49
BAB IV APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM MENINGKATKAN
KINERJA BPRS AL SALAAM
Untuk mencapai tujuan organisasi, maka diperlukan upaya peningkatan kinerja dan evaluasi terus menerus pada program yang telah berjalan. Untuk itu, salah
satu pendekatan yang digunakan adalah menyusun sebuah matriks faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yaitu juga
diukur faktor peluang dan tantangan yang ada pada Pegadaian Syariah.
2. Identifikasi dan Analisis Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Tantangan Yang Terjadi Pada Pegadaian Syariah
Analisa ini diperlukan untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan, yang kali ini perusahaan tersebut diwakili oleh Pegadaian Syariah, serta bermanfaat
pula untuk mengetahui sedini mungkin letak kekuatan dan kelemahan pada tubuh Pegadaian Syariah sehingga dapat dengan mudah disusun sebuah rencana strategi
baik jangka panjang maupun jangka pendek untuk memperbaiki kinerja Pegadaian Syariah secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil pengamatan di Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dan hasil wawancara dengan pejabat Divisi Unit Usaha Syariah yaitu bapak M.
Kamal, maka diperoleh data faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh pihak Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut:
40
b. Kekuatan Strenghts
40
Data didapatkan berdasarkan wawancara dengan bapak Musatafa Kamal, dari Divisi Unit Usaha Syariah, 7 September 2007
50 a.
Pegadaian merupakan market leader advantage Pegadaian sebagai market leader, berarti pegadaian syariah
diuntungkan dengan keadaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan pegadaian menguasai tingkat dominasi terhadap pasar dan pesaingnya. Kondisi ini
merupakan sebuah ukuran kekuatan bagi sebuah merek. Oleh karena itu, Pegadaian sebagai pemain pertama di Indonesia ini, dapat juga dikatakan
sebagai penguasa pasar untuk saat ini. Tidak hanya itu saja, penguasa pasar pun memiliki sejumlah
keuntungan lain, diantaranya dapat menjadi pemain utama yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat luas serta cenderung memiliki posisi yang
lebih baik untuk membuat aturan main di industrinya. b. Persyaratan administrasi yang mudah
Ditinjau dari persyaratan administrasinya. Dalam aplikasi rahn gadai syariah, pihak Pegadaian Syariah cukup mewajibkan nasabah
rahin untuk hanya menyerahkan foto copy identitas diri saja, berupa KTP SIM Paspor yang berlaku di dalam melakukan aktifitas transaksi.
Jelas, hal ini merupakan keuntungan yang mutlak absolute advantage
bagi Pegadaian Syariah dibandingkan dengan kompetitornya, dalam hal ini Bank BNI Syariah, Bank Jabar Syariah dan Bank Riau
Syariah yang juga membuka usaha gadai bersistem syariah. Yang kesemuanya juga mensyaratkan calon nasabah untuk membuka rekening
tabungan dahulu di bank yang bersangkutan sebelum melakukan transaksi gadai syariah khusus bagi nasabah yang belum memiliki rekeningj.
51 Oleh karena itu, tidak sedikit waktu nasabah yang terbuang dengan
adanya proses pembukaan rekening tersebut dan menjadi tidak sesuai dengan tujuan nasabah yang pada awalnya berniat untuk mendapatkan
dana pinjaman, namun justru diharuskan menyetor uang terlebih dahulu. c. Jenis barang jaminan yang lebih unggul
Walaupun emas merupakan mayoritas barang jaminan di Pegadaian Syariah untuk saat ini 80-90 dari total barang jaminan,
namun bukan berarti bagi nasabah yang memiliki agunnan berlian, elektronik atau kendaraan bermotor tidak dapat mendapatkan pinjaman.
Hal itu merupakan satu poin plus lagi bagi Pegadaian Syariah atas keunggulan ini, karena pesaing mereka yaitu bank syariah hanya ingin
menerima emas dengan minimal 16 karat saja sedangkan untuk emas yang memiliki kadar dibawah 16 karat tidak dapat diterima sebagai barang
jaminan. Meskipun emas tersebut disertai dengan berlian. Karena sebagai new comer
pendatang baru dalam bisnis gadai, perbankan syariah belum memiliki tenaga kerja yang handal dalam menaksir berlian.
d. Persentase uang pinjaman terhadap taksiran yang lebih besar Setelah dilakukan tahap penaksiran terhadap agunan, maka tahap
yang selanjutnya adalah ditentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diperoleh nasabah. Pegadaian Syariah sendiri mematok angka 90 untuk
persentase jumlah uang yang akan dipinjamkan kepada nasabah terhadap taksiran yang diperolehnya.
52 Sedangkan kompetitor lainnya hanya berani pada level 80 saja.
Artinya, dengan jumlah karat dan berat agunan yang sama. Maka jumlah uang pinjaman yang dapat dibawa pulang oleh nasabah Pegadaian Syariah
akan lebih besar jikalau dibandingkan dengan nasabah bank syariah. e. Jaringan outlet yang luas
Sebagai perusahaan senior dalam jasa gadai, Pegadaian memiliki jangkauan pasar terluas hingga berbagai kecamatan. Untuk pegadaian
syariah sendiri, sampai dengan Desember 2006 telah memiliki 40 kantor cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Hal tersebut merupakan satu nilai plus tersendiri jikalau dibandingkan dengan para pesaingnya. Dimana Bank BNI syariah sampai
dengan saat ini baru memiliki outlet layanan jasa gadai syariah hanya dua saja, itupun masih terfokus di Jakarta saja. Senada dengannya, Bank Riau
syariah baru dapat melayani nasabahnya di Pekanbaru dan Tanjung Pinang saja.
Untuk Bank Jabar syariah telah memiliki jangkauan distribusi sebanyak tiga kantor cabang, yaitu di Bandung, Soreang dan Cirebon.
c. Kelemahan Weaknesses
a. Tarif ijarah sewa yang cukup besar Atas penyimpanan dan pemeliharaan barang yang dijadikan
jaminan, nasabah akan dikenakan kewajiban untuk membayar ijaroh. Dari pemungutan ijarah inilah sumber utama pendapatan Pegadaian Syariah
diperoleh. Pegadaian Syariah merumuskan tarif ijaroh berdasarkan
53 taksiran nilai barang jaminan, dimana tiap kelipatan Rp 10.000 dari
taksiran agunan, nasabah dikenakan tarif ijaroh sebesar Rp 85 per 10 harinya khusus emas.
Misalnya, taksiran agunan diketahui sebesar Rp 1.000.000, maka tarif ijaroh per 10 hari adalah Rp 8.500, yang didapatkan dari Rp
1.000.000 Rp 10.000 x Rp 85. Berbeda dengan penetapan biaya ijarah oleh Bank Riau Syariah
dan Bank Jabar Syariah. Mereka menghitungnya atas dasar berat barang jaminan tanpa memperhitungkan karat emasnya.
Mereka menentukan tarif yang dibanderol sebesar Rp 1.900 untuk setiap 1 gram emas per bulan. Alhasil, dengan karatase yang berbeda
namun dengan berat yang sama akan didapat tarif ijaroh yang sama. Dalam penentuan tarif seperti ini, tentunya ada nasabah yang
diuntungkan dan dirugikan. Misal: nasabah A memiliki emas 20 karat dan berat 10 gram. Dengan asumsi harga emas 24 karat adalah Rp 150.000,
maka diperoleh taksiran emas Rp 1.250.000 yang berasal dari [2024 x Rp 150.000 x 10], sehingga UP yang diperoleh nasabah Rp 1.000.000 80
x Rp 1.250.000, maka didapatkan tarif ijaroh per bulannya adalah Rp 19.000 Rp 1.900 x 10.
Sedangkan nasabah B memiliki emas 16 karat dengan berat 10 gram. Dengan asumsi harga emas 24 karat adalah Rp 150.000, maka
diperoleh taksiran emas Rp 1.000.000 [1624 x Rp 150.000 x 10], sehingga uang pinjaman yang diperoleh nasabah sebesar Rp 800.000 80
54 x Rp 1.000.000, sedangkan tarif ijaroh per bulannya sebesar Rp 19.000
Rp 1.900 x 10. Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa nasabah A lebih diuntungkan
dinbandingkan nasabah B, karena dengan jumlah uang pinjaman yang lebih besar, nasabah A juga dikenakan tarif ijaroh yang sama dengan
nasabah B yang menerima uang pinjaman lebih kecil daripada nasabah A. Sedangkan BNI syariah memiliki perhitungan tersendiri dalam
menetapkan tarif ijaroh. Yaitu, Rp 500 per harinya untuk setiap taksiran barang Rp 1.000.000.
