Konsep Semiotika Naratif Film
daya Perancis ini sering disebut sebagai penerus dari teori Saussurean. Kontribusinya terhadap bidang kajian semiotika sangat berpengaruh terutama
teorinya mengenai semiologi dan mitos. Ahli semiotika ini mengembangkan kajian yang sebelumnya punya warna kental strukturalisme kepada semiotika
teks.
20
Barthes menjelaskan bahwa kunci dari analisisnya ada pada konotasi dan denotasi, ia mendefinisikan sebuah tanda sign sebagai sebuah sistem yang terdiri
dari sebuah ekspresi E atau signifier dalam hubungannya R dengan isi atau signified C.
21
Fiske menyebut konsep semiotika Barthes sebagai signifikasi dua tahap two order signification. Karena lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa
signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier ekspresi dan signified isi di dalam sebuah tanda terhadap realitas. Ia menyebutnya sebagai
denotasi yaitu makna paling nyata dari sebuah tanda sign.
22
Sedangkan konotasi, merupakan tahap yang kedua, yaitu tahap yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan dari
pembaca. Dengan kata lain denotasi merupakan apa yang digambarkan tanda terhadap
sebuah objek,
sedangkan konotasi
adalah bagaimana
cara menggambarkannya.
23
Semua objek yang ada di sekitar atau permasalahan yang timbul dalam suatu objek bisa kita kaji dengan bidang kajian semiotika, misalnya gambar, iklan,
film, puisi, lirik lagu, dan masih banyak lagi, tetapi dalam penelitian ini, fokus
20
Indiawan Seto, Semiotika Komunikasi, h. 16.
21
Ibid, h. 16.
22
Ibid, h. 17.
23
Ibid, h. 17.
objeknya adalah film, karena sebagian besar film yang kita saksikan mempunyai isi pesan yang berbeda-beda, selain itu film juga selalu memunculkan simbol-
simbol yang didalamnya memuat sistem tanda yang kompleks.
Film sebagai sekumpulan tanda, yang maksudnya kita sebagai penikmat film lebih leluasa untuk memahami isi dari kandungan film tersebut, menelaah
lebih jauh, terutama pesan yang sebenarnya disampaikan di dalam film tersebut. Christian Metz, merupakan salah satu kritikus film yang ternama dan juga
penulis buku, salah satu bukunya yaitu yang berjudul Language and Cinema sangat berperan di dalam dunia perfilman karena Metz dalam bukunya
memberikan pemahaman mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari bahasa tutur. Semua komponen dalam film merupakan serangkaian kode yang
meroepresentasikan sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz teori film adalah teori yang mengkaji wacana-wacana sejarah film, masalah ekonomi film,
estetika film dan semiotika film.
24
Christian Metz memberikan suatu teori film yang selalu menjadi acuan masyarakat Postmodernisme untuk membuat film. Metz yang merupakan figur
utama dalam Semiotika mengakui bahwa teori film yang ia lakukan tidak lepas dari pengaruh pendiri semiotika seperti Ferdinand de Saussure dan Pierce. Metz
memindahkan teori signifikasi dari Roland Barthes yang menjadi penerus Ferdinand de Saussure dan melengkapinya.
25
Metz memberikan kontribusi pentingnya untuk memahami film dengan sebuah konsep yang ia ciptakan, yaitu Cinematic Institution, dengan konsep ini
24
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 200.
25
http:yopirismayadi.blogspot.com201009cinematography-semiotics.html diakses
pada Kamis, 26 Juni 2013.
Metz memberikan pemahaman bahwa pengertian film tidak terbatas pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja, melainkan juga aspek lain dari luar
itu. Kemudian penonton juga mampu untuk memposisikan dirinya sebagai
kesatuan dari film yang fungsinya bergerak dalam wilayah psikologis.
Melalui konsep inilah Metz memberitahukan bahwa setidaknya ada 3 mesin utama untuk memaknai film secara utuh sebagai bahan untuk penelitian,
yaitu outer machinefilm sebagai industri, inner machine psikologi penonton, third machine penulis naskah film-kritikus, sejarawan, teoritikus.
26
Sebagai ahli semiotika film, Metz mengungkapkan bahwa fakta yang harus di pahami adalah bahwa film harus benar-benar dapat dimengerti. Analogi
ikonik sendiri tidak selalu dapat menjelaskan wacana dalam film, sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam dalam membaca bahasa film,
yang disebutnya sebagai fungsi dari “the large syntagmatic category”Metz,
1971:146.
27
Karena memahami film tidak dapat dilepaskan dari struktur narasi
sebuah film.
