10
2.6 Manfaat Pemberian ASI
ASI memiliki banyak manfaat untuk bayi maupun untuk ibunya. Manfaat pemberian ASI pada bayi yaitu :
ASI sebagai pencegah infeksi pada bayi ASI bermanfaat untuk perlindungan kesehatan bayi. Pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama akan menurunkan tingkat kerentanan terhadap berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang terdapat dalam
ASI akan di transfer ke bayi untuk melengkapi sistem imun bayi yang pada awal-awal kehidupan masih belum terbentuk sepenuhnya serta
merangsang pembentukan antibodi pada tubuh bayi. Hal tersebut tidak didapatkan pada bayi yang mendapat susu formula. Selain itu, ASI keluar
langsung dari payudara sehingga tidak terkontaminasi oleh air dan botol tercemar yang dapat menimbulkan penyakit.
17,18
ASI menjaga kesehatan saluran cerna bayi ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. ASI membuat
lingkungan di dalam usus besar menjadi asam sehingga meningkatkan pertumbuhan
dan aktivitas
bakteri baik
Bifidobacterium dan
Lactobacillus, serta menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Bifidobacterium mempunyai aktivitas seperti enzim laktase yang dapat
mengurangi gejala klinis intoleransi laktosa. Suasana asam juga merupakan sinyal untuk pembentukan mukus di dalam saluran cerna.
Pembentukan mukus yang melapisi epitel saluran cerna berfungsi sebagai barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk. Di dalam ASI, banyak
terkandung oligosakarida yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri bifidobacterium bakteri baik di dalam saluran cerna.
Bakteri tersebut dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen. Selain itu ASI mengandung sIgA yang merupakan faktor proteksi mukosa,
salah satunya yaitu mukosa saluran cerna.
17,18
ASI menurunkan kejadian alergi pada bayi Protein whey pada ASI berbeda dengan protein whey yang terdapat dalam
susu sapi. Pada ASI terutama mengandung alfalaktalbumin, sedangkan protein whey pada susu sapi adalah betalaktoglobulin. Betalaktoglobulin
11
pada susu sapi ini merupakan jenis protein yang berpotensi menyebabkan alergi karena mempunyai berat molekul yang besar. Pada bayi yang
memiliki risiko alergi, maka masuknya molekul protein yang besar ini akan menyebabkan timbulnya gejala alergi.
17,18
ASI membantu tumbuh kembang bayi ASI mengandung hormon dan faktor pertumbuhan growth factor yang
merupakan komponen bioaktif protein. ASI juga mengandung leptin yang berfungsi untuk mengatur asupan makanan dan metabolism energi.
Hormon leptin tersebut menyebabkan berat badan bayi yang diberikan ASI lebih seimbang tidak mengalami kegemukan dibandingkan bayi yang
mendapatkan susu formula.
18
ASI meningkatkan kecerdasan bayi ASI juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi bayi. Bayi
yang mendapat ASI mempunyai nilai Intelligence Quotien IQ 3 sampai 5 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula. Hal
tersebut disebabkan adanya kandungan nutrisi pada ASI yang tidak didapatkan di susu formula.
ASI mengandung kolin dalam jumlah tinggi. Kolin berperan dalam pembentukan fosfolipid di dinding sel saraf,
metabolisme sel saraf, dan kerja neurotransmitter yang mempengaruhi fungsi memori. Asam amino yang terdapat dalam ASI seperti taurin,
tirosin, triptofan juga berperan dalam perkembangan otak. Serotonin yang dibentuk oleh triptofan berfungsi untuk mengontrol nafsu makan, pola
tidur, memori, proses belajar, mood, dan perilaku. Noradrenalin yang dibentuk
oleh tirosin
berfungsi untuk mengatur
kewaspadaan, mempertahankan
atensi, memori,
proses belajar,
dan bersifat
neuroprotektor. Mineral dalam ASI yaitu zat besi bersama dengan triptofan dan tirosin membentuk neurotransmitter dan membantu sel oligodendrisit
untuk membuat mielin dari kolesterol dan lipid.
18
12
Manfaat pemberian ASI bagi ibu Selain mempunyai banyak manfaat untuk bayi, menyusui juga memberi
keuntungan untuk ibu. Menyusui merangsang uterus untuk berkontraksi kembali ke ukurannya semula, sehingga membantu mengurangi
perdarahan setelah melahirkan. Peningkatan konsentrasi oksitoksin menyebabkan perdarahan post partum berkurang. Menyusui eksklusif
selama 6 bulan akan meningkatkan kadar antibodi ibu sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi setelah melahirkan. Risiko kanker
payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis pasca menopause juga lebih kecil pada ibu menyusui. Pemberian ASI eksklusif juga dapat
meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.
19
2.7 Pengaruh ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Rinitis
ASI mengandung komponen imunologik. Saat awal kehidupan, imunitas bayi masih belum terbentuk dengan sempurna sehingga lebih rentan terkena infeksi.
Namun dengan pemberian ASI eksklusif membuat kerentanan terhadap infeksi berkurang akibat komponen imunologik yang dimilikinya. Kandungan
immunoglobulin yang relatif tinggi pada ASI yaitu sekretori immunoglobulin A sIgA, yang belum dimiliki oleh bayi saat awal kehidupan. sIgA yang terdapat
pada ASI berasal dari imunoglobulin A IgA di dalam sistem imun saluran cerna dan pernafasan maternal yang dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke
kelenjar payudara.
15,20
Gambar 2.1 Proses Pembentukan sIgA Sumber: Lars A Hanson, 2007
20
13
IgA merupakan salah satu sistem imunitas mukosa. Antibodi tersebut dapat mengikat antigen pada mikroorganisme patogen sehingga tidak dapat menempel
pada mukosa dan menghambat perkembangbiakkannya. Hal tersebut membuat mikroorganisme patogen penyebab rinitis seperti virus tidak dapat berikatan
dengan reseptor spesifik yang ada di epitel sehingga tidak dapat berkembangbiak. sIgA tahan terhadap enzim penghancur protein tripsin, pepsin dan keasaman
lambung di saluran cerna bayi. Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar tinggi yang cukup untuk melapisi permukaan mukosa bayi. Selain itu terdapat faktor
pendukung perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
20
Imunoglobulin lainnya yaitu IgM akan ditransfer pada awal kehidupan bayi sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila ibu sudah pernah terpajan
sebelumnya. IgG dimiliki oleh bayi dari transfer melalui plasenta. IgD hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI, sedangkan IgE tidak ada.
20,21
ASI mengandung sel makrofag yang merupakan sel fagosit sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran cerna. Sel makrofag juga
dapat mensintesis komplemen, lisozim, serta laktoferin. Komplemen mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mikroorganisme pada mukosa.
Lisozim yaitu suatu enzim yang diproduksi oleh epitel kelenjar payudara, makrofag, dan neutrofil. Dapat memecah dinding sel bakteri gram positif yang ada
pada mukosa dan menambah aktifitas bakterisid sIgA. ASI mengandung lisozim 300 kali lebih banyak dibandingkan susu sapi.
Laktoferin merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh epitel kelenjar payudara, makrofag, dan
neutrofil. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat besi sehingga pertumbuhan bakteri patogen menjadi terhambat.
15,21
Antioksidan dalam ASI seperti tokoferol- α dan karotin-β merupakan faktor
anti peradangan. ASI juga mengandung glikoprotein, glikolipid, dan oligosakarida yang menghambat perlekatan bakteri patogen pada mukosa dengan cara berikatan
dengan reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus bayi.
20