Misalkan, taksiran barang jaminan yang digadaikan sebesar Rp 1.000.000, maka tarif ijarohnya dalam sebulan asumsi 30 hari adalah Rp
15.000 yang didapatkan dari [Rp 500 x 30 jumlah hari]. Oleh karena hal tersebut, Pegadaian Syariah mempunyai tarif ijaroh yang lebih besar
dibandingkan pesaingnya. b. Tempat penyimpanan yang tidak selalu besar
Pegadaian Syariah memiliki ketidak merataan dalam hal luasnya tempat penyimpanan, pada kenyataannya tempat penyimpanan yang
terdapat dalam kantor-kantor cabang tidak semuanya memiliki kapasitas yang besar. Itu artinya, tidak semua kantor cabang dapat menerima barang
jaminan yang berukuran besar pula. Seperti motor, mobil dan barang- barang elektronik lainnya. Oleh karena itu, calon nasabah harus mencari
kantor cabang yang dapat menampung barang jaminan yang dibawanya. Hal itu merupakan suatu kendala dan kelemahan bagi Pegadaian Syariah
55 untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya dan juga dalam
merebut hati pelanggannya. c. Media informasi yang kurang
Di dalam memahami sesuatu hal, khususnya tentang system gadai syariah yang masih dirasa baru bagi masyarakat, para nasabah dapat
memahaminya dengan cara membaca dan melihat media informasi yang telah disediakan oleh pihak Pegadaian Syariah.
Namun, hal tersebut menjadi sulit jikalau media informasi yang ada tidak dapat memberikan solusi pemahaman yang terbaik. Di berbagai
Cabang Pegadaian Syariah masih belum terlihat berbagai macam media informasi yang menerangkan cara melakukan transaksi gadai syariah.
Walaupun hal tersebut terdengar sepele, namun ketika penulis melakukan pengamatan di lapangan, ada saja nasabah yang mengeluh tentang hal
tersebut dan itu bukan hanya satu orang saja. Oleh karena itulah, mengapa penulis memasukkan hal ini sebagai
salah satu factor kelemahan bagi Pegadaian Syariah. d. SDM Sumber Daya Manusia yang masih minim pengetahuan tentang
gadai syariah Maju atau mundurnya suatu perusahaan tersebut, berasal dari
bagaimana kualitas SDM nya. Jikalau SDM nya memiliki kualitas yang baik, maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami
kondisi yang baik pula. Namun, apabila kualitas SDM nya buruk maka
56 akan dapat dipastikan pula perusahaan tersebut akan mengalami kondisi
yang kurang baik. Jadi dengan kata lain, SDM mempunyai peran yang sangat penting
bagi kelangsungan perusahaan. Sebagai perusahaan yang baru membuka layanan jasa gadai secara
syariah, Pegadaian Syariah masih berada dalam tahap pertumbuhan growth. Wajar jika SDM nya masih banyak yang mengambil dari
pegadaian konvensional yang diberikan pelatihan kilat, agar dapat menempati posisi karyawan Pegadaian Syariah. Namun, jikalau hal
tersebut tidak dimanajemen dengan sangat baik, nantinya dapat menjadi bumerang bagi Pegadaian Syariah itu sendiri.
d. Peluang Opportunities
a. Masyarakat yang mayoritas muslim Lembaga keuangan saat ini sangat potensial untuk berkembang,
dikarenakan pangsa pasar yang cukup jelas. Yaitu, masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.
Hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi Pegadaian Syariah untuk dapat lebih merebut hati mereka agar terpancing untuk dapat
menggunakan layanan Pegadaian Syariah. b. Belum ada pesaing yang mengimbangi
Sampai saat ini belum ada pesaing yang mengimbangi, baik dalam hal pelayanan, mutu dan kualitas jasa taksiran sebaik Pegadaian Syariah.
57 Karena pihak Pegadaian Syariah menyediakan penaksir-penaksir handal
yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itulah, sebaiknya pihak Pegadaian Syariah dapat
memanfaatkan hal ini sebagai peluang untuk kemajuan usaha. c. Fatwa MUI yang mengharamkan bunga
Pegadaian Syariah merupakan salah satu lembaga yang diuntungkan dengan adanya fatwa MUI Majelis Ulama Indonesia
tentang pengharaman bunga, Karena indikasi bungan sama dengan riba, yang bersifat menjerat dan merugikan si korban. Hal tersebut dibahas
dalam lokakarya MUI di Cisarua, Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Untuk kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional
MuNas IV MUI Majelis Ulama Indonesia yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Hal itulah yang menjadikan
tombak kebangkitan system syariah di Indonesia, ditandai dengan kemunculan Bank Syariah dan lembaga keuangan lainnya.
Tentunya hal tersebut menjadi suatu hal yang dapat meyakinkan nasabah akan aspek legalitas sistem syariah dan tentu saja hal tersebut
merupakan peluang bagi lembaga keuangan yang sama-sama mengusung tema bebas bunga atau riba, termasuk Pegadaian Syariah.
d. Semakin banyak masyarakat yang menginginkan transaksi cepat dan praktis
Hal tersebut adalah benar adanya. Kita hidup pada tahun 2007, yang notabene-nya sudah merdeka dan sudah dapat dianggap modern.
58 Perilaku nasabah tentu juga menginginkan suatu halnya terjadi dengan
cepat dan lancar. Hal itulah yang ditangkap oleh Pegadaian Syariah, untuk membuat Kantor Cabang Pegadaian Syariah dengan strategi sebaik
mungkin. Tercermin dalam hal jenis barang jaminan yang simple yaitu emas dan perhiasan.
Suatu cara yang unik dan cerdas, pihak Pegadaian Syariah yang berusaha meminimalkan biaya untuk penyewaan ruko yang tidak terlalu
besar luas gudang penyimpanan barangnya. Tetapi juga mempunyai unsur kepraktisan juga.
Selain itu juga, Pegadaian Syariah tidak memberikan persyaratan administrasi yang rumit dan bertele-tele. Cukup dengan membawa barang
jaminan yang akan digadaikan dengan foto copy kartu identitas nasabah si pembawa barang maka uang pinjaman sudah bisa dibawa pulang oleh
nasabah. Tentunya hal tersebut, belum ada yang menyainginya dan hal itu juga dapat menjadi peluang emas untuk dijadikan senjata dalam bersaing
dengan pelaku bisnis dalam jasa keuangan lainnya yang sama-sama mempunyai produk dana pinjaman.
e. Tantangan Threats
a. Banyak Bank Syariah yang membuka layanan jasa gadai syariah Tidak dapat dipungkiri lagi, bisnis layanan jasa gadai syariah
merupakan bisnis yang tergolong low risk dan dapat memberikan return yang cukup menjanjikan.
59 Hal itu sudah dibaca dengan cepat oleh Bank Syariah di Indonesia
saat ini. Terbukti Bank BNI Syariah, Bank Riau Syariah dan Bank Jabar Syariah sudah mengeluarkan produk gadai yang juga bersistem syariah.
Tentunya merupakan tantangan bagi Pegadaian Syariah yang sudah mempunyai brand merek yang cukup dikenal di hati masyarakat
untuk dapat bersaing dengan mereka. b. Kurangnya seperangkat aturan yang mengatur tentang gadai syariah
Keinginan para pelaku bisnis yang membidik jasa gadai syariah masih terbendung karena belum adanya payung hokum yang jelas. Namun
terkait dengan pelaksanaan UU No. 5 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, maka cepat atau lambat akan
menjamur kompetitor bagi Pegadaian Syariah. c. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa keberadaan Pegadaian
Syariah hanya diperuntukkan bagi Umat Islam Hal tersebut menjadi tantangan bagi Pegadaian Syariah tersendiri
karena masih banyak masyarakat yang non muslim menganggap bahwa keberadaan Pegadaian Syariah merupakan monopoli umat Islam saja.
