Pengukuran Kinerja LANDASAN TEORI

21

BAB II LANDASAN TEORI

TENTANG PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD

A. Pengukuran Kinerja

1. Pengertian Pengukuran Kinerja Pada era reformasi istilah kinerja bagaikan barang komoditi yang laris dijual, atau bagaikan gadis cantik nan molek yang banyak peminatnya, baik oleh mereka dari kalangan praktisi, pemerhati, maupun akademisi. Kendati demikian sesungguhnya belum diketahui secara benar apa yang dimaksud dengan kinerja, bagaimana upaya strategi untuk meningkatkan kinerja. Seorang pemimpin Pejabat Publik yang memiliki visi ke depan, harus memahami betul konsep kinerja, dan bagaimana strategi atau perilaku pemimpin yang dapat meningkatkan kinerja anak buahnya pegawainya dan organisasinya. Kata kinerja berasal dari kata “to performance” dan menurut the Scibner Bantam English Dictionary 1979, kata ini diartikan sebagai : To do or carry out ; melakukan, menjalankan, melaksanakan, To disharge ; as a vow memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu nazar. Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat 22 diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan. 17 Sedangkan pengukuran kinerja menurut Donelly Gibson dan Irnacevich: 1994 adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengukuran kinerja menurut Suyadi Prawirosetno ; 1999 adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan Etika. 18 Kinerja juga merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta Stolovitch and Keeps: 1992 sehingga kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. 19 Selain itu dalam SAK Standar Akuntansi Keuangan juga dijelaskan tentang informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam merumuskan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam 17 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka,1997, Cet ke 9, h. 22 18 Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja,Malang, Bayu Publishing, 2005 Cet ke 1, h.78 19 Veithzal Rivai dan Ahmad fawzi Basri, Performance Appraisal. System yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan , Jakarta, Rajawali Press, 2005, h. 14 23 memanfaatkan sumber daya. 20 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut. II. Manfaat Pengukuran Kinerja Manfaat pengukuran kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan bermanfaat bagi : 1.Karyawan, 2. Penilai atasan, supervisior, pimpinan, manager, konsultan, 3. perusahaan 21 . 1. Manfaat bagi karyawan a. Meningkatkan motivasi b. Meningkatkan kepuasan kerja c. Adanya kejelasan standar hasil yang mereka harapkan d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan 20 Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat, 2002, h. 5 21 Veithzal Rivai dan Ahmad fawzi Basri, Performance Appraisal. System yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan , Jakarta, Rajawali Press, 2005, h. 55 24 g. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi 2. Maanfaat bagi Penilai atasan, supervisior, pimpinan, manager, konsultan. a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manager sendiri, maupun pekerjaan bawahannya d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pibadi dan peningkatan kepuasan kinerja e. Pemahaman yang lebih baik tentang karyawan, tentang rasa takut, harapan dan aspirasi mereka f. Sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepda mereka secara pribadi 3. Maanfaat bagi perusahaan a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan, karena: 1. komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan 2. peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas 3. peningkatan kemampuan dan kemauan untuk menggunakan keterampilan atau keahliam memimpinnya dan mengembangkan kemauannya dan keterampilam karyawan 25 b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan c. Meningkatkanmotivasi karyawan, keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan III. Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut, maka paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan. b. Evaluasi atas berbagai aktivitas. c. Dapat dinilai dengan menyeluruh, yaitu semua bidang aktivitas dalam organisasi tersebut. d. Membantu seluruh organisasi mengenali masalah-masalah yang ada dengan kemungkinan melakukan perbaikan.

B. Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard