Sinematik Unsur-unsur Pembentukan Film

latar, tata cahaya, kostum dan make-up serta akting dari para pemainnya dan pergerakannya. b Sinematografi Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap diambil gambarnya, pada tahap inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukakan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera. 16 Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek type of shot, yaitu: a. Extreme long shot Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. b. Long shot 16 Ibid. h. 89. Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih domninan. Long shot sering digunakan sebagai estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. c. Medium long shot Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh visik manusia dan lingkungan sekitar relative seimbang. d. Medium shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame. e. Medium close-up Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusaia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close-up. f. Close-up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek. g. Estreme close-up Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah objek. Berdasarkan sudut pengambilan gambar camera angle: h. High Angle Menempatkan objek lebih rendah daripada kamera, atau kamera lebih tinggi daripada objek, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik objek yang terkesan mengecil. Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatic yaitu kecil atau kerdil. i. Low Angle Menempatkan kamera lebih rendah dari objek, atau objek lebih tinggi dari kamera, sehingga objek terkesan membesar. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle . kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan. Berdasarkan pergerakan kamera moving camera: j. Pan Pan merupakan singkatan dari kata panorama. Istilah panorama digunakan karena umumnya menggambarkan pemandangan secara luas. Pan adalah pergerakan kamera secara horizontal kanan dan kiri dengan posisi kamera yang statis. k. Tilt Gerakan kamera secara vertikal, ke atas ke bawah atau ke atas dengan kamera statis. Tilt Up jika kamera mendongkak dan tilt down jika kamera mengangguk. Tilt sering digunakan untuk memperlihatkan objek yang tinggi atau raksasa. l. Tracking Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara horizontal. Kedudukan kamera di tripod dan diatas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. m. Crane shot Crane shot adalah pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara vertikal, horizontal atau kemana saja selama masih diatas permukaan tanah. Crame shot umumnya menghasilkan efek high-angle dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi lansekap luas, seperti kawasan kota, bangunan, areal taman, dan sebagainya. n. Zoom inzoom out Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengam menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. c Suara Suara dalam film dapat kita pahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik dan efek suara. Segala sesuatu yang terdapat dalam film yang mampu tertangkap oleh indera pendengaran manusia. Dalam perkembangannya efek suara memiliki peran penting dalam mengarahkan emosi penonton ketika menonton sebuah film. d Editing Proses mempersiapkan dan memilih bahasa, gambar, suara, video atau film melalui proses seleksi, koreksi, organisasi, dan juga modifikasi sehingga terbentuk suatu rangkaian audiovisual yang koheren dan memiliki makna.

B. Semiotika

1. Konsep Dasar Semiotika

Semiotika, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda, atau seme yang berarti penafsiran tanda. Istilah semeion ini sebelum berkembang pada awalnya berakar pada tradisi studi klasik dan skolastik atas seni retorika, poetika dan logika. Semiotika sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan besama-sama manusia. Menurut Littlejohn, manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini. Banyak para tokoh yang menjelaskan tentang paham semiotika, karena semiotik merupakan suatu ilmu yang memunculkan banyak karakter. Ada empat tokoh semiotika yang cukup dikenal teorinya. Yang pertama adalah Charles Sander Pierce, dikenal sebagai pemikir argumentatif dan filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. 17 Pierce menemukan tipologi tanda yang 17 Indiawan Seto, Semiotika Komunikasi, h. 13. memiliki kekhasan dengan membedakan tipe-tipe tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol. Teori Pierce banyak dikenal dengan sebutan grand theory yang membagi sistem tanda menjadi tiga unsur yaitu representasemen, interpretant, dan objek. Tokoh selanjutnya adalah Ferdinand De Saussure, tokoh ini lebih terfokus pada semiotika linguistik, setidaknya Saussure telah menemukan dua komponen dalam studi semiotika yaitu signifier penanda dan signified petanda. 18 Kemudian muncullah tokoh-tokoh semiotika lainnya seperti Roland Bathes dan Christian Metz yang mempunyai kekhasan dalam menjelaskan teori-teori semiotika. Semiotika sendiri menurut para ahli di bagi menjadi dua jenis. a.