Pemikiran tersebut merupakan hal yang salah, karena non muslim juga dapat saja menggunakan layanan gadai syariah tersebut sebagai alternatif
pendanaan bagi keuangan mereka. Itu memang benar adanya, karena tidak ada peraturan yang
mengatur secara rinci tentang hal monopoli lembaga keuangan Pegadaian
60 Syariah untuk umat Islam saja. Tentunya hal ini merupakan tantangan
bagi Pegadaian Syariah dalam memasarkan produknya. Analisa SWOT di atas kemudian diukur dalam sebuah matriks dampak
silang untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dampak antar keseluruhan factor yang ada dalam strategi bisnis Pegadaian Syariah untuk dapat lebih
meningkatkan kinerja Pegadaian Syariah. Analisis ini dikembangkan oleh Derek F. Cahnnon berdasarkan suatu matriks yang terdiri atas kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang disebut matriks dampak silang cross impact matrix.
41
Dalam matriks tersebut, dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dengan bobot dampak yang berbeda pula.
Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan sumber dari pihak Pegadaian Syariah.
41
Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, Jakarta, LPPI, 1992, h. 237
61 Berdasarkan data atau hasil penelitian analisa SWOT, maka diperoleh
penjelasan-penjelasan sebagai berikut: 2.
Jumlah bobot dampak faktor-faktor kekuatan pada peluang dan tantangan sebesar +121. Hal ini berarti kekuatan yang dimiliki pihak
pegadaian syariah pada saat ini mempunyai dampak kekuatan cukup besar dan baik untuk memanfatkan peluang yang ada guna
menghadapi tantangan yang menjadi kendala dalam perkembangannya, terutama dalam kaitannya dengan kebutuhan
konsumen yang membutuhkan suatu lembaga gadai yang bersistem Islami, pihak pegadaian syariah harus dapat memanfaatkan faktor
kekuatan yang ada agar dapat kuat bersaing dengan kompetitornya saat ini.
62 3.
Jumlah bobot dampak faktor kelemahan terhadap peluang dan tantangan yang ada sebesar -72. Ini berarti faktor kelemahan yang ada
memiliki dampak besar terhadap peluang dan tantangan yang ada dan mungkin bisa menjadi faktor penghambat laju perkembangan
Pegadaian syariah itu sendiri. Untuk itu sedapat mungkin faktor kelemahan ini diminimalkan dengan berusaha membuat agar
kelemahan itu dapat diubah menjadi suatu kekuatan yang akan menambah kualitas bagi pegadaian syariah itu sendiri.
4. Jumlah bobot dampak faktor-faktor kekuatan dan factor kelemahan
yang ada secara keseluruhan dihadapkan dengan faktor peluang dan tantangan adalah sebesar +49. Ini berarti keseluruhan faktor kekuatan
dalam tubuh pegadaian syariah dapat dikatakan sudah maksimal dihadapkan pada bebagai faktor peluang dan tantangan yang ada,
sehingga kelemahan yang ada dapat tertutupi dengan faktor kekuatan yang sudah dimiliki.
5. Jumlah bobot dampak faktor kekuatan dan kelemahan terhadap
tantangan berupa banyaknya bank syariah yang membuka layanan jasa gadai syariah, kurangnya seperangkat aturan yang mengatur
tentang gadai syariah dan sebagian masyarakat masih menganggap bahwa keberadaan pegadaian syariah hanya diperuntukkan bagi Umat
Islam. Hal itu semua menghasilkan bobot yang positif. Ini berarti bahwa semua faktor kekuatan dan kelemahan tersebut masih mampu
mengatasi atau menghadapi tantangan yang mengancam.
63 6.
Jumlah bobot dampak faktor kelemahan terhadap peluang dan tantangan semuanya negatif. Ini berarti kelemahan masih dapat
menjadi kendala dalam menghadapi persaingan antar pelaku yang berkecimpung dalam bisnis gadai syariah sekarang ini dan dapat
menjadi kendala pula dalam menghasilkan atau meningkatkan kinerja pegadaian syariah yang lebih baik.
7. Jumlah bobot dampak faktor kekuatan pada peluang dan tantangan
semuanya positif artinya faktor kekuatan yang ada mampu memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menghadapi seluruh
tantangan yang mengancam, hal itu merupakan salah satu hal yang harus dipertahankan bahkan untuk ke depannya, pegadaian syariah
harus lebih kreatif lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat ini agar pegadaian syariah mempunyai lebih banyak kekuatan
lagi dalam bersaing. Dari hasil analisa SWOT matriks dampak silang di atas maka dapat
diperoleh gambaran faktor-faktor pengungkit utama The Highest laverage. Factor pengungkit yang ada dalam factor kekuatan Strength terdapat dalam
variabel nomor 1, yaitu pegadaian merupakan market leader advantage dengan skor 26 dan variabel nomor 5, yaitu jaringan outlet yang luas dengan skor 26 pula.
Sedangkan factor pengungkit yang ada dalalm faktor kelemahan Weakenesses adalah variable nomor 4, yaitu SDM Sumber Daya Manusia yang masih minim
pengetahuan tentang gadai syariah dengan skor -20 dan variable nomor 1, yaitu tarif ijaroh yang besar dengan skor -18.
64 Sehingga setelah ditemukan faktor pengungkit The Highest Laverage,
maka terdapat ide atau langkah-langkah strategis bagi Pegadaian Syariah untuk pengembangan kinerja yang lebih baik ke depan, yaitu sebagai berikut:
1. Perum Pegadaian sebagai penguasa pasar yang utama dalam jasa gadai Market Leader Advantage, merupakan salah satu kelebihan bila
dibandingkan dengan para pesaingnya. Hal itu dapat dimanfaatkan oleh Pegadaian Syariah sebagai pelopor pertama yang juga berani memulai bisnis
gadai secara syariah. Jadi, walaupun pada saat ini mulai banyak pesaing yang juga mulai melirik bisnis tersebut, seharusnya Pegadaian Syariah tidak
boleh mundur atau takut begitu saja, karena walau bagaimana pun juga merek Brand Pegadaian tetap melekat dalam Pegadaian yang mencoba
dalam jasa gadai bersistem syariah. Untuk itu, Pegadaian Syariah hanya tinggal membuat kualitas dalam hal pelayanan menjadi lebih baik lagi agar
masyarakat tidak berpindah ke lain hati. 2. Sebagai pemilik wilayah pangsa pasar terluas, pegadaian Syariah sebenarnya
sudah membuktikannya dengan kondisi fisik jaringan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Namun, Pegadaian Syariah harus tetap mengembangkan
ekspans i jaringan yang lebih luas lagi agar peluang untuk maju menjadi lebih
besar lagi. Dapat dilihat, dibandingkan kompetitornya yang notabene-nya sebenarnya bergerak dalam jasa perbankan tetapi sekarang juga mulai melirik
bisnis gadai yang memang sangat menggiurkan ini, yaitu Bank Riau Syariah baru dapat melayani nasabah yang ingin menggunakan jasa gadainya dalam 2
wilayah saja, yaitu di Pekanbaru dan Tanjung Pinang. Sedangkan Bank Jabar
65 Syariah hanya di Bandung, Soreang dan Cirebon saja. Begitupun dengan
Bank BNI Syariah yang hanya mempunyai 2 outlet layanan jasa gadai syariah saja, itupun masih berpusat di Jakarta. Oleh karena itulah, Pegadaian
Syariah dituntut untuk lebih dahsyat lagi dalam merebut hati nasabah di wilayah yang belum mengenal Pegadaian Syariah.
3. Walaupun Pegadaian Syariah memiliki berbagai macam kelebihan dibandingkan para pesaingnya, namun Pegadaian Syariah tetap masih
dikatakan dalam tahap pertumbuhan Growth, dapat dilihat dari usia Cabang Syariah pertama, yaitu Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika yang baru
dibuka tanggal 14 Januari 2003, itu artinya belum genap lima tahun usianya. Hal itu dapat dilihat juga untuk perhitungan jatuh tempo tarif ijarah masih
dapat dikatakan besar dibandingkan yang lain. Wajar memang, karena Pegadaian Syariah tidak bergerak dalam bidang funding dana pengumpulan
dana dalam bentuk pembukaan rekening tabungan, seperti yang dilakukan oleh kompetitornya. Namun alangkah baiknya, Pegadaian Syariah dapat
memikirkan hal ini secara lebih proporsional lagi. 4. Sebagai lembaga yang baru berkecimpung dalam sistem syariah, sangat
wajar jikalau SDM Sumber Daya Manusianya masih minim pengetahuannya tentang gadai syariah. Namun, dengan diadakannya
pendidikan dan pelatihan terus menerus bagi para karyawan gadai syariaah, hal tersebut dapat menambah kualitas SDM yang ada, agar dapat
merealisasikan program atau tujuan perusahaan dengan lebih baik lagi.
