setidaknya memberikan
pendapatan dan pekerjaan pada para penduduk, betapapun sedikit dan tidak tetapnya,
Universitas Sumatera Utara
kepada penduduk yang hampir tidak bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan subsistensi mereka. Namun tidak mungkin diharapkan adanya
kebijakan yang berorientasi pada kelangsungan kegiatan-kegiatan kecil dan tidak efisien yang menggunakan teknologi yang tradisional. Peningkat tingkat hidup penduduk menuntut
perluasan sektor formal secepat mungkin. Oleh karena itu, perlu campur tangan pemerintah untuk membuat suatu kebijakan tentang keberadaan sektor informal khususnya PKL.
III.2. Kondisi Perdagangan Sektor Formal di Kota Medan
Salah satu yang dikemukakan dalam kegiatan perdagangan sektor formal adalah kegiatan pasar traditional yang terdapat di Kota Medan. Hasil retribusi pasar traditional
yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan merupakan salah satu sumber pemasukan keuangan Kota Medan. Tidak adanya penambahan jumlah pasar oleh
pemerintah mengakibatkan tidak tertampungnya pedagang di pasar-pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
Mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pasar di Kota Medan dapat dikemukakan pada tabel berikut.
Banyaknya Pasar Berdasarkan Kelas Yang Terdapat di Kota Medan
No. Tahun Kelas
Jumlah I-A
I II
II IV
1 1997
3 3
15 13
26 60
2 1998
3 3
15 13
26 60
3 1999
4 5
30 16
11 66
4 2000
4 5
29 14
11 63
5 2001
4 5
28 11
7 55
6 2002
4 5
29 9
9 56
7 2003
4 4
24 9
15 56
Sumber : Medan dalam angka Tahun 2001 dan Tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan tabel Kelas:
I-A: Adalah pasar yang bagunannya terdiri dari bagunan permanen dan mempunyai
fasilitas yang baik seperti eskalator, tempat parkir, kamar mandi dan aliran listrik.
I: Adalah pasar yang bangunanya terdiri dari bangunan permanen dan semi
permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi dan aliran listrik.
II: Pasar yang bangunannya terdiri dari bangunan semi permanen dan mempunyai
fasilitas yang belum memadai. III:
Adalah pasar yang bagunannya yang terdiri dari bagunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.
IV: Adalah pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa
bangunan. Kondisi pasar di Kota Medan sebenarnya belum memadai untuk memberikan
pelayanan yang baik terhadap masyarakat menginga ada 24 pasar atau 42,86 kelasnya yang masih tergolong kelas III dan kelas IV. Saat ini, pemerintah Kota Medan berkeinginan
untuk membangun fasilitas ekomoni yang memadai yang mendukung pembangunan Kota Medan menuju mertopolitan.
Dalam rangka menciptakan suatu pasar yang bersih yang memperhatikan aspek lingkungan maka pemerintah kota merasa perlu untuk menertibkan kegiatan berjualan di
pasat-pasar yang dikelola oleh PD. Pasar. Penertiban ini diatur dengan menertibkan Perda No. 31 Tahun 1993, tentang pemakaian Tempat Berjualan. Untuk mengefektifkan
pelaksanaan peraturan tersebut maka PD. Pasar diberi kewenangan oleh Walikota untuk memberikan izin memakai tempat berjualan yang didasarkan pada ketentuan Pasal 3angka
4 Keputusan Walikotamadya Kepala daerah Tngkat II Medan No.188.342834SK1994 tentang pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993, sebagaimana dikemukakan di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
1 Surat Hak Sewa Sementara untuk kiosstand dan toko berlaku selama 3 tiga bulan. 2 Surat Hak Sewa Permanen untuk kios, stand dan toko berlaku selama setahun dan dapat
diperpanjang. 3 Memberi izin untuk pendirian pasar sementara. Penggunaan izin dimaksudkan agar pembangunan kios-kios untuk kegiatan
berjualan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pengelola pasar berhak melakukan tindakan atau sanksi hukum terhadap pedagang yang tidak mematuhi ketentuan peraturan
yang berlaku, berupa peringatan hingga pencabutan tempat berjualan. Surat Izin Usaha Perusahaan SIUP dapat digunakan sebagai suatu instrumen untuk mengendalikan
kegiatan perdagangan, dan melalui SIUP dapa dilakukan upaya pembinaan dan peningkatan pengetahuan terhadap pedagang. Untuk kegiatan usaha sektor informal bahwa
pemberlakuan SIUP perlu diatur dan dilakukan penyesuaian sehingga tepat sasaran. Keberadaan SIUP dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengarahkan kegiatan-
kegiatan usaha sesuai dengan tata ruang kota.
