Sistematika Penulisan Analisis semiotika terhadap makna jihad dalam film Zero Dark Thirty

perkembangan film, definisi, unsur film, strukrur film, jenis dan klasifikasi film. Tinjauan umum semiotika yang meliputi konsep dasar, semiotika film, semiotika Metz dan Barthes. Jihad dalam pandangan Islam.

BAB III PROFIL FILM

ZERO DARK THIRTY Gambaran umum film Zero Dark Thirty, tentang sutradara film, serta profil pemain dan kru produksi film Zero Dark Thirty. BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Semiotika terhadap Film Zero dark Thirty, dikorelasikan dengan pandangan Islam terhadap Jihad.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran. 13 BAB II LANDASAN TEORI

A. Film

1. Definisi Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari bahan tipis berbentuk selluloid untuk tempat menyimpan gambar negatif dan positif dari sebuah objek yang akan dimainkan di bioskop. 1 Sedangkan secara etimologi, film adalah gambar hidup dan cerita hidup 2 . Dalam mendefinisikan film, Oey Hong Lee menyebutkan, film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia setelah cetak, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19. 3 Film mempunyai karakteristik tersendiri yakni menggunakan layar lebar, pengambilan gambar karena menggunakan layar lebar, maka memungkinkan pengambilan gambar jarak jauh atau long shot bahkan extreme long shot, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologi yang mana saat menonton pikiran dan perasaan kita larut dalam alur cerita yang disuguhkan. 4 Pada dasarnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian besar, yaitu kategori film cerita dan film non cerita. Film cerita adalah film yang 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h.316. 2 Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental dan Documenter. FFTV-IKJ dengan YLP Jakarta: Fatma Press, 1977, h. 22. 3 Drs. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 126. 4 Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi Massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 145-147. diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Sedangkan film non cerita adalah kategori film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, jadi merekam kenyataan daripada fiksi tentang kenyataan.

2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa