Tingkat Inflasi TINJAUAN PUSTAKA

24 1. Hubungan tingkat bunga dengan risiko investasi Seseorang dalam melakukan investasi cenderung untuk menghindar dari kemungkinan menanggung risiko, tetapi tidak ada seorang pun yang terbebas dari risiko Kamaruddin, 2004:4. Timbulnya risiko investasi bersumber dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari salah satu saja. Risiko tingkat bunga merupakan salah satu sumber risiko investasi, terutama jika terjadi kenaikan Kamaruddin, 2004:4. Risiko tingkat bunga, biasanya diukur atas pengaruhnya terhadap nilai sekarang investasi. Rumus nilai sekarang: Sumber: Kamaruddin 2004 Dimana: P t-1 = nilai sekarang sahamobligasi. P t = nilai penjualan akhir periode. C t = arus kas masuk seperti bunga. r = tingkat bunga pasar. Rumus ini memberikan gambaran, jika r tingkat bunga meningkat, nilai investasi sekarang menurun, dan sebaliknya jika tejadi penurunan tingkat bunga, nilai investasi sekarang meningkat Kamaruddin, 2004:5.

E. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu barangdua barang saja tidak disebut P t-1 = P t +C t 1 + r 25 inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga-harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan menaik terus menerus juga karena: musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi. Kenaikan harga semacam itu tidak dianggap sebagai masalah atau penyakit ekonomi dan tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya Boediono, 2001:155. Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang-barang secara umum. Inflasi yang tinggi sering dikaitk an dengan perekonomian “terlalu panas“ overheated, yaitu perekonomian di mana permintaan atas barang dan jasa melampaui kapasitas produksinya, yang akan mendorong kenaikkan harga. Sebagian besar pemerintah menginginkan perjalanan yang baik di dalam kebijakan ekonominya. Mereka berharap dapat mendorong perekonomian yang cukup kuat untuk berproduksi mendekati kapasitas penuhnya, tetapi tidak sampai menciptakan tekanan inflasioner Bodie, Kane, Marcus, 2006:178. Inflation is the rate of charge in prices Dornbursch, et.al, 2004:38. Inflation is the a rise in the general level of prices Mc.Connell L.Brue, 2005:141. Inflation is a continual rise in the price level Colander,2006:529. Inflation, in contrast, is a measure of how fast the average price level is changing over time. Rate of inflation the annual percentage rate of change in the price level Frank Bernanke, 2001:486. 26 Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung 2005:184-187 ada empat indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu. 1. Indeks Harga Konsumen IHK. Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli oleh konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. 2. Indeks Harga Perdagangan Bebas IHPB. Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi. 3. Indeks Harga Implisit IHI. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom menggunakan indeks harga implisit IHI. Perhitungan inflasi berdasarkan IHI dilakukan dengan menghitung perubahan angka indeks. a. Alternatif Dari Indeks Harga Implisit. Menurut Boediono 2001:156-158 ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi, dan penggolongan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita. 27 Penggolongan pertama didasarkan atas “parah“ tidaknya inflasi tersebut, yaitu terdiri dari: 1 Inflasi ringan di bawah 10 setahun 2 Inflasi sedang antara 10-30 setahun 3 Inflasi berat antara 30-100 setahun 4 Hiperinflasi di atas 100 setahun Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi, antara lain: a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation. b. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflation. Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi, yaitu terdiri dari: a Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation. b Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation. 28 Ada beberapa masalah sosial yang timbul jika terjadi inflasi Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2005:184. a Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhana-nya diukur dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap. b Makin Buruknya Distribusi Pendapatan Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. c Terganggunya Stabilitas Ekonomi Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan ini mendorong pembelian barang dan jasa lebih banyak dari yang seharusnya atau biasanya. Tujuannya adalah untuk lebih menghemat pengeluaran konsumsi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa justru dapat meningkat. Bagi produsen perkiraan akan naiknya harga barang dan jasa mendorong mereka menunda penjualan, untuk mendapat keuntungan yang 29 lebih besar. Akibatnya, kelebihan permintaan membesar dan mempercepat laju inflasi. Menurut Tandelilin 2010:342, tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas overheated. Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang purchasing power of money. Disamping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan menurunkan sinyal positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan. Laju inflasi dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : IHK t - IHK t-1 X 100 IHK t-1

F. Produk Domestik Bruto PDB