III.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan
a. Daerah adalah Kota Medan;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan;
c. Kepala Daerah adalah Walikota Medan;
d. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Walikota Medan;
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Medan;
Universitas Sumatera Utara
f. Sekretariat Daerah adalah Unsur Sataf Pemerintah Daerah Kota Medan yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah da bertanggug jawab kepada Walikota;
g. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan;
h. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan;
i. Pasar adalah suatu tempat transaksi jual beli umum yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana tempat berjualan secarateratur da langsung memperdagangkan barang dan jasa;
j. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan;
k. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan;
l. Cabang adalah Unsur Pelaksana Perusahaan Daerah Pasar dalam melaksanakan
tugasnya di bidang kegiatan administrasi maupun teknis di lapangan dalam suatu wilayah tertentu yang terdiri dari beberapa jumlah pasar di bawah pengeloaan
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan; m.
Kepala Cabang adalah Kepala Cabang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan; n.
Karyawan adalah Karyawan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
III.4. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi
III.4.1. Kedudukan 1.
Perusahaan Daerah Pasar adalah Badan Usaha Milik Daerah BUMD bergerak dalam usaha sarana pasar;
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan Daerah Pasar diimpin oleh seorang Direktur Utama yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
III.4.2. Tugas Pokok 1.
Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat di bidang sarana pasar.
2. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam penyediaan dan peningkatan sarana pasar.
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.
III.4.3. Fungsi 1.
Menyusun dan melaksanakan perencanaan pasar termasuk pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan;
2. Melaksanakan pengelolaan pasar dan fasilitas lainnya;
3. Membina pedagang pasar;
4. Membantu menciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang di pasar;
5. Melaksanakan usaha lain yang ditetapkan Direksi setelah mendapat persetujuaan
Kepala Daerah.
III.5. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan terdiri dari: a. Badan Pengawas
b. Direksi terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Direksi Utama
2. Direksi Pengembangan dan Sumber Daya Manusia;
3. Direksi Admministrasi dan Keuangan;
4. Direksi Operasi.
c. Unsur Staf terdiri dari: 1.
Satuan Pengawasan Intern SPI terdiri dari: a. Seksi Pengawasan Umum dan Keuangan;
b. Seksi Pengawasan endapatan dan Pembangunan; 2. Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Sub Bagian Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; b. Sub Bagian Penggajian dan Kesejahteraan.
3. Bagian Perencanaan terdiri dari: a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pasar;
b. Sub Bagian Pengolahan Data dan Sistem Informasi Manajemen. 4. Bagian Umum tediri dari:
a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Sub Bagian Pengadaan dan Rumah Tangga.
5. Bagian Keuangan terdir dari: a. Sub Bagian Anggaran;
b. Sub Bagian Akuntansi; c. Sub Bagian Kas dan Pajak.
6. Bagian Hukum dan Humas terdiri dari: a. Sub Bagian Hukum;
Universitas Sumatera Utara
b. Sub Bagian Humas. 7. Bagian Usaha terdiri dari:
a. Sub Bagian Pemasaran dan Perizinan; b. Sub Bagian Administrasi Penagihan.
8. Bagian Penertiban kKebersihan terdiri dari: a. Sub Bagian Penertiban;
b. Sub Bagian Perawawatan; c. Sub Bagian Kebersihan.
d. Unit Pelaksana terdiri dari: 1. Cabang I terdiri dari:
a. Kaur Umum; b. Kaur Pendapatan;
c. Kaur Penertiban; d. 9 sembilan Kepala Pasar.
2. Cabang II terdiri dari: a. Kaur Umum;
b. Kaur Pendapatan; c. Kaur Penertiban;
d. 8 delapan Kepala Pasar. 3. Cabang III terdiri dari:
a. Kaur Umum; b. Kaur Pendapatan;
c. Kaur Penertiban;
Universitas Sumatera Utara
d. 8 delapan Kepala Pasar.
III.6. Tugas dan Wewenang Badan Pengawas
Badan Pengawas dipimpin oleh seorang ketua merangkap sebagai anggota badan pengawas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah. III.6.1. Tugas
Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan Daerah termasuk
pelaksanaan rencana kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah; b. memberikan pendapat dan saran keada Kepala Daerah terhadap pengangkatan dan
pemberhentian Direksi; c. memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap Program Kerja
yang diajukan oleh Direksi; d. memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap Laporan Neraca
dan Perhitungan Laba Rugi; e. memberikan pendapat dan saran atas Laporan Kinerja Perusahaan.
III.6.2. Wewenang Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. memberikan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan program kerja yang telah disetujui;
b. memeriksa Direksi yang diduga merugikan Perusahaan; c. mengesahkan rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;
Universitas Sumatera Utara
d. menerima atau menolak pertanggung jawawaban Keuangan dan Program Kerja Direksi tahun berjalan.
III.7. Tugas dan Wewenang Direksi
III.7.1 Direksi dalam mengelola Perusahaan mempunyai tugas sebagai berikut: a. memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Peusahaan;
b. menyampaikan Rencana Kerja 5 lima tahun dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan tahunan kepada Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan;
c. melakukan perubahan terhadap program kerja setelahmendapat persetujuan Badan Pengawas;
d. membina,mengatur dan mengarahkan pegawai karyawan; e. mengurus dan mengelola kekayaan Perusahaan;
f. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; g. mewakili Perusahaan baik di dalam dan di luarpengadilan;
h. menyampaikan laoran berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca da perhitungan Laba Rugi kepada Badan Pengawas.
III.7.2. Direksi dalam mengelola Perusahaan mempunyai wewenang sebagai berikut: a. mengangkat dan memberhentikan pegawai karyawan;
b. mengangkat, memberhenikan dan memidahtugaskan pegawai karyawan dari jabatannya di bawah Direksi;
c. menandatangani neraca dan perhitungan laba rugi; d. menandatangani ikatan hukum denga pihak lain.
III.7.3. Direksi memerlukan persetujuan dari Badan Pengawas dalam hal-hal:
Universitas Sumatera Utara
a. mengadakan perjkanjian kerjasama dengan pihak ketiga; b. meminjam dan meminjamkan uang perusahaan kepada pihka lain;
c. mengikat peusahaan sebagai penjamon; d. mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama usaha dan atau pinjaman yang
mungkin dapat berakibat terhadp berkurangnya asset dan membebani anggaran perusahaan;
e. memindahtangankan atau menghipotekkan atau menggadaikan benda bergerak dan atau tidak bergerak milik perusahaan;
f. penyertaan modal dalam perusahaan lain.
III.8. Gambaran Umum Pasar Bakti Kota Medan
Pasar Bakti adalah salah satu pasar bagian cabang I dari Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang terletak di jalan Bakti Medan. Pasar yang lebih dominan beraktivitas
pada pagi hari hingga siang hari ini merupakan jenis pasar tradisional. Jenis-jenis dagangannya yang paling utama adalah kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pokok
masyarakat sehari-hari. Pasar Bakti memiliki jumlah pedagang sebanyak 489 pedagang yang menjual berbagai jenis dagangan, seperti: kelontong, tukang emas, barang sampah,
sembako, kain, cabe bawang, sayur-mayur dan lain-lain. Struktur organisasi terdiri dari: kepala pasar yaitu Bapak Khairul A. Daulay, Satpam
terdiri dari satu orang, bagian staf terdiri dari enam orang, bagian pengutip terdiri dari tiga orang dan bagian kebersihan terdiri dari tiga orang. Dilihat dari fasilitas yang tersedia,pasar
bakti dapat dikatakan memiliki fasilitas yang memadai, seperti: tempat berjualan yang lumayan baik dan memiliki sarana fasilitas MCK toilet yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA