syariah merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang yang dilakukan antara bank dan pihak lain, nasabah peminjam dana.
I.5.2 Unsur-Unsur Kredit
Berdasarka uraian tersebut, dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam kredit, yaitu:
1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atas prestasi yang
diberikannya kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.
2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan
pelunasannya, di mana jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak bank dan nasabah peminjam dana.
3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat
tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara bank dan nasabah peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan.
4. Risiko, yaitu adanya risiko yang mungkin akan terjadi selam jangka waktu antara
pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam
dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan.
I.5.3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandug risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat dan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk itu sebelum
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap pelbagai aspek. Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-
Undang Perbankan yang Diubah, yang mesti dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, kemampuan, modal agunan dan
prospek usaha serta nasabah debitur yang kemudian terkenal dengan sebutan “ the five C of credit analysis” atau prinsip 5 C’s.
Pada sasarannya konsep 5 C’s ini akan dapat memberikan informasi mengenai I’tikad baik willingness to pay dan kemampuan membayar ability to pay nasabah untuk
melunasi kembali pinjaman beserta bunganya Dahlan Siamat 1995:99. 1.
Penilaian Watak Character Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk
mengetahui kejujuran dan I’tikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank dikemudian
hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon debitur atau informasi yang diperoleh dari pihak lain
yang megetahui moral, kepribadian dan perilaku calon debitur dalam kehidupan kesehariannya.
2. Penilaian Kemampuan Capacity
Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
Universitas Sumatera Utara
dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya.
Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga jika trend bisnisnya atau kinerja bisnisnya menurun,
maka kredit juga tidak semestinya diberikan. Kecuali jika penurunan itu karena kekurangan biaya. Sehingga dapat diantisipasi bahwa dengan tambahan biaya lewat
peluncuran kredit, maka trend atau kinerja bisnisnya tersebut dipastikan akan semaki membaik Munir Fuady 1996:23.
3. Penilaian Terhadap Modal Capital
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan
permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.
Dalam praktek sekarang ini bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan
modal sendiri, sedangkan kekurangannya itu dapat dibiayai dengan kredit bank. Jadi bank fungsinya hanyalah menyedikan tambahan modal, dan biasanya lebih sedikit
dari pokoknya Gatot Supramono 1995:33-34. 4.
Penilaian Terhadap Agunan Collateral Untuk menaggung pembiayaan kredit macet, calon debitur umumnya wajib
menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan
kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bank wajib meminta agunan tambahan
Universitas Sumatera Utara
dengan maksud jika calon debitur tidak dapat melunasi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembalian
kredit atau pembiayaan yang tersisa. 5.
Penilaian Terhadap Prospek Usaha Nasabah Debitur Condition of Economy Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan luar negeri, baik masa
lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dan hasil proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai bank dapat diketahui.
Selain memperhatikan hal-hal di atas, bank harus pula mengetahui mengenai tujuan penggunaan kredit dan rencana pengembangan kreditnya serta urgensi dari kredit yang
diminta Edy Putra Tje Aman 1989:15 Di samping menggunakan prinsip pemberian kredit di atas, bank di dalam
memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3 R, yaitu: 1.
Returns Hasil Yang Diperoleh Returns, yakni hasil yang diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika kredit
telah dimanfaatkan dan diatisipasi oleh calon kreditur. Artiya perolehan tersebut mencukui untuk membayar kembali kredit beserta bunga, ongkos-ongkos, di
samping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya.
2. Repayment Pembayaran Kembali
Kemampuan bayar dari pihak debitur tentu saja juga mesti dipertimbangkan. Dan apakah kemampuan bayar tersebut match dengan schedule pembayaran
kembali dari kredit yang akan diberikan itu. Ini juga hal yang tidak boleh diabaikan. 3.
Risk Bearing Ability Kemampuan Menanggung Resiko
Universitas Sumatera Utara
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah sejauh mana terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung resiko. Misalnya dalam hal terjadi hal-hal
di luar antisipasi kedua belah pihak. Terutama jika dapat menyebabkan timbulnya kredit macet. Untuk itu, harus diperhitungkan apakah misalnya jaminan dan
asuransi barang atau kredit sudah cukup aman untuk menutupi risiko tersebut Munir Fuady 1996:25-27.
I.5.4. Fungsi dan Manfaat Kredit 1.5.4.1 Fungsi Kredit