66 5. Pegadaian Syariah memiliki ketidakmerataan dalam hal luasnya tempat
penyimpanan, pada kenyataannya tempat penyimpanan yang terdapat dalam kantor-kantor cabang tidak semuanya memiliki kapasitas yang besar. Itu
artinya, tidak semua kantor cabang dapat menerima barang jaminan yang berukuran besar pula. Seperti motor, mobil dan barang-barang elektronik
lainnya. Oleh karena itu, calon nasabah harus mencari kantor cabang yang dapat menampung barang jaminan yang dibawanya. Hal itu merupakan suatu
kendala dan kelemahan bagi Pegadaian Syariah untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya dan juga dalam merebut hati pelanggannya.
Untuk itu, hal sekecil itu harus dapat di selesaikan dengan baik, demi terciptanya tujuan jangka panjang perusahaan.
6. Karena pada kenyataannya, sistem gadai syariah merupakan hal yang baru bagi masyarakat awam kebanyakan. Maka, masyarakat belum tentu
semuanya mengerti dengan teknis pelaksanaan jasa gadai bersistem syariah tersebut. Hal tersebut tentunya dapat diminimalkan dengan membuat media
informasi menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti bagi para nasabah serta lebih banyak lagi informasi mengenai gadai
2. Analisis Kinerja BPRS Al Salaam dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Pengukuran kinerja dalam sebuah perusahaan merupakan suatu kegiatan yang penting. Ukuran tersebut dapat dijadikan ukuran keberhasilan dalam suatu
perusahaan dalam kurun waktu tertentu dan dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya. Data yang paling umum
digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan adalah data kuantitatif yang
67 diterbitkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum. Selama ini pengukuran kinerja yang digunakan oleh BPRS Al Salaam
adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menekankan pada tolak ukur keuangan atau perspektif keuangan melalui laporan keuangan. Analisa terhadap
laporan keuangan perusahaan didasarkan pada data neraca, laporan laba rugi, dan sebagainya. Metode yang digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah
analisa rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa terhadap laporan keuangan BPRS Al Salaam dengan cara membandingkan laporan keuangan perusahaan
pada tahun 2007 dan tahun 2008. Salah satu analisa yang dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan
adalah analisis Balanced Scorecard, perusahaan yang kali ini dianalisa dengan pendekatan Balance Scorecard adalah pegadaian syariah, dengan membatasi
sampel penelitian pada pegadaian syariah cabang Dewi Sartika. Dengan analisa ini, kita akan dapat melihat pergerakan kinerja pada BPRS
Al Salaam, yang tidak hanya dilihat dari indikator keuangan saja. Walaupun ukuran keuangan selalu penting, namun harus dilengkapi dengan indikator lain
yang dapat memperkirakan kesuksesan finansial di masa depan. Balanced Scorecard
mendidik manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang perusahaan dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta perspektif
68 proses bisnis internal yang akan menghubungkan pengendalian operasional
jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis yang bersifat jangka panjang, dalam menilai prestasi kerja Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
penulis menggunakan analisis pada sisi neraca untuk mengetahiui pertumbuhan pada sisi harta dan analisis pada sisi laba rugi untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan pendapatan dan tingkat laba yang didapatkan oleh BPRS Al Salaam dengan menggunakan data dari laporan keuangan pada periode 2004 sampai
dengan periode 2006 yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan dalam menilai prestasi kerja BPRS Al Salaam dari perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, penulis menggunakan data dari hasil kuisioner yang diadakan untuk
pihak intern perusahaan dan pelanggan yang dianalisis dengan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada perspektif pelanggan dan
tingkat kepuasan karyawan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta untuk mengetahui tingkat kesetujuan karyawan terhadap berbagai macam hal
yang akan dilakukan pihak perusahaan di dalam mengeluarkan suatu produk baru yang terangkum dalam perpektif proses bisnis internal. Dimana keempat
perspektif itu akan dijelaskan sebagai berikut:
3. Perspektif Keuangan Financial Perspective
Pegadaian syariah cabang Dewi Sartika, merupakan pegadaian yang berada dalam tahap pertumbuhan. Karena pegadaian syariah cabang Dewi
Sartika baru mulai beroperasi sejak sejak tanggal 14 Januari 2003, yang berarti baru empat tahun berdiri. Di mana pegadaian syariah selalu berusaha
69 memberikan potensi pertumbuhan yang terbaik, seperti pelayanan gadai yang
baik, menambah kemampuan operasional, menambah jumlah uang pinjaman kepada nasabah dan juga berusaha menambah jumlah pendapatan di setiap
tahunnya, sehingga dapat beranjak menjadi tingkatan sustain yaitu suatu tingkatan di mana pegadaian syariah cabang Dewi Sartika mencoba
mempertahankan segala macam prestasi operasional yang sudah didapatkan, bahkan menambah jumlah uang yang menjadi pinjaman kepada masyarakat
agar mendapatkan tingkat pengembalian yang meningkat pula. Tingkat pertumbuhan yang telah didapatkan pegadaian syariah cabang
Dewi Sartika selama tahun 2004, 2005 dan 2006 akan dicoba ditampilkan dalam penelitian kali ini, berdasarkan analisis pada sisi neraca dan laba rugi
per 2004, 2005 dan 2006. Diantaranya, dalam waktu satu tahun setelah beroperasinya, yaitu pada tahun 2004, pegadaian syariah cabang Dewi Sartika
pada sisi harta dalam neraca mencapai Rp 4.116.852.622 sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi Rp
6.589.559.596, serta bertambah lagi menjadi Rp 9.829.964.474 pada tahun 2006. Pertumbuhan ini dapat dilihat dalam gambar 4.1 sebagai berikut:
70 Gambar 3.4
Tentu saja, pertumbuhan ini sangat menggembirakan, mengingat pada awal berdirinya, pegadaian syariah cabang Dewi Sartika mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan dalam jumlah harta. Dalam setiap perusahaan, baik itu yang bergerak dalam bidang
pemerintah, swasta maupun nirlaba sekalipun, ukuran financial merupakan komponen yang sangat penting. Karena biar bagaimanapun juga, kemajuan
suatu perusahaan secara klasik dapat terlihat dari jumlah pendapatan usaha dan tingkat laba yang berhasil didapatkan. Hal itu dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Pertumbuhan Harta
Rp 9.829.964.474 RP6.589.559.596
Rp 4.116.852.622
2004 2005
2006
71
Pertumbuhan Pendapatan
Keterangan Tahun 2004
Tahun 2005 Tahun 2006
Pendapatan Usaha Rp 800.000.000
Rp 1.382.864.900 Rp 2.202.573.246 Pendapatan
Lain-lain Rp 291.000
Rp 343.000 Rp 587.000
Beban Usaha Rp 203.522.305
Rp 369.749.605 Rp 494.638.990 Laba Bersih
Rp 596.768.695 Rp 1.013.458.295 Rp 1.708.521.256
Tabel 4.1 Pertumbuhan Pendapatan Tahun 2004, 2005 dan 2006 Di dalam table pertumbuhan pendapatan, terlihat jelas bahwa
pegadaian syariah cabang Dewi Sartika mengalami pertumbuhan pendapatan usaha yang cukup signifikan. Hal itu juga diimbangi dengan tingkat laba yang
sempurna pula. Pada tahun 2004, pegadaian syariah cabang Dewi Sartika berhasil
mendapatkan pendapatan usaha yang lumayan tinggi jika dilihat dari masa berdirinya, yaitu sebesar Rp 800.000.000 dan tingkat laba sebesar Rp
596.522.305. Karena pada tahun tersebut adalah tahun pertama kalinya pegadaian syariah cabang Dewi Sartika beroperasi. Yang tidak kalah
pentingnya, pegadaian syariah cabang Dewi Sartika merupakan pegadaian syariah pertama kali di Indoensia. Tentunya hal ini sangatlah
menggembirakan bagi umat muslim di seluruh Indonesia, khususnya bagi kemajuan suatu lembaga keuangan berbasis sistem Syariah di Indonesia
tercinta ini.
72 Pada tahun 2005, pendapatan usaha yang didapatkan pun berhasil
mengalami kenaikan yang cukup signfikan, yaitu menjadi sebesar Rp 1.382.864.000 dan tingkat laba sebesar Rp 1.013.458.295. Kegembiraan
semakin bertambah setelah mengetahui jumlah pendapatan usaha yang meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi Rp 2.202.573.246 dan tingkat laba
yang meningkat pula menjadi Rp 1.708.521.256. Hasil ini adalah sesuatu yang cukup baik, karena mengingat pegadaian syariah cabang Dewi Sartika
merupakan perusahaan yang masih dalam tahap growth atau pertumbuhan. Namun hasil yang didapatkannya tidaklah mengecewakan. Tentunya hal ini
harus dipertahankan agar mencapati tahapan sustain yaitu suatu tahapan setelah tahap growth, dimana dalam tahap ini perusahaan mencoba
mempertahankan hasil yang telah didapatkan dan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin.
4. Perspektif Pelanggan Costumer Perspective
Dalam perspektif pelanggan ini, akan dicoba diukur tingkat kepuasan pelanggan yang akan sangat berhubungan dengan baik atau buruknya suatu
kinerja perusahaan tersebut. Dalam penghitungan analisisnya mengguanakan skala likhter. Semakin tinggi tingkat kepuasan suatu pelanggannya maka akan
semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Kepuasan pelanggan tersebut diukur melalui kuisioner yang berjumlah 50 kuisioner yang juga dibagikan
kepada pelanggan atau nasabah BPRS Al Salaam. Dimana dalam kuisioner tersebut mengukur tingkat kepuasan terhadap atribut jasa perusahaan,
kepuasan yang tercipta dari hubungan nasabah dengan perusahaan, kepuasan
73 terhadap citra perusahaan di mata nasabah dan tingkat pengetahuan nasabah
terhadap pegadaian syariah. Setelah mengetahui dan mengevaluasi kuisioner mengenai kepuasan pelanggan, maka didapatkan data sebagai berikut:
1. Data responden
Tabel Data responden pelanggan
Mengukur Kepuasan Pelanggan Terhadap Atribut Jasa Perusahaan Tingkat kepuasan terhadap pelanggan terhadap kemudahan dalam
bertransaksi
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
14 48
32 Puas
3 31
93 62
Kurang Puas 2
4 8
5,3 Tidak Puas
1 1
1 0,7
Jumlah 50
150 100
Keterangan : Dengan skor 1 = Tidak Puas, 2 = Kuurang Puas, 3 = Puas, = Sangat
Memuaskan. Berdasarkan hasil kuisioner dapat dilihat bahwa sebanyak 14
responden menjawab sangat memuaskan 32, 31 respon menjawab puas
Jenis kelamin Pria
Wanita 26 Orang
24 Orang
Usia 20 Tahun
20-25 Tahun 30 Tahun
4 Orang 9 Orang
37 Orang
74 62, 4 responden menjawab kurang puas 5,3, dan 1 responden
menjawab tidak puas. Hasil kuisioner ini menunjukan bahwa pelanggan merasa puas terhadap kemudahan dalam bertransaksi.
Tingkat kepuasan terhadap pelanggan terhadap kemudahan dalam memahami media tentang BPRS Al Salaam
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
20 80
50,3 Puas
3 20
60 37,8
Kurang Puas 2
9 18
11,3 Tidak Puas
1 1
1 0,6
Jumlah 50
159 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 20 responden menjawab sangat memuaskan 50,3, 20 responden menjawab
puas 37,8, 9 responden menjawab kurang puas 11,3, dan 1 respondeen menjawab tidak puas 0,6. Hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah
merasa sangat puas terhadap kemudahan dalam memahami media informasi tentang BPRS Al Salaam.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kemudahan dalam persyaratan untuk mendapatkan pinjaman
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
15 60
38,7 Puas
3 26
78 50,3
Kurang Puas 2
8 16
10,3 Tidak Puas
1 1
1 0,7
Jumlah 50
155 100
75 Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 15
responden menjawab sangat memuaskan 38,7, 26 responden menjawab puas 50,3, 8 reesponden menjawab kurang puas 10,3, dan 1 responden
menjawab tidak puas 0,7. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa pua sangat terhadap kemudahan dalam persyaratan untuk
mendapatkan pinjaman.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kecepatan dalam mendapatkan pembiayaaan
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
10 40
25,9 Puas
3 35
105 68,2
Kurang Puas 2
4 8
5,2 Tidak Puas
1 1
1 0,7
Jumlah 50
154 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 10 responden menjawab sangat memuaskan 25,9, 35 orang responden
menjawab puas 68,2, 4 orang responden menjawab kurang puas 5,2, dan 1 responden menjawab tidak puas. Dari hasil kuisioner ini menunjukan
bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap kecepatan dalam mendapatkan pembiayaan.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap besarnya biaya administrasi Bank
76 Pendapat
Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot Nilai
Sangat Memuaskan
4 12
48 32,3
Puas 3
28 84
56,4 Kurang Puas
2 7
14 9,4
Tidak Puas 1
3 13
2,0
Jumlah 50
149 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 12 responden menjawab sangat memuaskan 32,3, 28 responden menjawab
puas 56,4, 7 orang responden menjawab kurang puas 9,4, dan 3 responden menjawab tidak puas terhadap besarnya biaya administrasi yang
dikenakan oleh Bank. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap besarnya biaya administrasi bank.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh BPRS Al Salaam
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
16 64
42,4 Puas
3 23
69 45,7
Kurang Puas 2
7 14
9,3 Tidak Puas
1 4
4 2,6
Jumlah 50
151 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 16 responden menjawab sangat memuaskan 42,4, 23 responden menjawab
77 puas 45,7, 7 orang responden menjawab kurang puas 9,3, dan 1
responden menjawab tidak puas 2,6 terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh BPRS Al Salaam. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa
nasabah merasa sangat puas terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh BPRS Al Salaam.
Hubungan nasabah dengan perusahaan Tingkat kepuasan pelanggan terhadap keamanan dalam melakukan
proses transaksi
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
21 84
52,5 Puas
3 20
60 37,5
Kurang Puas 2
7 14
8,7 Tidak Puas
1 2
2 1,3
Jumlah 50
160 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 21 responden menjawab sangat memuaskan 52,5, 20 responden menjawab
puas 37,5, 7 orang responden menjawab kurang puas 8,7, dan 1
responden menjawab tidak puas 1,3. Dari hasil kuisioner ini menunjukan
bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap keamanan dalam bertransaksi di BPRS Al Salaam.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kenyamanan waktu menunggu antrian dalam melakukan proses transaksi
78 Pendapat
Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot Nilai
Sangat Memuaskan
4 10
40 27,4
Puas 3
30 90
61,6 Kurang Puas
2 6
12 8,2
Tidak Puas 1
4 4
2,8
Jumlah 50
146 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 10 responden menjawab sangat memuaskan 27,4, 30 responden menjawab
puas 61,6, 6 orang responden menjawab kurang puas 8,2, dan 1
responden menjawab tidak puas 2,8. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap kenyamanan waktu menunggu
antrian dalam melakukan proses transaksi di BPRS Al Salaam.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap lokasi kantor BPRS Al Salaam
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
20 80
52,6 Puas
3 15
45 29,6
Kurang Puas 2
12 24
15,8 Tidak Puas
1 3
3 2
Jumlah 50
152 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 20 responden menjawab sangat memuaskan 52,6, 15 responden menjawab
puas 29,6, 12 orang responden menjawab kurang puas 8,2, dan 1
79
responden menjawab tidak puas 2. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap lokasi kantor BPRS Al Salaam.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap tata ruang kantor dan suasana yang mencerminkan nuansa islami
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
23 92
58,2 Puas
3 14
42 26,6
Kurang Puas 2
11 22
13,9 Tidak Puas
1 2
2 1,3
Jumlah 50
158 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 23 responden menjawab sangat memuaskan 58,2, 14 responden menjawab
puas 26,6, 11 orang responden menjawab kurang puas 13,9, dan 2
responden menjawab tidak puas 1,3. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap tata ruang kantor dan suasana
yang mencerminkan citra islami BPRS Al Salaam.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap sikap dan keakraban karyawan BPRS Al Salaam denga nasabah
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
23 92
57,5 Puas
3 17
51 31,9
Kurang Puas 2
7 14
8,8
80 Tidak Puas
1 3
3 1,8
Jumlah 50
160 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 23 responden menjawab sangat memuaskan 57,5, 17 responden menjawab
puas 31,9, 7 orang responden menjawab kurang puas 8,8, dan 3 responden menjawab tidak puas 1,3 Dari hasil kuisioner ini menunjukan
bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap keakraban karyawan BPRS Al
Salaam dengan nasabah.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap keramah tamahan karyawan BPRS Al Salaam dengan nasabah
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
20 80
51,9 Puas
3 18
54 35,1
Kurang Puas 2
8 16
10,4 Tidak Puas
1 4
4 2,6
Jumlah 50
154 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 20 responden menjawab sangat memuaskan 51,9, 18 responden menjawab
puas 35,1, 8 orang responden menjawab kurang puas 10,4, dan 4 responden menjawab tidak puas 2,6 Dari hasil kuisioner ini menunjukan
bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap terhadap keramah tamahan karyawan BPRS Al Salaam dengan nasabah.
81
CITRA PERUSAHAAN Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kemampuan karyawan BPRS Al
Salaam dalam melakukan proses transaksi
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
24 96
57,5 Puas
3 19
57 34 1
Kurang Puas 2
7 14
8,4 Tidak Puas
1
Jumlah 50
167 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 24 responden menjawab sangat memuaskan 57,5, 19 responden menjawab
puas 34,1, 7 orang responden menjawab kurang puas 8,4. Dari hasil
kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap kemempuan karyawan BPRS Al Salaam dalam melakukan proses transaksi.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pemberian informasi tentang produk-produk kepada nasabah
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
20 80
50 Puas
3 20
60 37,5
Kurang Puas 2
10 20
12,5 Tidak Puas
1 00
Jumlah 50
160 100
82 Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 20
responden menjawab sangat memuaskan 50, 20 responden menjawab puas 37,5, 10 orang responden menjawab kurang puas 12,5, Dari hasil
kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat puas terhadap
terhadap pemberian informasi tentang produk-produk kepada nasabah.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pemberian informasi kepada nasabah bila tenggat waktu pembiayaan telah habis
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat
Memuaskan 4
11 44
29,3 Puas
3 29
87 58
Kurang Puas 2
9 18
12 Tidak Puas
1 1
1 0,7
Jumlah 50
150 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 11 responden menjawab sangat memuaskan 29,3, 29 responden menjawab
puas 58, 9 orang responden menjawab kurang puas 12,5, 1 responden menjawab kurang puas 0,7. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa
nasabah merasa cukup puas terhadap pemberian informasi kepada nasabah
bila tenggat waktu pembiayaan telah habis.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap Citra BPRS Al Salaam yang berusaha menjawab kebutuhan nasabah sesuai dengan nilai-nilai islam.
83 Pendapat
Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot Nilai
Sangat Memuaskan
4 26
104 63,4
Puas 3
14 42
25,6 Kurang Puas
2 8
16 9,8
Tidak Puas 1
2 2
1,2
Jumlah 50
164 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 26 responden menjawab sangat memuaskan 63,4, 14 responden menjawab
puas 25,6, 8 orang responden menjawab kurang puas 9,8, 2 responden menjawab kurang puas 1,2. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa
nasabah merasa cukup puas terhadap Citra BPRS Al Salaam yang berusaha menjawab kebutuhan nasabah sesuai dengan nilai-nilai islam.
PENGETAHUAN NASABAH Tingkat pengetahuan nasabah tentang lembaga Perbankan Syari’ah
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat Mengerti
4 8
32 25
Mengerti 3
22 66
51,6 Kurang Mengerti
2 12
24 18,7
Tidak Mengerti 1
6 6
4,7
Jumlah 50
128 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 8 responden menjawab sangat mengerti 25, 22 responden menjawab
mengerti 51,6, 12 orang responden menjawab kurang mengerti 18,7, 6 responden menjawab kurang mengerti 4,7. Dari hasil kuisioner ini
84 menunjukan bahwa nasabah merasa cukup mengerti tentang lembaga
Perbankan Syari’ah.
Tingkat pengetahuan nasabah tentang produk Mudhorobah dan Ijaroh
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat Mengerti
4 4
16 11,8
Mengerti 3
30 90
66 2 Kurang Mengerti
2 14
28 20 6
Tidak Mengerti 1
2 2
1,5
Jumlah 50
136 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 4 responden menjawab sangat mengerti 11,8, 30 responden menjawab
mengerti 66,2, 14 orang responden menjawab kurang mengerti 20,6, 2 responden menjawab kurang mengerti 1,5. Dari hasil kuisioner ini
menunjukan bahwa nasabah merasa cukup mengerti tentang produk Mudhorobah dan Ijaroh.
Tingkat pengetahuan nasabah tentang perbedaan antara Bank Syari’ah dan Bank Konvensional
Pendapat Responden
Nilai Jumlah
Responden Total
Bobot Nilai Sangat Mengerti
4 4
16 12,1
Mengerti 3
28 84
63 6 Kurang Mengerti
2 14
28 21 2
Tidak Mengerti 1
4 4
3,1
Jumlah 50
132 100
. Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 4 responden menjawab sangat mengerti 12,1, 28 responden menjawab
85 mengerti 63,6, 14 orang responden menjawab kurang mengerti 21,2, 4
responden menjawab kurang mengerti 3,1. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa nasabah merasa sangat mengerti tentang perbedaan antara
Bank Syari’ah dan Bank Konvensional.
5. Perspektif Proses Bisnis Internal Internal Business Proceses Perspective
Perspektif ini terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses layanan purna jual.
a. Proses Inovasi
Untuk mengukur proses bisnis internal, perusahaan sangat perlu mengembangkan inovasi bagi kemajuan perusahaan itu sendiri. Inovasi
sendiri dapat merupakan kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan usaha pengembangan produk.
Untuk saat ini proses inovasi yang paling mencolok di pegadaian adalah dengan lahirnya pegadaian syariah itu sendiri. Karena pegadaian syariah
lahir dari proses pengidentifikasian atas keinginan masyarakat di Indonesia pada umumnya. Oleh karena itulah pegadaian syariah dibuka.
Berdasarkan wawancara dengan bapak Kamal dari divisi unit usaha syariah insya Allah pada akhir tahun 2007 nanti akan coba diluncurkan
salah satu produk pegadaian syariah yang bernama ARUM, yaitu suatu produk yang diperuntukkan khusus bagi UKM, Usaha Kecil Menengah.
Untuk mengetahui sejauh mana proses inovasi yang telah dilakukan oleh perum pegadaian syariah, penulis menggunakan kuisioner yang ditujukan
86 kepada karyawan. Berikut ini dapat dilihat hasil kuisioner proses bisnis
internal yang dilakukan oleh penulis
Tingkat kesetujuan karyawan dalam hal perusahaan harus selalu melakukan penelitian dan pengembangan dalam menciptakan
produk
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot
Nilai Sangat Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 4
10 40
62,5 Cukup Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 3
5 15
23,4 Rendah Tingkat Kesetujuaanya
2 4
8 12,5
Sangat Rendah tingkat kesetujuaanya
1 1
1 1,6
Jumlah 20
64 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 10 responden menjawab sangat setuju 62,5, 15 responden menjawab cukup
setuju 23,4, 4 orang responden menjawab kurang setuju 12,5, 1 responden menjawab kurang setuju 1,6. Dari hasil kuisioner ini
menunjukan bahwa karyawan BPRS Al Salam sangat setuju sekali dengan inivasi-inovasi yang diadakan di BPRS Al Salaam tentang bank harus selalu
melakukan penelitian dan pengembangan dalam menciptakan produk.
Tabel kesetujuan karyawan dalam hal setiap menciptakan produk harus selalu memperhatikan kebutuhan pelanggan
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot
Nilai
87 Sangat Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 4
11 44
63,8 Cukup Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 3
6 18
26 Rendah Tingkat Kesetujuaanya
2 3
6 8,7
Sangat Rendah tingkat kesetujuaanya
1 1
1 1,5
Jumlah 20
64 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 11 responden menjawab sangat setuju 63,8, 6 responden menjawab cukup
setuju 26, 3 orang responden menjawab kurang setuju 8,7, 1 responden menjawab kurang setuju 1,5. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa
karyawan BPRS Al Salam sangat setuju sekali dengan segala kebijakan yang diambil oleh BPRS Al Salaam tentang produk harus selalu mengedepankan
kebutuhan nasabah.
Tabel kesetujuan karyawan dalam hal mengadakan launching atau promosi setiap adanya produk baru
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot
Nilai Sangat Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 4
9 32
57,1
Cukup Tinggi Tingkat Kesetujuannya
3 7
24 33,3
Rendah Tingkat Kesetujuaanya 2
2 6
6,3 Sangat Rendah tingkat
kesetujuaanya 1
2 2
3,2
Jumlah 20
64 100
88 Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 9
responden menjawab sangat setuju 57,1, 7 responden menjawab cukup setuju 33,3, 2 responden menjawab kurang setuju 6,3, 2 responden
menjawab kurang setuju 3,2. Dari hasil kuisioner ini menunjukan bahwa karyawan BPRS Al Salam sangat setuju sekali dengan segala kebijakan yang
diambil oleh BPRS Al Salaam tentang produk harus selalu mengedepankan kepentingan nasabah.
Sumber: Hasil kuisioner responden Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kesetujuannya, 2 = Rendah tingkat
kesetujuannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kesetujuannya, R: Rendah tingkat
kesetujuannya, CT: Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, ST: Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
yang berarti cukup tinggi tingkat kesetujuan karyawan terhadap segala macam hal yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah dalam
89 melakukan inovasi. Berarti, dengan kata lain Perum Pegadaian Syariah
memiliki kinerja proses inovasi yang cukup baik, karena rata-rata karyawannya mendukung proses inovasi yang dilakukan.
d. Proses Operasi
Proses operasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah dalam proses menyampaikan produk atau jasa kepada
para pelanggannya. Untuk mengetahui sejauh mana proses operasi yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah, penulis menggunakan kuisioner
yang ditujukan kepada karyawan perusahaan. Berikut ini dapat dilihat hasil kuisioner proses bisnis internal yang dilakukan oleh penulis:
Table 4.9 Mengukur Proses Operasi Tingkat kesetujuan karyawan dalam hal Bank harus selalu
memperhatikan fungsi dan kualitas produk
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot
Nilai Sangat Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 4
11 44
66,7 Cukup Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 3
5 18
22,7 Rendah Tingkat Kesetujuaanya
2 3
6 9,1
Sangat Rendah tingkat kesetujuaanya
1 2
2 3
Jumlah 20
67 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 11 responden menjawab sangat setuju 667,, 5 responden menjawab cukup
setuju 22,7, 3 orang responden menjawab kurang setuju 9,1, 2 responden menjawab kurang setuju 1,5. Dari hasil kuisioner ini
90 menunjukan bahwa karyawan BPRS Al Salam sangat setuju sekali dengan
Bank harus selalu memperhatika fungsi dan kualitas produk
Table 4.Mengukur Proses Operasi Tingkat kesetujuan karyawan dalam hal efesiensi waktu dan biaya
agar dapat menghasilkan laba yang maksimal
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Responden
Total Bobot
Nilai Sangat Tinggi Tingkat
Kesetujuannya 4
8 32
50,8
Cukup Tinggi Tingkat Kesetujuannya
3 8
21 38,1
Rendah Tingkat Kesetujuaanya 2
3 4
9,5 Sangat Rendah tingkat
kesetujuaanya 1
1 2
1,6
Jumlah 20
63 100
Berdasarkan hasil kuisioner diatas dapat kita lihat sebanyak 11 responden menjawab sangat setuju 667,, 5 responden menjawab cukup
setuju 22,7, 3 orang responden menjawab kurang setuju 9,1, 2 responden menjawab kurang setuju 1,5. Dari hasil kuisioner ini
menunjukan bahwa karyawan BPRS Al Salam sangat setuju sekali dengan Bank harus selalu memperhatika fungsi dan kualitas produk
Sumber: Hasil kuisioner responden
91 Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kesetujuannya, 2 = Rendah tingkat
kesetujuannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kesetujuannya, R: Rendah tingkat
kesetujuannya, CT: Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, ST: Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
Dari hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja untuk proses operasi menunjukkan skor 0.931 yang berarti mayoritas karyawan
merasakan sangat tinggi tingkat kesetujuannya terhadap segala macam proses operasi yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah. Karena
dalam rentang skala 0.1 sampai dengan 1.0 didapatkan skor 0.931 yang berarti sangat tinggi tingkat kesetujuan karyawan terhadap segala macam
hal yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah dalam proses operasi. Dengan kata lain, Perum Pegadaian Syariah memiliki proses operasi yang
sangat baik karena rata-rata karyawannya sangat mendukung proses operasi yang dilakukan.
e. Proses Layanan Purna Jual
Segala macam kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan purna jual merupakan hak yang diperoleh para setiap pelanggan atas pembelian
atau penggunaan setiap produk. Pihak Perum Pegadaian Syariah berusaha untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.
Pelayanan purna jual, yang paling sering dilakukan oleh perushaan seperti
92 memberikan penggantian atas produk yang cacat atau dapat juga dikatakan
sebagai garansi. Untuk mengetahui sejauh mana proses layanan purna jual yang
telah dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah, penulis mengguanakan kuisioner yang ditujukan kepada karyawan perusahaan. Berikut ini dapat
dilihat hasil kuisioner proses bisnis internal yang dilakukan oleh penulis:
Table 5.0 Mengukur Proses Layanan Purna Jual
Sumber: Hasil kuisioner responden Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kesetujuannya, 2 = Rendah tingkat
kesetujuannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kesetujuannya, R: Rendah tingkat
kesetujuannya, CT: Cukup tinggi tingkat kesetujuannya, ST: Sangat tinggi tingkat kesetujuannya.
Dari hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja untuk proses layanan purna jual menunjukkan skor 0.854 yang berarti mayoritas
karyawan merasakan cukup tinggi tingkat kesetujuannya terhadap segala macam proses layanan purna jual yang dilakukan oleh Perum Pegadaian
Syariah. Karena dalam rentang skala 0.1 sampai dengan 1.0 didapatkan skor 0.854 yang berarti cukup tinggi tingkat kesetujuan karyawan terhadap
segala macam hal yang dilakukan oleh Perum Pegadaian Syariah dalam melakukan proses layanan purna jual. Dengan ini Perum Pegadaian
93 Syariah memiliki proses layanan purna jual yang cukup baik, karena
hampir keseluruhan karyawan mendukurng proses tersebut. 3. Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki 7
Perempuan 7
Jumlah 14
Sumber: Hasil kuisioner responden 4. Analisis Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
25 th 25-35 th
8 36-40 th
5 40 th
1
Jumlah 14
Sumber: Hasil kuisioner responden 5. Analisis Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi
SMU atau sederajat Akademi atau D3
1 Sarjana atau S1
12 Sarjana atau S1
1
Jumlah 14
Sumber: Hasil kuisioner responden 6. Analisis Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 5.4 Profil Reponden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi
1 th 1-3 th
2 4-6 th
5 6 th
7
94
Jumlah 14
Sumber: Hasil kuisioner responden 6.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Learning and Growth Perspective
Perspektif terakhir yang diikutsertakan dalam pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan analisis balanced scorecard adalah persepektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif inilah yang mendorong peningkatan proses bisnis internal yang disertai dengan peningkatan kepuasan
dan tingkat kepercayaan pelanggan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan alur keuangan perusahaan. Proses pembelajaran dan
pertumbuhan ini bersumber dari factor sumber daya manusia, system dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai
dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengukur kinerja perusahaan dengan membaginya dalam ukuran sebagai berikut:
5. Kemampuan Pekerja Employee Capabilities Dalam hal ini perusahaan harus mempunyai pegawai yang
kompetan dan mempunyai keahlian serta kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Hingga saat ini Perum Pegadaian Syariah sangat
menyadari bahwa peranan yang penting bagi kemajuan perusahaan adalah dari sumber daya manusia yang sudah dianggap sebagai mitra untuk
mencapai keberhasilan di setiap usaha dan kegiatan yang ada di perusahaan.
95 Oleh karena itu, Perum Pegadaian Syariah terus melakukan
pengembangan sumber daya manusianya, seperti job training bagi setiap karyawan yang baru diterima bekerja di perusahaan sesuai dengan jabatan
atau jenis pekerjaan karyawan. Apalagi, biasanya pegawai yang bekerja pada divisi syariah menjadi prioritas utama untuk mengikuti pelatihan
tersebut. Sedangkan untuk karyawan perusahaan yang sudah lama bekerja,
secara berkala diberikan tranining seperti kursus singkat dan seminar- seminar. Serta diadakan mutasi keliling Circular System yang juga
dilakukan secara berkala. Dalam mengukur tingkat kemampuan pekerja, penulis menggunakan tolak ukur atas hasil kuisioner pembelajaran dan
pertumbuhan. Berikut ini dapat dilihat hasil dari kuisioner pembelajaran dan pertumbuhan yang telah dilaukan penulis:
Tabel 5.5 Mengukur Tingkat Kemampuan Pekerja
Variabel Nomor Responden
Output Transformasi Y
T
5.
0.942
6.
0.917
7.
0.942
8.
0.923
9.
0.942
10.
0.893
11.
0.812
12.
0.942
13.
0.959
Tingkat kemampuan pekerja
14.
0.959
Total Output Transformasi 9.231
Sumber: Hasil kuisioner responden
96 Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kepuasannya, 2 = Rendah tingkat
kepuasannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kepuasannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
Bila ditarik rata-rata secara keseluruhan, dengan jumlah responden sebanyak 10 karyawan, maka didapatkan hasil kepuasan karyawan secara
keseluruhan sebagai berikut: X = 9.231 = 0.923
10 Apabila ditarik rentang skala, evaluasi tingkat kemampuan pekerja
Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika terlihat sebagai berikut: SR
R CT ST 0.1 0.551 0.708 0.886 0.923 1.0
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kepuasannya, R: Rendah tingkat kepuasannya,
CT: Cukup tinggi tingkat kepuasannya, ST: Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
Dari hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja untuk evaluasi tingkat kemampuan pekerja menunjukkan skor 0.923 yang berarti
mayoritas karyawan merasakan sangat tinggi tingkat kepuasannya terhadap kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. Karena dalam
rentang skala 0.1 sampai dengan 1.0 didapatkan skor 0.923 yang berarti sangat tinggi tingkat kepuasan karyawan terhadap kemampuan kerja yang
dilakukannya. Hal ini disebabkan dari kerjasama antar sesama rekan kerja
97 yang baik dan sistem pola kerja yang diterapkan serta pelatihan kerja yang
diberikan oleh Perum Pegadaian Syariah. 6. Kemampuan Sistem Informasi Information System Capabilities
Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan perusahaan namun masih juga diperlukan
informasi-informasi yang terbaik. Apalagi di zaman sekarang ini, yang mensyaratkan adanya kemampuan baru yang harus dimiliki oleh
perusahaan yaitu pengelolaan sistem informasi. Kali ini, dalam mengukur kemampuan sistem informasi, penulis menggunakan tolak ukur atas hasil
kuisioner pembelajaran dan pertumbuhan. Berikut ini dapat dilihat hasil kuisioner pembelajaran dan pertumbuhan yang dilakukan oleh penulis:
Tabel 5.6 Mengukur Kemampuan Sistem Informasi
variabel Nomor
Responden Output Transformasi Y
T
•
0.822
•
0.934
•
0.907
•
0.822
•
0.870
•
0.822
•
0.721
•
0.822
•
0.934
Tingkat kemampuan sistem informasi
•
0.979
Total Output Transformasi 8.633
Sumber: Hasil kuisioner responden Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kepuasannya, 2 = Rendah tingkat
kepuasannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kepuasannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
98 Bila ditarik rata-rata secara keseluruhan, dengan jumlah responden
sebanyak 10 karyawan, maka didapatkan hasil kepuasan karyawan secara keseluruhan sebagai berikut:
X = 8.633 = 0.863 10
Apabila ditarik rentang skala, evaluasi tingkat kemampuan sistem
informasi yang telah dilakukan Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika terlihat sebagai berikut:
SR R CT ST
0.1 0.551 0.708 0.863 0.886 1.0
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kepuasannya, R: Rendah tingkat kepuasannya,
CT: Cukup tinggi tingkat kepuasannya, ST: Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
Dari hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja untuk tingkat kemampuan sistem informasi menunjukkan skor 0.863 yang berarti
mayoritas karyawan merasakan cukup tinggi tingkat kepuasannya terhadap peran sistem informasi di dalam mendukung setiap pekerjaan
yang dilakukan. Karena dalam rentang skala 0.1 sampai dengan 1.0 didapatkan skor 0.863 yang berarti Perum Pegadaian Syariah sudah cukup
baik dalam manajemen sistem informasinya. Hal itu didapatkan dari penggunaan berbagai macam perangkat sistem informasi yang ada, seperti
teknologi informasi yang semakin dimaksimalkan penggunaannya demi terciptanya tujuan perusahaan yang lebih baik.
99 7. Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Motivation, empowerment,
alignment Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang mempunyai
kemampuan untuk belajar dan tumbuh. Manusia juga merupakan satu- satunya sumber daya yang menjajikan keunggulan bagi perusahaan. Oleh
karena itulah sumber daya manusia harus benar-benar dipelihara dengan baik dan dikembangkan dengan selaras agar terhindar dari segala macam
penurunan kualitas dalam bekerja. Sudah barang tentu, itu semua memerlukan dukungan motivasi yang besar dari pihak Perum Pegadaian
Syariah tentunya. Dalam mengukur motivasi, pemberdayaan dan keselarasan, penulis
menggunakan tolak ukur hasil kuisioner pembelajaran dan pertumbuhan. Berikut merupakah hasil kuisioner tersebut:
Tabel 5.7 Mengukur Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Sumber: Hasil kuisioner responden Dengan skor 1 = Sangat rendah tingkat kepuasannya, 2 = Rendah tingkat
kepuasannya, 3 = Cukup tinggi tingkat kepuasannya, 4 = Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
Keterangan: SR: Sangat rendah tingkat kepuasannya, R: Rendah tingkat kepuasannya,
CT: Cukup tinggi tingkat kepuasannya, ST: Sangat tinggi tingkat kepuasannya.
100 Dari hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja untuk tingkat
motivasi kerja menunjukkan skor 0.87 yang berarti mayoritas karyawan merasakan cukup tinggi tingkat kepuasannya terhadap motivasi kerja yang
telah diberikan oleh Perum Pegadaian Syariah. Karena dalam rentang skala 0.1 sampai dengan 1.0 didapatkan skor 0.87 yang berarti cukup
tinggi tingkat kepuasan karyawan terhadap motivasi yang telah diberikan kepada mereka. Berarti hampir semua karyawan mengakui bahwa
motivasi dan hubungan karyawan dengan perusahaan terjalin dengan cukup baik.
V. Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.8 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki 2
Perempuan 8
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden VI. Analisis Responden Berdasarkan Unit Kerja
Tabel 5.9 Profil Responden Berdasarkan Unit Kerja
Unit Kerja Frekuensi
Divisi usaha syariah 4
Kantor CPS Dewi Sartika 3
Kantor CPS Margonda 3
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden VII.
Analisis Responden Berdasarkan Usia
Tabel 6.0 Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
25 th 25-35 th
6 36-40 th
4
101
40 th
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden VIII.
Analisis Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 6.1 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi
SMU atau sederajat Akademi atau D3
Sarjana atau S1 10
sarjana atau S1
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden IX. Analisis Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 6.2 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi
1 th 1-3 th
1 4-6 th
3 6 th
6
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden
102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN