Patofisiologi Rinitis TINJAUAN PUSTAKA

8 Flora usus tersebut akan menciptakan keadaan asam dalam usus sehingga menekan pertumbuhan kuman patogen. Selain itu laktosa juga akan dirubah menjadi galaktosa untuk membentuk galaktolipid yang penting dalam perkembangan otak. 17,18  Lemak ASI mengandung lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu formula. ASI banyak mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat omega 6, asam α linolenat omega 3, serta derivatnya yaitu asam dokosaheksanoik DHA dan asam arakidonat AA. Asam linoleat omega 6 dan asam α linolenat omega 3 berperan dalam perkembangan otak bayi. Sedangkan AA dan DHA berperan dalam perkembangan jaringan saraf dan retina mata. Susu sapi tidak mempunyai komponen tersebut, sehingga pada beberapa susu sapi ditambahkan AA dan DHA, namun tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Asam lemak jenuh dan tidak jenuh lebih seimbang pada ASI dibandingkan pada susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. 15  Protein Protein yang terkandung dalam ASI terdapat dalam bentuk whey 70 dan kasein 30. Pada ASI lebih banyak protein whey, yang tahan terhadap asam dan mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan pada susu sapi lebih banyak kasein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Protein whey pada ASI terutama mengandung alfalaktalbumin, sedangkan protein whey pada susu sapi adalah betalaktoglobulin. ASI juga mengandung nukleotida yang lebih banyak dibanding susu sapi. Nukleotida ini berperan dalam meningkatkan penyerapan besi, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Asam amino lain yang terkandung dalam ASI yaitu taurin, tirosin, dan triptofan. Taurin ditemukan dalam ASI dengan konsentrasi yang tinggi, sedangkan susu sapi dan susu formula lainnya hanya sedikit mengandung taurin. Taurin berperan sebagai neurotransmitter, pengatur aktivitas sel saraf, menstabilkan dinding sel saraf, dan sebagai antioksidan. Tirosin dan triptofan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter. 9 Neurotransmiter yang dibentuk oleh triptofan yaitu serotonin dan melatonin, sedangkan tirosin membentuk noradrenalin dan dopamin. 15  Vitamin ASI mengandung vitamin A, D, E, dan K. Kandungan vitamin A dan vitamin E tinggi dalam ASI, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Vitamin E salah satu fungsinya yaitu untuk ketahanan dinding sel darah merah. ASI hanya mengandung sedikit vitamin K dan vitamin D. Vitamin K berfungsi sebagai faktor pembekuan. Selain terdapat vitamin larut lemak, ASI juga mempunyai vitamin larut air seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin tersebut. Kadar vitamin B6, B12, dan asam folat rendah pada ibu dengan gizi kurang. Vitamin B6 piridoksin diperlukan untuk membentuk enzim dekarboksilase dan transaminase yang diperlukan dalam metabolisme jaringan saraf serta penting untuk pembentukan DNA. 15,16  Mineral Mineral utama yang terdapat dalam ASI yaitu kalsium. Berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah dibandingkan susu sapi, tetapi tingkat penyerapannya lebih besar. Zat besi yang terdapat dalam ASI juga kadarnya lebih rendah bila dibandingkan dengan susu sapi maupun susu formula yang difortifikasi zat besi. Namun zat besi yang terdapat dalam ASI, 5 kali lebih tinggi penyerapannya. Sehingga bayi yang mendapatkan ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula. 16