Berbicara mengenai dunia perfilman, perkembangan yang sangat pesat telah diperlihatkan para sineas dalam dunia perfilman ini. Film dianggap memiliki
pengaruh lebih kuat terhadap khalayaknya dibandingkan dengan media lain. Meskipun berbagai penelitian tidak mendapatkan buktinya, dugaan film
menguasai khalayaknya juga tidak hilang. Isi dan teknik pembuatan film memang sedemikian rupa sehingga mengikat penontonnya. Bahkan ada pengamat yang
menyatakan bahwa film memiliki kekuatan hipnotis.
26
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 200.
27
http:mysurrealistthink.blogspot.com201106talk-about-women-film-and-cyborg- bag8.html
diakes pada Kamis, 26 Juni 2013.
Membuat film tidak segampang yang dibicarakan, karena menurut Budi Irawanto, film adalah penerapan semiotika yang sempurna, karena berbagai
macam tanda terdapat didalamnya.
28
Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat
dengan film sebagai sebuah produk tanda.
Steve Campsall membuat tabel analisis film yang mengadopsi pemikirian dari salah seorang tokoh semiotik film yakni Christian Metz. Ia mempunyai
pandangan bahwa film merupakan kesatuan yang terdiri dari bahasa dan makna, yang kemudian diartikan oleh Campsall sebagai
Moving Image Text : “Film
Language”.
Menurutnya Film Language ia ciptakan karena ia berpendapat bahwa film mempunyai cara tersendiri atau bahasa tersendiri yang digunakan dalam
menyampaikan pesan kepada para penontonnya. Mulai dari sutradara, produser, editor dan juga semua kru bekerja untuk menciptakan sebuah makna tersebut
melalui gambar bergerak seperti dalam film.
Di dalam tabel analisis film yang dibuat oleh Campsall, terdapat banyak komponen yang harus diperhatikan oleh kita sebagai peneliti. Hal ini dapat dilihat
melalui skema analisis film berikut ini: Tabel 2.2.
29
Komponen dan Elemen Signs, Codes and
Conventions
Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di
dalam film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas film atau sutradara. Apa yang kita
28
http:yopirismayadi.blogspot.com201009cinematography-semiotics.html diakses
pada Kamis, 26 Juni 2013.
29
Steve Campsall – 27062002 Rev. 17122005; 14:18:24 Media – GSE Film Analysis
Guide 3 – SJC.
dengar, kita lihat dan kita rasakan merupakan sesuatu
yang dapat
kita persepsikan
dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah yang
kemudian disebut dengan ‘meaning’. Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya
kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang
berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada beberapa komponen dalam memahami semiotika
film.
-
Signstanda: unit makna terkecil yang bisa
kita tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan.
-
Codekode: dalam semiotika, sebuah kode
adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”, sekaligus “alami” dalam membentuk
makna keseluruhan. -
Convention konvensi: istilah konvensi itu
penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah umum dalam mengerjakan sesuatu.
Dan kita sering mengaitkan sesuatu yang konvensional dengan hasil yang pasti, dan
menganggapnya natural.
Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode setidaknya terbagi atas 3:
-
Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk
menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik pada sesuatu.
-
Indeks : sistem penandaan yang
menggunakan unsur kausalitas atau sebab- akibat
-
Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang
melepaskan secara total makna denotasi pada sesuatu tersebut.
Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda
adalah melalui
konvensi. Konvensi
merupakan suatu kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan dijadikan jalan dalam
melakukan suatu pekerjaan. Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.
Mise-En-Adegan Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan
penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia
memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya
Mise-En-Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para Director atau sutradara ke dalam
adegan-adegan, dan rekaman-rekaman yang termuat
di dalam kamera melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan Pencahayaan.
Editing Editing merupakan suatu proses memotong dan
menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu. Membuat film tersebut menjadi cerita yang
bersambung, dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.
Shot Types Shot merupakan pengambilan gambar untuk
membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan
memberikan makna
tersendiri terhadap
objeknya. Biasanya
shot terkait
dengan pengambilan kamera. Seperti Close Up CU, Point
of View POV dan Middle Shot MS.
Camera Angle Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan
makna-makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle
shot yang
mencerminkan superioritas
atau kekuasaan.
Camera Movement
Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari
zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika makna sendiri.
Lighting Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting
dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna.
Kegelapan di hutan misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.
Dieges And Sound Dieges atau diagenic sound di dalam film
merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara
musik yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.
Visual Effects SFX
SFX merupakan gambar generasi komputer CGI yang mana tujuannya untuk menciptakan
sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.
Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat
cerita dan kisah khusus di dalam film.
Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang
dibicarakan di dalam film.
Iconography
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung
genre. Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.
The Star System Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi
bagiam penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan
aksi.
Realism Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang
sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar- benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound
yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas tinggi.
Demikianlah berbagai komponen dan elemen yang dapat merealisasikan film melalui teknis semiotika yang mana peneliti akan mengkaji lebih dalam sistem
tanda yang terkait didalam film berdasarkan tabel tersebut.