Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Arah yang dituju dalam pengembangan usaha kecil adalah meningkatnya produktivitas, daya saing dan skala usaha perusahaan kecil. Kebijaksanaan pengembangan usaha kecil perlu didasarkan pada kepudulian untuk membina dan memberdayakan usaha kecil. Kebijakan ini bertumpu pada beberapa langkah terutama langkah-langkah yang berkaitan dengan upaya penguatan manajemen dan permodalan Tangkilisan, 2003:103. Masalah utama bagi sebagian besar pengusaha kecil adalah pemenuhan modal awal untuk memulai siklus kegiatan ekonomi. Karenanya pelayanan permodalan berupa kredit tersebut perlu diberikan dalam jangka waktu tertentu. Pemberian kredit bersifat sementara dengan tujuan peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan pemasaran dan penciptaan surplus untuk menjadi tabungan sebagai awal dari pembentukan modal secara mandiri Arifin dan Rachbini, 2001. Pelayanan permodalan pada intinya harus menciptakan surplus usaha dan dikelola secara tertib dan terbuka. Acuannya adalah prinsip-prinsip: acceptable, dengan pengelolaan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan: profitable, memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis; sustainable, hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri dan replicable, pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dilakukan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkungan yang lebih luas. Universitas Sumatera Utara Dalam pelayanan permodalan tersebut diperlukan lembaga keuangan yang ideal dalam arti mempunyai ciri sosial dengan dasar kebersamaan dan ciri ekonomi dengan menerapkan prinsip ekonomi berupa prosedur dan kriteria perbankan. Kebersamaan diawali dengan saling mengenal , saling membantu dan menerapkan perhitungan ekonomi. Prinsip ekonomi mengandung empat unsur, yaitu unit kegiatannya menguntungkan, pembukuannya sederhana tetapi dapat dengan mudah digunakan sebagai pemeriksaan dan pengawasan, pembukuan kegiatannya terpisah dari kegiatan lain dan adanya otonomi dalam pengambilan keputusan. Bank Danamon sebagai Bank yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, memiliki komitmen untuk menjadi Bank pilihan yang juga mampu memberikan kontribusi positif bagi nasabah khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Melalui program Danamon Simpan Pinjam DSP juga membidik kredit pada sektor usaha berskala mikro dan kecil. DSP adalah sebuah divisi yang dikembangkan oleh Bank Danamon secara khusus untuk melayani dan membantu mengembangkan usaha berskala mikro dan kecil. Semua produk, proses, kantor cabang dan layanan di DSP dirancang dan dikembangkan secara khusus hanya untuk memenuhi kebutuhan pengusaha mikro dan kecil. Berdasarkan data bersumber dari Biro Pusat Statistik dan Bank Dunia, di Indonesia ada sekitar 19,5 juta usaha berskala mikro dan kecil di seluruh Indonesia. 60 adalah pedagang yang berusaha di ribuan pasar tradisional di seluruh Indonesia. Pada bulan November 2003, Bank Danamon melakukan penelitian pasar. Dalam penelitian ini kami mewawancara 1000 pengusaha mikro dan kecil di 8 kota besar. Melalui penelitian ini diketahui bahwa 94 dari responden membutuhkan pinjaman, namun hanya 36 yaitu 61 dari 60 yang mempunyai pinjaman pada saat penelitian dilakukan currently Universitas Sumatera Utara borrow, yang meminjam dari BRI dan bank komersial lainnya. Hanya 5 yang meminjam dari BPR 8 dari 60 - currently borrow. Sisanya meminjam dari teman, keluarga, rentenir, dan koperasi. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Bank Danamon, responden mengatakan bahwa persyaratan dan proses untuk meminjam uang di bank terlalu rumit, proses terlalu lama dan lokasi bank terlalu jauh dari tempat usaha, dan mereka tidak mempunyai waktu untuk datang ke bank karena harus menunggu tokokios-nya. Sebagian besar mengatakan bahwa bank menakutkan dan bukan untuk mereka. Mereka membutuhkan layanan dan persyaratan yang sederhana, proses yang mudah dan cepat, kenyamanan bertransaksi dan kalau bisa transaksi dapat dilakukan di tempat mereka http:www.danamon.co.id content_a.php?idCon=383lng=1mm=7bn=39. Dari riset ini, pihak Bank Danamon berkesimpulan bahwa kebijakan, produk dan proses yang berlaku di Bank Danamon saat itu memang tidak dirancang untuk melayani nasabah seperti ini. Oleh karena itulah diputuskan untuk membangun suatu organisasi khusus untuk melayani mereka. Maka lahirlah Danamon Simpan Pinjam DSP. DSP memberikan apa yang nasabah butuhkan, yaitu: 1. Kesederhanaan yaitu persyaratan dan proses yang sederhana, yang diterjemahkan dalam persyaratan jaminan dan dokumentasi yang fleksibel dan sederhana; proses transaksi yang sederhana menggunakan cap jempol teknologi biometrik. 2. Kecepatan yaitu proses persetujuan kredit dalam 2 hari untuk kredit dibawah Rp 50 juta dan 3 hari untuk kredit lebih dari Rp 50 juta. 3. Kenyamanan yaitu lokasi cabang berada dalam komunitas yang dilayani, transaksi dapat dilakukan di tempat kastemer, layanan jemput uang tunai setiap hari untuk menggalakkan kebiasaan menabung secara teratur. Dan 4. Solusi Total yaitu DSP melayani seluruh kebutuhan Universitas Sumatera Utara perbankan kastemer baik bisnis maupun konsumtif, melalui kelengkapan produk dan layanan. Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jos Luhukay menyatakan tingkat rasio kredit bermasalah non performing loanNPL para pedagang pasar tradisional cenderung rendah. Atas dasar itu perseroan akan meningkatkan pengucuran kredit melalui Danamon Simpan Pinjam DSP hingga Rp11 triliun pada tahun 2008. Jos menuturkan perputaran uang di pasar tradisional sangat cepat sehingga tidak menimbulkan kesulitan bagi para pedagang untuk memenuhi kewajibannya. Hasilnya tingkat NPL selalu rendah dan terjaga. Atas dasar itu Danamon akan ekspansif dalam mengucurkan kredit kepada para pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia. Pada tahun ini perseroan menargetkan kredit hingga Rp11 triliun pada tahun 2008 melalui DSP. Menurut Jos selama semester I2008, penyaluran kredit DSP telah mencapai Rp9,5 triliun mencakup 452.000 pedagang di seluruh Indonesia dengan rentang kredit dari Rp2,5 juta hingga Rp500 juta. Suku bunga kredit yang diberikan 1 persen sampai 2,5 persen per bulan dan perseroan belum melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan BI Rate. Untuk menjangkau nasabah lebih banyak, Danamon menargetkan bisa membentuk 1.200 unit pelayanan atau jaringan hingga akhir tahun, yang saat ini baru mencapai 950 unit. Kontribusi DSP terhadap pendapatan Danamon, lanjut Jos cukup tinggi yaitu 16 persen sampai 20 persen. Hingga akhir tahun pertumbuhan kredit Danamon secara total ditargetkan mencapai 22 persen YoY. Bahkan hingga pertengahan tahun pertumbuhan kredit telah mencapai 32 persen http:ajisaka.dagdigdug.com20080722nasabah-mikro- lebih-pruden. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar pedagang yang ada di Pasar Bakti Kota Medan juga melakukan pinjaman kredit dari Bank Danamon yang disebabkan oleh banyak hal seperti yang dipaparkan di atas. Pada dasarnya, pedagang membutuhkan dana bagi peningkatan stok barang. Apalagi jika permintaan barang terus meningkat, maka butuh dukungan modal untuk pengadaan barang. Modal dapat didatangkan dari lembaga keuangan formal, seperti perbankan. Dengan melihat pentingnya kredit bagi pedagang pasar maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan ini secara ilmiah. Dan berdasarkan pertimbangan di atas penulis memilih judul “Analisis Pemanfaatan Kredit Bank Danamon Bagi Usaha Kecil Pada Pedagang Pasar Bakti Kota Medan”.

I.2. Perumusan Masalah